Berita Terkini :
http://picasion.com/

ARTI PERJUANGAN

Friday, March 16, 2012 | 0 comments

Pada hari ahad sore,10 maret 2012 kami melakukan latihan Tanya jawapb tuk persiapan lomba cerdas ccermat UUD 1945. Ketika kegiatan itu berlangsung,ada seorang peserta yang kesurupan sehingga kegiatan terpaksa dihentikan terlebih dahulu.Adik tersebut kita baawa ke ruang TU guna di istirahatkan,diberikan minyak kayu putih bertujuan agar siuman tapigak ada respon sama sekali.kebetulan pada saat itu saya suruh MQ. Hul (penjaga sekolah)untuk membantu agar cepat siuman,
Beberapa saat kemudian adek ini bangun dari tempat tidur dan mencoba untuk berdiri karena merasa diri seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun,pada saat berjalan persisnya hanya 2 langkah saja adek ini langsung terjatuh ke lantai sehingga kami pun merasa takut, Kira- kira apa yang terjadi,,koq bisa sampe kejadian seperti itu.
Kami berikan minyak kayu putih lagi di sekitar hidungnya agar sepet siuman tapi sama juga gak bangun-bangun juga, kami belajar di sekitarnya tidur,saling Tanya jawab masalah UUD 1945 sambil menuggu dia siuman.
seiring berjalannya waktu,,,,,,Pas udah mulai mulai masuk magrib,,,ia sadarkan diri kebetulan pada saat tersebut pak guru dating sambil bawakan kita kolang kaling yang tanpa gula,setelah itu kami mengambil air wudhu tuk melakukan sholat magrib berjamaah.setekah wudhu kami melaksanakan sholat dengan pak guru sebagai imammnya.
Selse sholat magrib,kami mengulang kembali hafalan yang yang sudah di hafal sampe tiba waktu isya. Tatkala Terdengar Suara ADZAN ISYA DI MAGRIB KAMI melakukan sholat isya berjamaah juga seperti sholat magrib.Setelah itu mnakan malaam baru kemudian di tes kemabali seperti tes yang sebenarnya,,tidak ada yang membawa buku sampai jam 11 malam,baru kemudian disuruh tidur….
Pada saat mau tidur adek yang kesupan tadi sore kembali lagi sehingga kamipun menjaganya tanpa tidur sampe jam 2. Kami dan pak guru ikut menemani menjaga sambil denger cerita pask guru dimasa lalu dan masihat2nya. Lama kemudian adek ini terbangun,,dan kami pun melanjutkan tidur yang tertunda. Kami pun bergegas tidur.
Pada jam 3 kami bangun sholat tahajjudbaru setelah itu mengulang kembali semua materi sampe tarahim subuh.kamipun pergi mandi tapi sebelumnya memetik daun banten dan jarak untuk ditaruh dikepala pada saat mandi yang bertujuan agar kepela kita jadi adem,,tenag dan semangat. Setelah mandi kami melanjutkan sholat subuh berjamaah.
Selesai solat subuh, kami bergegas menyiapkan segala apa yang diperlukan persiapan lomba cerdas cermat.sebelum beangakat kami sarapan pakai nasi bungkus. Kami berangkat jam 07.15 WITA dan sampai di selong jam 08.00 WITA. Sampai Sana Kirain UDAH DI MULAI tahu-tahunya belum. Kami jadi grup yang pertama datang di lokasi lomba.
Acara pembukaan dimulai jam 08.15 WITA yang Acaranya dibuka langsung oleh kepala dikpora lotim. Pda jam 09.00 acara cerdas cermat dimulai,kami mendapat giliran pada session ke-3 yaiutu sekitar jam 10.30 dengan lawan SMAN 1 PERINGGASELA dan SMAN 1 MASBAGIK.
Pada soal tematik kami memperolah point tertinggi namun pada soal pilihan kurang sehingga skor semntaranya adalah 40 point SMAN 1 PERINGGASELA 35 point dan SMAN 1 MASBAGIK 45 point. Pad ababak rebutan kami kalah cepat dibandingkan dengan masbagek sehingga kami jauh ketinggalan sampai habis waktu sehingga dibabak penyisihan yang nelaju ke banak final adalah SMAN 1 MASBAGIK,
Kami pulang Dengan tangan kosong,makan tidak berminat dan sampe adek2 ni ada yang menagis, Ku salute atas perjuangan kalian,,semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari kejadian ini…

BELAJAR + IKHTIAR = TIDAK DAPAT JUARA -> TAQDIR
Continue Reading

Belajar tentang Hewan Tanah

Saturday, March 10, 2012 | 0 comments

 BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Kehidupan organisme tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberdaan dan kepadatan suatu jenis hewan tanah di suatu daeraerah sangat ditentukan keadaan daerah itu. Dengan perkataan lain keberadaaan dan kepadatan populasi suatu jenis organisme tanah disuatu daerah sangant bergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.

Faktor lingkungan abiotik secara garis besarnya dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia.  Faktor fisika anntara lain ialah suhu, kadar air, porositas, dan tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah salinitas, pH, kadar organik tanah, dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat. Pengukuran faktor fisika-kimia tanah dapat dilakukan langsung di lapangan dan ada pula yang hanya dapat diukur di laboratorium. Untuk pengukuran faktor fisika kimia tanah dilaboratorium maka dilakukan pengambilan contoh tanah dan dibawa ke laboratorium.

Faktor lingkungan biotik bagi organisme tanah adalah organisme lain yang juga terdapat dihabitatnya seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan, dan golongan hewan lainnya. Pada komunitas itu enis-jenis organisme itu saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi itu bisa berupa predasi, parasitisme, kompetisi, dan penyakit. Dalam studi ekologi organisme tanah, pengukuran faktor lingkugan abiotik penting dilakukan karena besarnya pengaruh faktor abiotik itu terhadap keberadaan dan kepadatan populasi kelompok organisme ini.

 Dengan dilakukannya pengukuran faktor lingkungan abiotik, maka akan dapat diketahui faktor yang besar pengaruhnya terhadap keberadaan dan kepadatan populasi organisme yang teliti. Pada studi tentang cacing tanah misalnya, pengukuran pH tanah akan dapat memberikan gambaran penyebaran suatu jenis cacing tanah. Cacing tanah yang tidak toleran terhadap asam misalnya, tidak akan ditemui atau sangat rendah kepadatan populasinya pada tanah yang asam. Selain itu pengukuran faktor lingkuingan abiotik pada tempat dimana jenis hewan tanah tinggi kepadatannya akan sangat menolong dalam perencanaan pembudidayaannya.

Tidak pula dapat dipungkiri, bahwa dalam mempelajari ekologi hewan tanah perlu diketahui metoda-metoda pengambilan contoh di lapanagan karena hewan itu relatif kecil dan tercampur dengan tanah. Analisis statistik pun perlu diketahui agar didapat kesimpulan yang sahih dari penelitian yang dilakukan.

Salah satu yang cukup sulit dalam mempelajari ekologi organisme tanah atau ekologi hewan tanah adalah masalah pengenalan jenis. Pada tanah hidup hampir semua golongan hewan mulai dari protozoa sampai mamalia. Seseorang yang mempelajari studi organisme tanah minimal dapat mmengenal kelompok (genera atau famili, minimal ordo) dari organisme tanah yang dipelajarinya. Untuk studi terrtentu haruslah dapat diidentifikasi sampai tingkat jenis (species) dari hewan tanah yang diteliti.

Semua organisme beserta lingkungan nya bersifat dinamis, artinya bahwa diantara mereka selalu terjadi interaksi sehingga menghasilkan perubahan. Setiap organisme, dimana saja berada akan berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan melalui perubahan pada tubuh atau fungsinya, sedangkan lingkungan juga mengalami perubahan melalui proses fisik atau biogeokimia untuk mempertahankan kualitas penunjang kehidupan dan keseimbangan sistem dalam komunitas.

Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain dan semua komponen lingkungan yang dapat dipandang sebagai sumber daya alam untuk keperluan pangan, papan, atau tempat berlindung, sandang, serta kegunaan lain sesuai dengan kebutuhan hidupnya dengan demikian, antar organisme yang satu dengan yang lainnya, serta dengan semua komponen lingkungannya itu mempunyai hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hubungan antar organisme yang satu dengan yang lainnya dan dengan semua komponen lingkungannya sangat kompleks (rumit), dan bersifat timbal balik (Resosoedarmo dkk, 1986). Hubungan yang demikian itu alamiah artinya hubungan yang terjadi secara otomatis pada sistem alam atau sistem ekologi yang dikenal dengan ekosistem.

Menurut Soemarwoto (1983), ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi karena ekosistem (sistem ekologi) itu terbentuk olehj hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya ekosistem juga merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat didalamnya tercangkup organisme tanah dan komponen abiotik yang masing-masing saling mempengaruhi (Resosoedarmo dkk, 1986). Lebih lanjut Resosoedarmo dkk (1986), mengemukakan bahwa ekosistem mempunyai ukuran yang beraneka ragam besarnya bergantung kepad tingkat organisasinya. Oleh karena itu, untuk mengetahui gambaran tentang bentuk, cara dan sifat hubungan antara organisme dengan lingkungan biotik, dan antara organisme dengan lingkungan abiotik, maka diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep ekosistem. Berdasarkan konsep dasar pengetahuan ekologi, komponen li ngkungan yang dimaksud tersebut juga dimanfaatkan komponen ekologi karena setiap komponen

 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian Hewan Tanah?

2.      Apa pengertian Tanah dan pembagiannya?

3.      Bagaimana Peranan Fauna Tanah ?

4.      Bagaimana Keanekaragaman Hewan Tanah?

 

C.    TUJUAN

1.      Mengetahui  pengertian Hewan Tanah.

2.      Mengetahui pengertian Tanah dan pembagiannya

3.      Mengetahui Peranan Fauna Tanah 

4.      Mengetahui Keanekaragaman Hewan Tanah

 

 

 


       BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Hewan Tanah

Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Tanah itu sendiri adalah suatu bentang alam yang tersusun dari bahan-bahan mineral yang merupakan hasil proses pelapukan batuan-batuan, dan bahan organik yang terdiri dari organisme tanah dan hasil pelapukan sisa tumbuh-tumbuhan dan hewan lainnya. Jelaslah bahwa hewan tanah merupakan bagian dari ekosistem tanah. Dengan demikinan kehidupan hewan tanah sangat ditentukan oleh faktor fisika-kimia tanah, karena itu dalam mempelajari ekologi hewan tanah faktor fisika-kimia tanah selalu diukur (Suin, 1989).

Manusia diciptakan dari tanah, hidup diatas tanah dfan makn dari tanah, kemudian setelah mati masuk dan kembali menjadi tanah. Tidak mengherankan jika semua biota (jasad hidup) lain pun, baik berupa sel-sel mikroskopis, tetumbuhan, hingga kehewanan penghuni liang tanah, secra langsung maupun tidak langsung hidupnya tergantung pada tanah. Ilmu yang membahas hubungan biota tanah dengan lingkungannya (ekosistem tanah) disebutr ekologi tanah (Kemas dkk, 2003).

Seluruh kehidupan di alam raya bersama lingkungan secara keseluruhan menyusun eksosfir. Eksosfir yang di huni oleh berbagai komunitas biota yang mandiri serta lingkungan abiotik (anorganik) dan sumber-sumbernya disebut ekosistem. Setiap ekosistem dicirikan oleh adanya kombinasi yang unik antara biota (organisme) dan sumber-sumber abiotik yang berfungsi memelihara kesinambungan aliran energi dan nutrisi (hara) bagi biota tersebut. Semua ekosistem berdasarkan sumber karbonya mempunyai dua tipe biota, yaitu jasad ototrofik yang menggunakan C-organik terutama CO2 sebagai sumber karbonnya, bertindak selaku produsen C-organik dan jasad heterotrofik yang memanfaatkan C-organik sebagai karbonnya, sehingga bertindak selaku konsumen dan dekomposer (perombak). Kemudian, berdasarkan sumber energinya, biota ini dikelompokkan menjadi fototipe yang memperoleh energi dari matahari dan khemotipe yang memperoleh energi melalui mekanisme oksidasi senyawa anorganik atau campurannya (Kemas dkk, 2003).

Biologi (makrobiologi dan mikrobiologi) tanah merupakan studi tentang biota (organisme) yanng hidup dan beraktivitas di dalam tanah,  yang melalui aktivitas metaboliknya, perannya dalam aliran energi dan siklus hara berkaitan erat dengan produksi bahan organik primer (tetanaman).

 Apabila dikaitkan dengan dampak lingkungan baik yang menguntungkan maupun merugikan, keduanya dimediasi oleh proses-proses yang dilakukan mikrobia tanah. Dalam perluasan cakrawalanya, terutama dari aspek mekanistis, mikrobiologi tanah disuplai oleh biokimia tanah. Kedua disiplin ilmu ini pada awalnya lebih menitiukberatkan pada jasad mikroskopis (perlu bantuan mikroskop untuk melihatnya) dalam tanah, namun kemudan berkembang mencakup pula jasad makroskopis (kasat mata) yang hidup dan beraktivitas disekitar tanah serta berpartisipasi dalam menentukan dinamika tanah (Kemas dkk, 2003).

Sekarang biota tanah selain mencakup fauna uniseluler, juga meliputi hewan invertebrata kecil yang hidup dalam liang-liang tanah, disebut mesofauna tanah, yang dapat berukuran mikroskopis atau makroskopisup dalam liang-liang tanah, disebut mesofauna tanah, yang dapat berukuran mikroskopis atau makroskopis. Beberapa protozoa termasuk makroskopis dan banyak algae serta fungi me. Beberapa protozoa termasuk makroskopis dan banyak algae serta fungi membentuk strmbentuk struktur komunal atau filameuktur komunal atau filamentous yang berukuran centimeter hingga desimeter sehingga tidak tepat jika dianggap mikroskopis (Paul daan Clark, 1989).

Mikro dan mesofauna (termasuk invertebrata kecil) lebih berperan penting dalam transformasi bahan organik, dan agak kurang penting dalam kenmampuan enzimatisnya daripada mikroflora (kecuali mikorhiza.  Meskipun fenomena fermentasi spontaneous terhadap jus-jus buah yang menghasilkan minuman anggur dan terhadap susu cair yang menghasilkan asam susu yang telah diselidiki oleh manusia sejak lama, mikrobiologi tanah sebagai suatu ilmu, baru dikenal bersamaan dengan munculnya bakteriologi dan protozoologi.

Pada tahun 1676 seorang ahli lensa grinder belanda antonious van Leeuwenhoek melaporkan adanya hewan-hewan kecil didalam air alamiah dan didalam air cabai. Selama pengamatannya, mikrobia ini timbul dari bahan-bahan tanaman yang sedang membusuk. Atas penemuannya ini, beliau dapat dianggap sebagai bapak mikrobiologi tanah. Namun, gelar ini dapat dibenarkan jika diberikan kepada Serghei Winogradsky (1856-1953) sehubungan  dengan banyaknya kontribusi beliau dalam menaikkan pamor ilmu baru yang hampir tenggelam ini.

Pada separuh akhir abad ke-19 dihasilkan beberapa penemuan tentang proses-proses mikrobial yang memicu pesatnya perkembanghan mikrobiologi tanah, antara lain meliputi fiksasi N-asimbiotik. Penemuan Louis Pasteur (1830-1900) tentang fermentasi mikrobia bermakna spesial karena telah mendorong penelitian intensif tentang metabolisme anaerobik sehingga diketahui bahwa semua bentuk multi seluler dari tanaman dan hewan bergantung pada metabolisme anaerobik ini. Beberapa bakteri tanah dapat hidup hanya dari metabolisme anaerobik, sedangkan yang lain hanya dari metabolik aerobik, serta ada pula yang dapat melaksanakan kedua-keduanya tergantung kondisi. Beberapa murid Pasteur mengemukakan bahwa ragi (yeast) terlibat dalm fermentasi. Pasteur mendemonstrasikan bahwa produksi alkohol dan asam-asam organik oleh mikroorganisme terkait dengan suatu metabolisme basal yang memungkinkan terjadinya kehidupan pada kondisi tanpa udara. Buchner (1897) menunjukkan bahwa sel-sel ragi dapat dipecah-pecah  untuk menghasilkan suatu sel-bebas cairan yang mampu memicu terjadinya fermentasi alkoholik, yang merupakan suatu temuan yang mendorong enzimologi mikrobial.

Linnaeus (1707-1778) menyusun Binomial taxonomy untuk memperkenalkan keberadaan bentuk-bentuk kehidupan mikroskopis, tetapi mengelompopkkan semua mikrobia dalam kelompok takson yang disebutnya chaos(membingungkan). Meskipun demikian, hal ini merupakan dasar bagi perkembangan taksonomi mikrobial secara lebih sistematis seperti sekarang ini.

Pada awal abad ke-20, beberapa penemuan baru telah lebih mempertegas eksistensi Mikrobiologi Tanah dengan penekanan pada tiga bidang kajian, yaitu fiksasi N-simbiotik, dekomposisi bahan organik, dan transformasi N mineral. Pada periode ini juga telah terjadi peningkatan fiksasi N asimbiotik melalui praktik inokulasi biota penghasil enzim nitrogenase kedalam tanah.

Ruang lingkup mikrobiologi tanah tercerminkan oleh publikasi dalam Soil Science Society of American Journal divisi III selama tahun  1946-1985 yang terbagi enam kategori, yaitu Miscellaneous (meliputi fauna, rhizofir, enzim, sensus kuantitas biota, antibiotik mikoriza dll), struktur tanah, mikrobiologi pestisida, bahan organik dan residunya, transformasi N dan fiksasi dinitrogen.

B.     Tanah

Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bertahan hidup tanpa ada lapisan tanah. Lapisan tanah juga menyediakan bahan-bahan makanan dan mineral guna pertumbuhan tanaman. Tumbuhan kemudian dimanfaatkan hewan dan manusia.

1.      Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan

Tanah terdiri atas batuan-batuan dan sisa makhluk hidup yang telah lama mati. Batuan ini lama-kelamaan mengalamipelapukan. Batuan yang lapuk dan sisa makhluk hidup yang telah mati ini akan terurai menjadi tanah oleh bakteri pengurai. Pelapukan batuan dapat pula disebabkan oleh cuaca yang berubah-ubah. Lumut pun yang dapat merusak batuan.

2.      Bagian-Bagian Tanah

Tanah merupakan bagian dari kerak Bumi. Kerak Bumi terdiri atas lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan batuan induk.

a.       Lapisan atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Lapisan itu merupakan tanah yang paling subur.

b.      Lapisan tengah, terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat.

c.       Lapisan bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna.

d.      Lapisan batuan induk, berupa bebatuan yang padat. Jika kamu ingin mengetahui susunan lapisan tanah di lingkungan sekitarmu, lakukanlah kegiatan berikut.

Tanah mengandung tiga fase yaitu fase padat, cair, dan gas. Fase padat terdiri dari bahan organik (sisa tumbuhan,sisa hewan, dan sisa organisme tanah), dan bahan anorganik (pecahan batu-batuan, mineral tanah, dan senyawa hasil pelapukan). Fase cair adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah, sedangkan fase gas adalah udara yang mengisi ruang pori tanah yang tidak diisi oleh air, ketiga fase dari bagian tanah itu dapat ditaksir banyaknya (Suin, 1989).

Komponen dari biota tanah adalah akar tanaman, mikrobia (bakteri, aktinomycetes,fungi, dan alga), mikrofauna (protozoa), meso dan makrofauna  (Metting, 1993;Killham,1994). Pada Tabel 1 disajikan perkiraan biomassa komponen biota tanahyang utama di tanah  dengan vegetasi rumput di daerah temperate.

C.    Peranan Fauna Tanah 

Salah satu organisme penghuni tanah yang berperan sangat besar dalam perbaikan kesuburan tanah adalah fauna tanah. Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan dengan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah. Makrofauna tanah mempunyai peranan penting dalam dekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan unsur hara. Makrofauna akan meremah-remah substansi nabati yang mati, kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran. Secara umum, keberadaan aneka macam fauna tanah pada tanah yang tidak terganggu seperti padang rumput, karena siklus hara berlangsung secara kontinyu. Arief (2001), menyebutkan, terdapat suatu peningkatan nyata pada siklus hara, terutama nitrogen pada lahan-lahan yang ditambahkan mesofauna tanah sebesar 20%-50%. 

Fauna tanah memainkan peranan yang sangat penting dalam pembusukan zat atau bahan-bahan organik dengan cara : 

1.      Menghancurkan jaringan secara fisik dan meningkatkan ketersediaan daerah bagi aktifitas bakteri dan jamur

2.      Melakukan pembusukan pada bahan pilihan seperti gula, sellulosa dan sejenis lignin

3.      Merubah sisa-sisa tumbuhan menjadi humus,

4.      Menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas,

5.      Membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral tanah. 

Meskipun fauna tanah khususnya mesofauna tanah sebagai penghasil senyawa-senyawa organik tanah dalam ekosistem tanah, namun bukan berarti berfungsi sebagai subsistem produsen. Tetapi, peranan ini merupakan nilai tambah dari mesofauna sebagai subsistem konsumen dan subsistem dekomposisi. Sebagai subsistem dekomposisi, mesofauna sebagai organisme perombak awal bahan makanan, serasah, dan bahan organik lainnya (seperti kayu dan akar) mengkonsumsi bahan-bahan tersebut dengan cara melumatkan dan mengunyah bahan-bahan tersebut. Mesofauna tanah akan melumat bahan dan mencampurkan dengan sisa-sisa bahan organik lainnya, sehingga menjadi fragmen berukuran kecil yang siap untuk didekomposisi oleh mikrobio tanah (Arief, 2001). Tarumingkeng (2000), menyebutkan bahwa dalam suatu habitat hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata. 

Organisme-organisme yang berkedudukan di dalam tanah sanggup mengadakan perubahan-perubahan besar di dalam tanah, terutama dalam lapisan atas (top soil), di mana terdapat akar-akar tanaman dan perolehan bahan makanan yang mudah. Akar-akar tanaman yang mati dengan cepat dapat dibusukkan oleh fungi, bakteria dan golongan-golongan organisme lainnya (Sutedjo dkk., 1996).

Serangga pemakan bahan organik yang mambusuk, membantu merubah zat-zat yang membusuk menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Banyak jenis serangga yang meluangkan sebagian atau seluruh hidup mereka di dalam tanah. Tanah tersebut memberikan serangga suatu pemukiman atau sarang, pertahanan dan seringkali makanan. Tanah tersebut diterobos sedemikian rupa sehingga tanah menjadi lebih mengandung udara, tanah juga dapat diperkaya oleh hasil ekskresi dan tubuh-tubuh serangga yang mati.

Serangga tanah memperbaiki sifat fisik tanah dan menambah kandungan bahan organiknya (Borror dkk., 1992). Wallwork (1976), menegaskan bahwa serangga tanah juga berfungsi sebagai perombak material tanaman dan penghancur kayu. Szujecki (1987) dalam Rahmawaty (2000), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan serangga tanah di hutan, adalah: 

1.      Struktur tanah berpengaruh pada gerakan dan penetrasi

2.      kelembaban tanah dan kandungan hara berpengaruh terhadap perkembangan dalam daur hidup

3.      suhu tanah mempengaruhi peletakan telur; 4) cahaya dan tata udara mempengaruhi kegiatannya.

Suhardjono (2000), menyebutkan pada sebagian besar populasi Collembola tertentu, merupakan pemakan mikoriza akar yang dapat merangsang pertumbuhan simbion dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Di samping itu, Collembola juga dapat berfungsi menurunkan kemungkinan timbulnya penyakit yang disebabkan oleh jamur. Collembola juga dapat dijadikan sebagai indikator terhadap dampak penggunaan herbisida. Pada tanah yang tercemar oleh herbisida jumlah Collembola yang ada jauh lebih sedikit dibandingkan pada lahan yang tidak tercemar. 

Keanekaragaman fauna tanah pada musim atau tipe permukaan tanah yang berbeda memiliki perbedaan. Hal ini dapat diketahui dari hasil penelitian Suhardjono dkk. (1997), yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan keanekaragaman suku yang tertangkap pada musim dan lokasi yang berbeda. Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Mercianto dkk. (1997), diketahui bahwa pada keanekaragaman tegakan yang berbeda terdapat perbedaan mengenai keanekaragaman jumlah suku dari serangga tanah (tegakan Dipterocarpaceae dan Palmae, tegakan Dipterocarpaceae, serta tegakan Dipterocarpaceae dan Rosaceae).

 

D.    Keanekaragaman Fauna Tanah 

Pengelompokan terhadap fauna tanah sangat beragam, mulai dari Protozoa, Rotifera, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, hingga Vertebrata. Fauna tanah dapat dikelompokkan atas dasar ukuran tubuhnya, kehadirannya di tanah, habitat yang dipilihnya dan kegiatan makannya. Berdasarkan kehadirannya, fauna tanah dibagi atas kelompok transien, temporer, periodik dan permanen. Berdasarkan habitatnya fauna tanah digolongkan menjadi golongan epigeon, hemiedafon dan eudafon. Fauna epigeon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan di permukaan tanah, hemiedafon pada lapisan organik tanah, dan yang eudafon hidup pada tanah lapisan mineral. Berdasarkan kegiatan makannya fauna tanah ada yang bersifat herbivora, saprovora, fungifora dan predator (Suin, 1997). Sedangkan fauna tanah berdasarkan ukuran tubuhnya menurut Wallwork μ - 1 cm) dan makrofauna (lebih dari 1 cm). Menurut Suhardjono dan Adisoemarto (1997), berdasarkan ukuran tubuh fauna tanah dikelompokkan menjadi: 

Mikrofauna adalah kelompok binatang yang berukuran tubuhü < 0.15 mm, seperti: Protozoa dan stadium pradewasa beberapa kelompok lain misalnya Nematoda,  Mesofauna adalah kelompok yang berukuran tubuh 0.16 – 10.4 mm dan merupakan     kelompok terbesar dibanding kedua kelompok lainnya, seperti: Insekta, Arachnida, Diplopoda, Chilopoda, Nematoda, Mollusca, dan bentuk pradewasa dari beberapa binatang lainnya seperti kaki seribu dan kalajengking.

Makrofauna adalah kelompok binatang yang berukuran panjang tubuhü > 10.5 mm, sperti: Insekta, Crustaceae, Chilopoda, Diplopoda, Mollusca, dan termasuk juga vertebrata kecil. Odum (1998), menyebutkan bahwa mesofauna tanah meliputi nematoda, cacing-cacing oligochaeta kecil enchytracid, larva serangga yang lebih kecil dan terutama apa yang secara bebas disebut mikroarthropoda; dari yang akhir, tungau-tungau tanah (Acarina) dan springtail (Collembola) seringkali merupakan bentuk-bentuk yang paling banyak tetap tinggal dalam tanah.

Beberapa contoh organisme yang khas yang diambil dari tanah dengan menggunakan alat yang dikenal dengan corong Barlese atau corong Tullgren yang serupa, diantaranya : dua kutu oribatida (Elulomannia, Pelops); proturan (Mikroentoman); japygida (Japyx); thysanoptera; simpilan (Scolopendrella); pauropoda (Pauropus); kumbang pembajak (Staphylinidae); springtail atau collembola (Entomobrya); kalajengking semu (cheloneathid); miliped (diplopoda); centipede (chilopoda); larva kumbang scarabarida atau “grub”. 

Menurut Hole (1981) dalam Rahmawaty (2000), fauna tanah dibagi menjadi dua golongan berdasarkan caranya mempengaruhi sistem tanah, yaitu: 
Binatang eksopedonik (mempengaruhi dari luar tanah), golongan ini mencakup binatang-binatang berukuran besar, sebagian besar tidak menghuni sistem tanah, meliputi Kelas Mammalia, Aves, Reptilia, dan Amphibia.

Binatang endopedonik (mempengaruhi dari dalam tanah), golongan ini mencakup binatang-binatang berukuran kecil sampai sedang (diameter < 1 cm), umumnya tinggal di dalam sistem tanah dan mempengaruhi penampilannya dari sisi dalam, meliputi Kelas Hexapoda, Myriopoda, Arachnida, Crustacea, Tardigrada, Onychopora, Oligochaeta, Hirudinea, dan Gastropoda.

Mesofauna tanah merupakan penghuni lingkungan tanah yang memberikan sumbangan energi dari suatu ekosistem. Hal ini disebabkan karena kelompok fauna tanah dapat melakukan penghancuran terhadap materi tumbuhan dan fauna yang telah mati. Dalam Wallwork (1976), menyebutkan serangga tanah berfungsi sebagai perombak material tanaman dan penghancur kayu. 

 


 

BAB III

PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Tanah itu sendiri adalah suatu bentang alam yang tersusun dari bahan-bahan mineral yang merupakan hasil proses pelapukan batuan-batuan, dan bahan organik yang terdiri dari organisme tanah dan hasil pelapukan sisa tumbuh-tumbuhan dan hewan lainnya.

Fauna tanah memainkan peranan yang sangat penting dalam pembusukan zat atau bahan-bahan organik dengan cara : 

1.      Menghancurkan jaringan secara fisik dan meningkatkan ketersediaan daerah bagi aktifitas bakteri dan jamur

2.      Melakukan pembusukan pada bahan pilihan seperti gula, sellulosa dan sejenis lignin,

3.      Merubah sisa-sisa tumbuhan menjadi humus

4.      Menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas

5.      Membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral
Tanah.    

Fauna tanah dikelompokkan menjadi: 

1.      Mikrofauna adalah kelompok binatang yang berukuran tubuh < 0.15 mm, seperti: Protozoa dan stadium pradewasa beberapa kelompok lain misalnya Nematoda, 

2.      Mesofauna adala kelompok yang berukuran tubuh 0.16 – 10.4 mm dan merupakan     kelompok terbesar dibanding kedua kelompok lainnya, seperti: Insekta, Arachnida, Diplopoda, Chilopoda, Nematoda, Mollusca, dan bentuk pradewasa dari beberapa binatang lainnya seperti kaki seribu dan kalajengking, 

3.      Makrofauna adalah kelompok binatang yang berukuran panjang tubuh > 10.5 mm, sperti: Insekta, Crustaceae, Chilopoda, Diplopoda, Mollusca, dan termasuk juga vertebrata kecil. 


 

B.     SARAN

Makalah yang kami buat belum sempurna  sesuai yang diharapkan. Masih terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan.Karena, kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf / kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT semata.

Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa mendatang



DAFTAR PUSTAKA

 

Ludwig J. A. and J. F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology : Primer Methods and Computing. John Wiley and Sons Inc. new York.

Odum, E. P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Terjemahan Tjahjono Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Suhardjono, Y. R. 2000. Collembola Tanah : Peran dan Pengelolaannya. Lokakarya Sehari Peran Taksonomi dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Depok. 

Suin, N. M. 1997. Ekologi Fauna tanah. Bumi Aksara. Jakarta. 

Supardi, I. 1994. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Alumni. Bandung

 

 

 

Continue Reading

Mengenal Nahdlatul Wathan Dan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah

| 0 comments

 BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Untuk dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai sejarah pertumbuhan dan perkembangan perguruan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) reformasi pendidikan Agama dengan menggunakan sistem persekolahan di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat, lebih dahulu hendaknya dapat dipahami bahwa keadaan dan sifatnya adalah sangat identik dengan keadaan pendidikan Agama Islam di Pulau Lombok sebelum lahirnya perguruan NWDI ini, sebab sistim pendidikan dan pengajaran Agama pada waktu itu semata-mata menunjukkan adanya kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang menimbulkan kepanikan tanpa mempunyai alasan yang cukup kuat.



Akibat dari timbulnya suatu lembaga pendidikan Agama yang mempunyai I’tikad baik yang selalu dihadapkan dengan problema-problema yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan agama Islam, menyebabkan pula mutu ilmu pengetahuan Agama masih terus berkisar pada tahap permulaan yaitu belajar membaca Al-Qur’an, dasar-dasar kepercayaan (keimanan) dasar-dasar hukum dan peribadatan menggunakan kitab-kitab berbahasa Melayu seperti kitab-kitab sifat Duapuluh, Masa’ilulmuhtadi, Perukunan, Sabilalmuhtadi, Sairussalikin dan lainnya. Selain itu juga digunakan kitab-kitab berbahasa Arab yang sifatnya masih juga terbatas menggunakan kitab-kitab Matnul Ajjurumiyah, Syarh Dahlan, Mutammimah, Matan Sanusi, fathulqorib, fathulmu’in dan lainnya.

Sebelum adanya perguruan NWDI ini, pernah didirikan 2 (dua) buah lembaga perguruan Agama Islam masing-masing bertempat di Labuhan Haji bernama AL-IRSYADIYAH dan di Ampenan bernama DARUL ULUM. Kedua buah lembaga perguruan Agama ini didirikan oleh beberapa orang Arab; akan tetapi disebabkan karena situasi yang kurang memungkinkan, maka didalam waktu yang relatif singkat kedua perguruan Agama tersebut harus ditutup dan dibubarkan.

Menjelang beberapa waktu kemudian barulah lembaga perguruan NWDI didirikan di Kampung Bermi Desa Pancor Selong Lombok Timur. NWDI sebagai suatu lembaga perguruan Islam yang mendasarkan ajaran dan pengajarannya pada aliran terbesar yang hidup di masyarakat Indonesia yaitu Ahlussunnah Wal Jama’ah Ala Mazhabil Imam Asysyafi’i R.A, dan kemudian Nahdlatul Wathan (NW) sebagai suatu organisasi  pendidikan Sosial dan Dakwah yang berfungsi koordinator dan penerus adalah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, lebih-lebih dengan pendirinya K.H.M. ZAINUDDIN ABDUL MADJID yang terkenal sebagai salah seorang tokoh Ulama’ besar yang banyak menumpahkan perhatian serta menggunakan sebagian besar waktunya untuk membangun mental masyarakat melalui da’wah, membuka pengajian-pengajian umum disebagian Masjid yang ada di Pulau Lombok baik di waktu siang maupun di waktu malam. Dengan ketekunannya merintis Pemberantasan Buta Agama (P.B.A), patutlah apabila Beliau banyak memperoleh gelar dari masyarakat sebagai suatu penghormatan dan penghargaan yang diantaranya dengan sebutan “TUAN GURU BAJANG; ABUL MADARIS WAL MASAJID; TUAN GURU DATO’; MAULANASYAIKH dan lain sebagainya”. Untuk mempermudah pengertian memahami kandungan sejarah ringkas perguruan ini penyusunannya di usahakan dengan menggunakan sistimatika beruntun phase demi phase, di analogkan menurut situasi daerah Pulau Lombok yang menurut sejarahnya telah mengalami beberapa phase pemerintahan. Diantaranya ialah keadaan pendidikan Agama Islam di Pulau Lombok ; Pulau Lombok selayang pandang; dan selanjutnya reaksi dan tanggapan masyarakat atas adanya I’tikad pembaharuan sistim pendidikan Agama sehubungan dengan aktifitas tokoh-tokoh Ulama’ pada waktu itu sehingga akan dapat suatu kesimpulan yang didasarkan pada kenyataan yang riil dengan tidak mengurangi arti dari aktifitas serta kegiatan-kegiatan lembaga-lembaga pendidikan  Agama yang ada sebelum ataupun sesudah NWDI ini.

 

2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami mencoba mengangkat permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1.      Menjelaskan pengertian Nahdlatul Wathan

2.      Mengetahui proses Legalitasi Nahdlatul Wathan

3.      Menjelaskan dan memahami Aqidah, Asas dan Tujuan Nahdlatul Wathan

4.      Menjelaskan konsep Kiprah Organisasi Nahdlatul Wathan

5.      Mengetahui Struktur Organisasi, Struktur Pengurus dan Badan-Badan Otonom Nahdlatul Wathan

6.      Menjelaskan ma’na Lambang Organisasi Nahdlatul Wathan

 

 

3. Tujuan Permasalahan

Makalah ini disusun dengan tujuan tidak lain adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pendidikan atau ilmu pengetahuan kita semua, dan bertujuan agar pembacanya dan kami sendiri sebagai penulis dapat mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang perkembangan organisasi Nahdlatul Wathan  baik masa hayat Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid maupun masa-masa yang akan datang setelah wafatnya Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

      

BAB II

PEMBAHASAN

 

1.      Pengertian Nahdlatul Wathan (NW)

Nahdlatul Wathan adalah suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial, berdasarkan Islam. Nahdlatul Wathan berasal dari dua kata bahasa Arab, yaitu: “Nahdlah” dan “Al-Wathan”. Nahdlah berarti kebangkitan pergerakan, pembangunan. Al-Wathan berarti tanah air atau Negara. Jadi menurut pengertian bahasa (etimologi) Nahdlatul Wathan berarti kebangkitan tanah air, pembangunan negara atau membangun negara.Sedangkan pengertian menurut istilah (terminologi) adalah organisasi islam ahlussunnah wal jama’ah ‘ala mazhabil imamisy syafi’i R.A di dirikan di Pancor Lombok Timur Nusa Tenggara Barat oleh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1953 M dan memusatkan kegiatannya dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah islamiyah. Dengan akte notaris No. 48 yang dibuat untuk pertama kalinya di hadapan pembantu jabatan sekretaris daerah Lombok, Hendrik Alexander Malada sebagai notaris di Mataram. Dalam rangka menyempurnakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi ini di buat untuk kedua kalinya akte notaris No. 50 di hadapan notaris pengganti Sie Ik Tiong di Jakarta pada tanggal 25 Juli 1960 dengan pengakuan dan penetapan Menteri Kehakiman pada tanggal 17 Oktober 1960, No. J.A.5/105/5 serta memuatnya di dalam tambahan berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Nopember 1960 No. 90.

 

2.      Legalitas Organisasi

Sebagai sebuah organisasi formal, eksistensi Nahdlatul Wathan mendapat legalitas yuridis formal berdasarkan Akte Nomor 48 tahun 1957 yang dibuat dan disahkan oleh Notaris pembantu Hendrix Alexander Malada di Mataram. Akte ini bersifat sementara, karena wilayah yurisdiksinya hanya di Pulau Lombok, sehingga tidak memungkinkan untuk mengembangkan organisasi ke luar wilayah yurisdiksinya tersebut.

Untuk itu, dibuat Akte Nomor 50, tanggal 25 Juli 1960, dihadapan Notaris Sie Ik Tiong di Jakarta. Kemudian pengakuan dan penetapan juga diberikan oleh Menteri Kahakiman Republik Indonesia no. J.A. 5/105/5 tanggal 17 Oktober 1960, dan dibuat dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 90, tanggal 8 November 1960.

Dengan legalitas akte kedua ini, maka organisasi Nahdlatul Wathan mempunyai kekuatan hukum tetap untuk mengembangkan organisasinya ke seluruh wilayah Negara Republik Indonesia dari Sabang sampai Marauke, sehingga setelah tahun 1960, maka terbentuklah pengurus Nahdlatul Wathan di Bali, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lainnya, bahkan sampai ke daerah Riau dengan status perwakilan.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang keoormasan yang antara lain berisi tentang penerapan Asas tunggal bagi semua organisasi kemasyarakatan, maka Nahdlatul Wathan dalam Muktamar ke-8 di Pancor, Lombok Timur pada tanggal 15-16 Jumadil Akhir 1406 H atau tanggal 24-25 Februari 1985 M mengadakan peninjauan dan penyempurnaan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ini kemudian di kukuhkan dengan Akte Nomor 32, juga tanggal 15 Februari 1987 M, yang dibuat dan disahkan oleh wakil Notaris sementara Abdurrahim, SH. di Mataram.

Dengan demikian, maka jelaslah eksistensi dan legalitas formal organisasi Nahdlatul Wathan sebagai sebuah organisasi sosial kemasyarakatan.

 

3. Aqidah, Asas dan Tujuan Nahdlatul Wathan

Organisasi Nahdlatul Wathan menganut faham Aqidah Islam  Ahlussunnah Wal Jama’ah ’Ala Mazhabi Al-Imam Asysyafi’i r.a.dan berasaskan Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985. sejak awal berdirinya, organisasi berasaskan islam dan kekeluargaan. Asasnya berlaku hingga muktamar ke-3, dan kemudian diganti dengan Islam Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama’ah ‘Ala Madzhib Al-Imam Al-Syafi’i. perubahan ini terjadi mengingat khittah perjuangan kedua Madrasah induk, NWDI dan NBDI.

Adapun sebagai landasan argumentasi Nahdlatul Wathan menganut aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah dan bermazhab Imam Syafi’i r.a. adalah sebagai berikut:

1.            sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam al-Bukhari dalam Tarikh al-Kabir, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Imam, Abu Dawud, Ibn Huzaimah, Ibn Hibban dan lain-lain.

 

ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺒﺎ ﻠﺴﻮﺍﺪ ﺍﻷ ﻋﻅﻢ ﻮ ﻴﺪ ﺍﷲ ﻤﻊ ﺍﻠﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﻤﻦ ﺸﺫ ﺸﺫ ﻓﻰ ﺍﻠﻧﺎﺮ ﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﺘﺮﻤﺫﻯ﴾

 

“Hendaklah kamu bersama golongan terbesar [mayoritas] dan pertolongan allah selalu bersama golongan mayoritas, maka barangsiapa yang memisahkan diri [dari komunitas jama’ah] maka mereka termasuk dalam golongan orang-orang ahli neraka”.(HR. tirmidzi)

 

ﻠﻦ ﺘﺠﺘﻣﻊ ﺃﻣﺘﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻠﺿﻼﻠﺔ ﺃﺒﺩﺍ ﻓﻌﻠﻳﻜﻢ ﺒﺎﻠﺟﻣﺎﻋﺔ ﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﻄﺒﺮﺍﻨﻰ﴾

 

“Allah tidak menghimpun ummat ini dalam kesesatan selama-lamanya dan pertolongan allah selalu bersama golongan mayoritas”.(HR.al-thabrani)

2.            ummat Islam Indonesia sejak awal telah menganut aqidah ahlussunnah wal jama’ah dan menganut madzhab Syafi’i sejak mazhab masuk ke Indonesia.

3.            madzhab Syafi’i dilihat dari segi sumber atau dasarnya, lebih unggul dibandingkan dengan madzhab-madzhab yang lain.

4.            jumhur Ulama’ Ushul menandaskan bahwa orang yang belum sampai tingkatan ilmunya pada tingkatan mujtahid muthlaq maka wajib bertaqlid kepada salah satu madzhab empat dalam masalah furu’ syri’ah.

Asas dan tujuan organisasi Nahdlatul Wathan (NW) di sebut dan termuat sebelum Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 pasal 3 III diberlakukan. Anggaran Dasarnya yang berbunyi sebagai berikut:

Asas          : Organisasi ini berasaskan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah Ala Mazhabil  Imam Asysyafi’i r.a.

Tujuan       : Li I’lai kalimatillah wal izzul islam wal muslimin dalam rangka mencapai keselamatan serta kebahagian hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah ‘Ala Madzhabi Al-Imam Asy-Syafi’i r.a

Dalam upaya mencapai tujuan organisasi diatas, di tetapkan ruang lingkup usaha organisasi Nahdlatul Wathan seperti termuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, yang berbunyi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran melalui Pondok Pesantren, Diniyah, Madrasah/Sekolah di tingkat Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi, kursus-kursus, serta meningkatkan dan menyempurnakan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan.

2. Menyelenggarakan kegiatan sosial seperti menyelenggarakan Panti Asuhan, Asuhan Keluarga, Rubath/Pondok/Asrama Pelajar/ Mahasiswa, Pos Kesehatan Pondok Pesantren (POSKESTREN), balai pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), klinik keluarga sejahtera dan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan dakwah Islamiyah melalui pengajian (majelis dakwah/majelis ta’lim) tabligh, penerbitan, mengembangkan pusat informasi Pondok Pesantren dan media lainnya.

4. Memelihara ukhuwah Islamiyah dan perdamaian dalam masyarakat

5. Menghidupsuburkan masyarakat tolong menolong, mempertinggi amal sosial dan amal jariah.

6.. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan tidak merugikan Nahdlatul Wathan dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia.

Dari usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi Nahdlatul Wathan diatas, terlihat bahwa organisasi bergerak di bidang pendidikan, sosial dan dakwah.

 

4. Kiprah Organisasi Nahdlatul Wathan

a). Bidang Pendidikan

Bidang pendidikan merupakan basis pertama dari gerakan Nahdlatul Wathan. Hal ini dapat dilihat dari upaya Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam membentuk kader-kader Nahdlatul Wathan yang mempunyai basis keilmuan yang seimbang antara ilmu agama dan pengetahuan umum. Sebagai basis argumentasi dari tesis ini adalah klasifikasi ilmu pengetahuan yang diajukan oleh Tuan Guru Kyai haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Menurutnya ilmu-ilmu itu secara keseluruhan terbagi manjadi dua, yakni ilmu Syari’ah dan ilmu Syara’. Perbedaan diantara keduanya terletak pada peletak dasarnya. Yang pertama peletak dasarnya adalah Syar’i (yakni Allah SWT) dan khusus menyangkut kisaran Syari’ah, sedangkan yang terakhir bisa saja peletak dasarnya adalah Allah SWT atau bukan, akan tetapi menuntut dan mendalaminya diperbolehkan oleh Syari’ah.

Kebutuhan serta hajat Masyarakat yang semakin besar dalam bidang pendidikan, tampaknya merupakan salah satu pendorong bagi Nahdlatul Wathan untuk berupaya meningkatkan diri dalam pengelola pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan Madrasah dan Sekolah di lingkungan Nahdlatul Wathan terus mengalami peningkatan, baik dalam jumlah dan jenis Sekolah, tingkatan atau jenjang pendidikannya, maupun kurikulum yang digunakan terutama yang berada di komplek NWDI dan NBDI Pancor.

Pada tahun ajaran 1952/1953, di resmiakan Madrasah Mu’allimin 4 tahun dan Madrasah Mu’allimat 4 tahun, Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) dan Sekolah Menengah Islam (SMI).

Dibukanya Madrasah/Sekolah tingkat lanjutan tersebut di maksudkan untuk menampung para lulusan Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun dan Sekolah Rakyat Negeri (SRN) 6 tahun.

Pada tahun ajaran 1955/1956 dibuka madrasah Muballighin dan Muballighat sebagai tempat membina kader penerus perjuangan Nahdlatul Wathan, namun hanya berjalan dua tahun. Pada tahun 1957 dibuka Madrasah Mu’allimin 6 tahun dan Madrasah Mu’allimat 6 tahun yang populer dengan sebutan NWDI lanjutan dan NBDI lanjutan. Pada tahun 1959 diresmikan berdirinya Madrasah Menengah Atas (MMA), Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan Pendidikan Guru Agama Lengkap (PGAL). Pada tahun 1964 didirikan Akademi Paedagogik Nahdlatul Wathan. Akademi berjalan beberapa tahun di Pancor, kemudian tidak lama setelah di pindahkan ke Mataram, akademi ini tidak melakukan kegiatan lagi.

Perkembangan lembaga pendidikan di lingkungan Nahdlatul Wathan dari tahun ke tahun menunjukkan kemajuan, tidak hanya tingkat menengah, tetapi juga tingkat perguruan tinggi, tentu saja karena hajat Masyarakat untuk menikmati pendidikan semakin besar. Maka pada tahun 1965 di buka perguruan tinggi Ma’had Darul Qur’an Wal Hadist Al Majidiyah Asy Syafi’iyah Nahdlatul Wathan yang Mahasiswanya khusus Pria dan Ma'had Lil Banat yang dikhususkan untuk Wanita, dibuka pada tahun 1974. Perguruan tinggi tersebut menggunakan kurikulum dengan perbandingan 90 % agama dan 10 % umum. Pada tahun 1974 juga didirikan SMP, SMA dan satu sekolah kejuruan, yaitu SPG.

Pada tahun 1977 didirikan universitas HAMZANWADI, Hamzanwadi adalah singkatan dari “Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah”.

Universitas HAMZANWADI ini pada awal mulanya membuka dua Fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Dalam perkembangan selanjutnya Fakultas Ilmu Pendidikan ini berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) HAMZANWADI. Kemudian pada tahun 1981 dibuka Fakultas Syri’ah, dan pada tahun 1987 dibuka Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) HAMZANWADI. Kesemuanya ini berada di Kota kelahiran NWDI, NBDI dan NW, Pancor Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Dalam rangka pengembangan perguruan tinggi dilingkungan organisasi Nahdlatul Wathan, yang tidak hanya berada di Pancor, maka pada tahun akademik 1987/1988, diresmikan berdirinya Unuversitas Nahdlatul Wathan yang berkedudukan di Mataram ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Untuk tahap pertama dibuka empat Fakultas yaitu:

Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Perkebunan, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK) dan Fakultas Sastra (Indonesia, Arab dan Inggris).

Suatu hal yang diketahui, bahwa cirri khas pendidikan dilingkungan Nahdlatul Wathan, disamping menggunakn kurikulum pemerintah (Departemen Agama dan Dep.Dikbud) juga ditambah dengan pengetahuan Agama dari kitab-kitab tauhid Ahlussunnah Wal Jama’ah dan kitab-kitab Fiqh Syfi’iyah, karena sesuai dengan anggaran dasar, bahwa Nahdlatul Wathan menganut faham Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah ‘Ala Mazhabil Imamisy Syfi’i, demikian pula pelajaran ke NW-an diberikan sebagai satu mata pelajaran wajib.

Pada tahun 1973 Nahdlatul Wathan telah memiliki 360 Madrasah dan Sekolah dan pada tahun 1986 yaitu tiga puluh tiga tahun setelah organisasi ini lahir, telah berdiri 407 buah Madrasah dan Sekolah dengan berbagai jenis dan tingkatan mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Dipusat Nahdlatul Wathan sendiri sebagai tempat lahirnya organisasi tersebut, telah berdiri sejumlah bangunan Sekolah atau Madrasah diatas tanah seluas 17 hektar. Bangunan tersebut semuanya permanent, diantaranya gedung Madrasah NWDI, Madrasah NBDI, Taman Kanak-Kanak, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin, Madrasah Tsanawiyah Mu’allimat, Madrasah Aliyah Mu’allimin, Madrasah Aliyah Mu’allimat, Madrasah Aliyah Keagamaan Putra, Madrasah Aliyah Keagamaan Putri, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMP, SMA, Institut Agama Islam HAMZANWADI (IAIH), Perpustakaan Birrul Walidain, Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits, STKIP HAMZANWADI, Asrama Pelajar, Asrama Panti Asuhan Darul Aitam, Mushalla-Mushalla dan beberapa buah Gedung Perkantoran.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka  Nahdlatul Wathan sebagai organisasi Islam yang melibatkan diri dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah islamiyah telah ikut serta secara aktif membantu pemerintah dalam rangka pemerataan pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa indonesia, sebagaimana tertuang dalam Alenia 4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

 

b). Bidang Sosial

Di bidang sosial Nahdlatul Wathan berupaya untuk mensejahterakan kehidupan sosial Masyarakat dengan kerja-kerja sosial. Kerja-kerja tersebut merupakan respon terhadap problem-problem sosial yang terjadi ditengah-tengah Masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah dengan mengimplementasikan konsep aktifitas sosial yang berbasis community development (pengembangan Masyarakat).

Menurut Abdullah Syarwani, sekurang-kurangnya, ada empat peran utama dari agen pembangunan dalam melakukan pengembangan Masyarakat, yaitu: 1) sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat agar mau melakukan perubahan; 2) sebagai pemberi pemecahan persoalan; 3) sebagai pembantu peruses perubahan, membantu dalam peruses pemecahan masalah dan penyebaran informasi, serta memberi petunjuk bagaimana: a) mengenali dan merumuskan kebutuhan, b) mendiagnosa permasalahan dan menentukan tujuan, c) mendapatkan sumber-sumber yang relevan, d) memilih atau menciptakan pemecahan masalah, e) mengevaluasi pemecahan permasalahan, dan 4) sebagai penghubung dengan sumber-sumber yang diperlukan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.

Kegiatan nyata yang dilakukan  Nahdlatul Wathan dalam bidang sosial kemasyarakatan, antara lain:

1). Mendirikan Panti Asuhan

Dalam membantu Masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan, maka Nahdlatul Wathan mendirikan sejumlah Panti Asuhan dan Asuhan Keluarga. Panti Asuhan merupakan tempat penampungan dan pemberdayaan anak-anak yatim, fakir miskin, dan anak-anak terlantar.

Dalam membina Panti Asuhan dan Asuhan Keluarga, selain membantu secara fisik dan moril, Nahdlatul Wathan berupaya mempasilitasi program ini dengan memberikan bantuan akses kepada sumber-sumber donasi, seperti Yayasan Dharmais dan instansi-instansi pembina lainnya, seperti Departemen Sosial, Departemen Tenaga Kerja, dan lain-lain. Hasilnya sejumlah Panti Asuhan kini telah menerima bantuan dana maupun pelatihan bagi anak-anak asuhnya.

Disamping itu, Nahdlatul Wathan juga berusaha untuk membantu dalam meningkatkan pendapatan (income) Masyarakat melalui pembinaan Koperasi, sehingga dibentuk Koperasi Pondok Pesantren (KOPPONTREN) dan pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui pelatihan-pelatihan usaha kecil, seperti kerajinan mebel, menjahit, dan lain-lain. Dalam kaitan ini juga diadakan penyuluhan pertanian, perternakan dan perikanan melalui balai-balai latihan kerja dibawah koordinasi Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Sosial.

Diluar kerja-kerja sosial tersebut diatas, Nahdlatul Wathan juga mendorong Masyarakat untuk senantiasa melakukan silaturrahmi dalam upaya untuk menjaga ikatan Ukhuwah Islamiyah dan mendorong untuk selalu saling membantu, beramal jariyah, bergotong royong dan saling mendo’akan sesama muslim.

2). Program Kependudukan dan Keluarga Berencana

Erat kaitannya dengan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) ini, Nahdlatul Wathan melalui badan pengkajian, Badan Penerangan dan Pengembangan Masyarakat Nahdlatul Wathan (BP3M NW), telah ditunjuk oleh pemerintah Cq. Departemen Agama untuk melaksanakan salah satu program pemerintah dalam bidang kesehatan, yaitu program kelangsungan hidup anak yang merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dan UNICEF (United Nation International Children’s Fund), yaitu badan kesehatan dunia untuk masalah anak-anak.

Upaya lain yang dilakukan oleh Nahdlatul Wathan adalah dengan mendirikan Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren), yang didirikan pada tahun 1988. pada awalnya jumlah poskestren yang berada dibawah naungan organisasi Nahdlatul Wathan berjumlah tiga buah, yakni di Pancor, Wanasaba dan Kalijaga. Pada tahap selanjutnya, Nahdlatul Wathan mandirikan sebuah badan lain yang berbasis di Panti Asuhan. Badan ini diberinama Puskespan (Pusat Kesehatan Panti Asuhan).

Bentuk program lain dari progaram kelangsungan hidup anak ini adalah dengan menggalakkan kegiatan imunisasi, menghimbau para Da’i untuk mendorong kesadaran Masyarakat akan kesehatan ibu dan balita, serta koordinasi intensif dengan UNICEF. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam pengajian-pengajiannya seringkali mengikutsertakan program imunisasi massal. Beliau sering terlibat langsung dalam kegiatan tersebut dengan memberikan peragaan penetesan imunnisasi.

Upaya-upaya tersebut mendapat momentum dengan keberhasilan Propinsi Nusa Tenggara Barat dalam menurunkan atau menekan tingkat kematian ibu dan balita. Secara nasional, peringkat nusa tenggara barat terangkat naik ke peringkat ke-25.

 

c). Bidang dakwah

Anggaran dasar organisasi Nahdlatul Wathan pasal satu ayat 3 berbunyi: “Nahdlatul Wathan adalah organisasi pendidikan, sosial dan dakwah islamiyah”.

Dibidang dakwah Islamiyah, Nahdlatul Wathan memiliki komitmen yang kuat untuk mengajak masyarakat melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Program dakwah ini diimplementasikan dengan adanya majelis dakwah yang langsung dipimpin oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dan majelis ta’lim yang dipimpin oleh para tuan guru, ustazd-ustadzah  Nahdlatul Wathan.

Sejak pendiri Nahdlatul Wathan, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid kembali dari Makkah tahun 1933, beliau aktif menggunakan sebagian besar waktunya untuk membangun mental spiritual masyarakat melalui dakwah, majelis ta’lim, pengajian umum di masjid-masjid dan surau-surau di berbagai kota dan desa di Pulau Lombok. Beliaulah perintis pemberantasan buta agama. Karena itu masyarakat pada waktu itu memberikan beliau gelar penghargaan dengan berbagai sebutan, diantaranya Tuan Guru Bajang (tuan guru muda), Abul Madaris Wal Masajid (Bapak Madrasah dan Masjid), karena kegiatannya sebagian besar berada di madrasah dan masjid, selain itu beliau dipanggil Tuan Guru Dato’ (tuan guru tua) Maulanasyaikh Abul Barakat Wan Nafahat, Al ‘Alimu ‘Allamah dan sebagainya.

Majlis-majlis dakwah yang dipimpin langsung oleh pendiri Nahdlatul Wathan itu terdapat di berbagai tampat di Pulau Lombok. Masing-masing tempat didatangi langsung secara bergantian. Pola jemput bola ini merupakan pergeseran dari pola-pola konvensional para Tuan Guru yang cenderung untuk didatangi oleh para jama’ahnya. Pola ini jelas lebih efektif dan produktif, karena sasaran dakwah akan meluangkan waktu lebih singkat daripada apabila mareka mendatangi Tuan Gurunya.

Nahdlatul Wathan sebagai organisasi dakwah Islamiyah telah mangakar dikalangan masyarakat, karena banyaknya majelis ta’lim yang dikelola dan terus tumbuh dan berkembang ke daerah-daerah lain di Nusa Tenggara Barat seperti Nusa Tenggara Timur, Bali Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan lain-lain. Majlis ta’lim yang dipimpin langsung oleh pendiri Nahdlatul Wathan disebut majlis dakwah HAMZANWADI, sedangkan majlis ta’lim yang dipimpin oleh para Da’i Nahdlatul Wathan disebut Majlis Ta’lim Nahdlatul Wathan.

Kelompok masyarakat yang menjadi obyek dakwah Nahdlatul Wathan secara umum terbagi menjadi tiga kelompok:

1.      masyarakat yang telah mengenal agama, namun masih membutuhkan penjelasan-penjelasan lebih lanjut dan mendalam terhadap persoalan-persoalan agama. Bentuk dakwah yang diberikan, umumnya berbentuk ceramah yang bersifat dialogis dan mempergunakan kitab-kitab rujukan berbahasa arab.

2.      masyarakat yang dalam pemahaman agamanya masih tergolong awam. Dakwah lebih ditekankan pada penjelasan-penjelasan peraktis terhadap praktik-praktik ubudiyah (fiqh sentris). Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengirim sejumlah santri untuk menetap dan secara aktif melakukan dakwah. Misalnya, Tuan Guru Haji Juwaini Mukhtar yang dikirim ke wilayah Narmada, Ustazd Haji Sirojudddin Akbar dan kawan-kawan yang dikirim ke wilayah Bage’ Polak.

3.      kalangan penganut wetu telu, yang menurut penganut islam waktu lima belum sesuai dangan ajaran islam yang dikehendaki oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena masih adanya pencampuran dengan tata nilai adat. Dakwah lebih ditekankan pada upaya meluruskan pemahaman aqidah dan syari’at Islam.

Didalam komplek Pondok Pesantren Darun Nahdlatain Nahdlatul Wathan pancor, diselenggarakan pengajian umum tahunan yang dipimpin pendiri Nahdlatul Wathan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yaitu:

a)      tanggal 6 Syawal yang dikenal sebagai shilaturrahmi pendidikan

b)      tanggal 1 Muharram untuk menyambut tahun baru islam

c)      tanggal 12 Rabi’ul Awal untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan dikenal dikalangan keluarga besar  Nahdlatul Wathan sebagai “Maulid Akbar”

d)     tanggal 15 Jumadil Akhir untuk memperingati hari lahir NWDI dan NW

e)      tanggal 27 Rajab untuk memperingati untuk memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

f)       tanggal 15 Sya’ban untuk menyambut Nishfu Sya’ban

Selain pada tanggal 15 Jumadil Akhir, untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HULTAH) NWDI diadakan serangkaian acara, yang biasanya diadakan sesudah bulan Jumadil Akhir. Dan pada acara puncak HULTAH NWDI tersebut yang biasanya dihadiri sekitar 500.000 pengunjung itu, pendiri NWDI, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyampaikan pengajian umum dan pengijazahan do’a.

Selain itu, kegiatan dakwah Nahdlatul Wathan dilakukan dalam bentuk peringatan hari-hari besar Nasional, hari-hari besar Islam (1 Muharram, Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ dan Mi’raj, Nuzulul Qur’an dan lain-lainnya), kegiatan rutin jama’ah Nahdlatul Wathan, seperti: Lailah Al Ijtima’ (mengadakan tahlil, dzikir, yang ditutup dengan do’a) serta melalui kesenian-kesenian yang bernafaskan Islam, penerbitan dan lain-lainnya.

 

5. Struktur Organisasi Nahdlatul Wathan.

Sesuai dengan Anggaran Dasar Bab VI pasal 6, struktur organisasi Nahdlatul Wathan adalah sebagai berikut:

1.      Tingkat Pusat, berkedudukan di tempat Pengurus Besarnya

2.      Tingkat Wilayah, berkedudukan di Ibu Kota Propinsi Dati I

3.      Tingkat Daerah, berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten Dati II/Kodya

4.      Tingkat Cabang, berkedudukan di Kota Kecamatan

5.      Tingkat Anak Cabang, berkedudukan di Desa/Kelurahan

6.      Tingkat Ranting, berkedudukan di Dusun/Lingkungan

7.      Tingkat Perwakilan, berada di tempat-tempat yang dipandang perlu

 

6. Struktur Pengurus Nahdlatul Wathan

Struktur kepengurusan dalam organisasi Nahdlatul Wathan seperti tertuang dalam Bab VI pasal 7 Anggaran Dasar terdiri dua bagian yaitu:

1.      Dewan Pembina, Pembimbing, dan Penasehat kegiatan organisasi Nahdlatul Wathan yang terdiri dari:

a.       Dewan Mustasyar, selaku Pembina di tingkat Pengurus Basar.

b.      Dewan Penasehat, selaku Pembimbing di tingkat pengurus Wilayah dan Daerah

c.       Penasehat, selaku Penasehat di tingkat Pengurus Cabang, Anak Cabang dan Ranting

2.   Pelaksana sehari-hari kegiatan Nahdlatul Wathan terdiri dari:

a.       Pengurus Besar

b.      Pengurus Wilayah

c.       Pengurus Daerah

d.      Pengurus Cabang

e.       Pengurus Anak Cabang

f.       Pengurus Ranting

g.      Pengurus Perwakilan

 

7. Badan-Badan Otonom Nahdlatul Wathan

Organisasi Nahdlatul Wathan mempunyai badan otonom yang se-asas yaitu:

1.      Muslimat Nahdlatul Wathan

2.      Pemuda Nahdlatul Wathan

3.      Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan

4.      Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan

5.      Persatuan Guru Nahdlatul Wathan

6.      Jam’iyatul Qurra Wal Huffaz Nahdlatul Wathan

7.      Ikatan Sarjana Nahdlatul Wathan

8.      Badan Pengkajian, Penerangan, dan Pengembangan Masyarakat Nahdlatul Wathan

 

8. Lambang Organisasi Nahdlatul Wathan

Lambang organisasi Nahdlatul Wathan adalah ”Bulan Bintang Bersinar Lima ”, dengan warna gambar putih dan warna dasar hijau. Lambang ini memiliki makna, sebagai berikut:

a.       Bulan melambangkan Islam

b.      Bintang melambangkan Iman dan Taqwa

c.       Sinar Lima melambangkan Rukun Islam

d.      Warna Gambar Putih melambangkan Ikhlas dan Istiqomah

e.       Warna Dasar Hijau melambangkan Selamat Bahagia Dunia dan Akhirat

   

BAB III

PENUTUP

 1.     Kesimpulan

Nahdlatul Wathan adalah suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial, berdasarkan Islam. Nahdlatul Wathan berasal dari dua kata bahasa Arab, yaitu: “Nahdlah” dan “Al-Wathan”. Nahdlah berarti kebangkitan pergerakan, pembangunan. Al-Wathan berarti tanah air atau Negara. Jadi menurut pengertian bahasa (etimologi) Nahdlatul Wathan berarti kebangkitan tanah air, pembangunan negara atau membangun negara.Sedangkan pengertian menurut istilah (terminologi) adalah organisasi Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah ‘Ala Mazhabil Imamisy Syafi’i r.a di dirikan di Pancor Lombok Timur Nusa Tenggara Barat oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1953 M dan memusatkan kegiatannya dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah islamiyah.

Dalam rangka menyempurnakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi ini di buat untuk kedua kalinya akte notaris No. 50 di hadapan notaris pengganti Sie Ik Tiong di Jakarta pada tanggal 25 Juli 1960 dengan pengakuan dan penetapan Menteri Kehakiman pada tanggal 17 Oktober 1960, No. J.A.5/105/5 serta memuatnya di dalam tambahan berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Nopember 1960 No. 90.

Organisasi Nahdlatul Wathan menganut faham Aqidah Islam  Ahlussunnah Wal Jama’ah ’Ala Mazhabi Al-Imam Asysyafi’i r.a.dan berasaskan Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985. Asas dan tujuan organisasi Nahdlatul Wathan (NW) di sebut dan termuat sebelum Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 pasal 3 III diberlakukan. Anggaran Dasarnya yang berbunyi sebagai berikut:

Asas          : Organisasi ini berasaskan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah Ala Mazhabil  Imam Asysyafi’i r.a.

Tujuan       : Li I’lai kalimatillah wal izzul islam wal muslimin dalam rangka mencapai keselamatan serta kebahagian hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah ‘Ala Madzhabi Al-imam Asy-Syafi’i r.a

 

Kiprah organisasi Nahdlatul Wathan ada tiga bidang yaitu:

a). bidang pendidikan

b). bidang sosial

c). bidang dakwah

Lambang organisasi Nahdlatul Wathan adalah ”Bulan Bintang Bersinar Lima ”, dengan warna gambar putih dan warna dasar hijau. Lambang ini memiliki makna, sebagai berikut:

a.       Bulan melambangkan Islam

b.      Bintang melambangkan Iman dan Taqwa

c.       Sinar Lima melambangkan Rukun Islam

d.      Warna Gambar Putih melambangkan Ikhlas dan Istiqomah

e.       Warna Dasar Hijau melambangkan Selamat Bahagia Dunia dan Akhirat

 

2.     Saran

Ambillah hikmah dari semangat perjuangan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam memperjuangkan organisasi Nahdlatul Wathan. Karena berkat perjuangan dan kegigihan beliaulah kita dapat menikmati islam yang seindah ini melalui organisasi NW serta Madrasah induk NWDI dan NBDI.

 

           DAFTAR PUSTAKA


 Yusuf, H. M. 1976. Sejarah Ringkas Perguruan NWDI, NBDI dan NW. Pancor

Drs. H. Hayyi Nu’man, Abdul. 1988. Nahdlatul Wathan Organisasi Pendidikan, Sosial dan Dakwah Islamiyah. Pancor: Pustaka Tarbiyah

Noor, Muhammad. Habib, Muslihan. Zuhdi, Muhammad Arifin. 2004. Visi Kebangsaan Religius. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, Pondok Pesantren NW Jakarta. 

Continue Reading
Powered by Blogger.

Entri Populer

Negara PengunjuNg

free counters
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Rizal Suhardi Eksakta * - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger