Berita Terkini :
http://picasion.com/

Melatih Konsentrasi dengan Olahraga Otak

Saturday, June 8, 2013 | 0 comments



http://assets.kompas.com/data/photo/2013/06/05/1756135-melatih-konsentrasi-dengan-olahraga-otak-620X310.jpg
| KOMPAS/Raditya Helabumi

KOMPAS.com - Selama ini banyak orang menganggap olahraga adalah kegiatan fisik yang penting untuk kebugaran tubuh. Padahal, meski tidak terlihat, otak pun memerlukan olahraga untuk memelihara kesehatan dan agar kerjanya tetap optimal.

ibandingkan olahraga fisik, olahraga otak jauh lebih mudah dilakukan karena tidak memerlukan arena dan peralatan khusus. Olahraga otak juga dapat dikerjakan di mana saja. Olahraga otak juga dapat dilakukan sepanjang hidup kita.

Ada berbagai olahraga otak, misalnya mengisi teka-teki silang (TTS), menyusun puzzle, bermain catur atau bridge, belajar bahasa asing hingga mendengarkan musik. Kegiatan yang relatif mudah dan menyenangkan serta memberi manfaat besar bagi otak. Kegiatan tersebut membuat kerja otak optimal dan tidak mudah pikun ketika berusia lebih lanjut.

”Sampai sekarang, pemahaman saya olahraga ya aktivitas fisik yang mengeluarkan keringat dan menyehatkan tubuh. Lagi pula olahraga yang populer di Indonesia adalah sepak bola dan bulu tangkis. Saya belum tahu soal olahraga otak,” kata Nur Hikmah (19), mahasiswa semester II Jurusan Bahasa Inggris Akademi Bahasa Asing Jatiwaringin, Bekasi.

Dia kini menekuni karate di kampusnya dan berlatih seminggu sekali. Namun, ketika tahu begitu besar manfaat olahraga otak bagi dirinya, dia bertekad akan melaksanakan kegiatan itu. Selama ini, di lingkungan sekitarnya, seperti di rumah dan kampus, dia sangat jarang melihat orang berolahraga otak, seperti bermain catur atau mengisi TTS. Hal itu menyebabkan dia tidak tertarik menekuni kegiatan tersebut.

Lain halnya dengan Janna (19), mahasiswa semester II Jurusan Teknik Komputer Akademi Manajemen Informatika dan Komunikasi Jatiwaringin, dan Tasripah (21), mahasiswa Jurusan Manajemen Informatika di kampus yang sama, sama-sama menggemari permainan catur. Mereka mengenal catur melalui ayah mereka masing-masing.

Setelah menguasai permainan itu, mereka berani mengajak adik, kakak atau kerabat lainnya bertanding. Mereka sering menang, bahkan mampu mengalahkan guru mereka, sang ayah. Namun, jarang ada anak perempuan lain yang mengerti catur di lingkungan mereka. Kondisi itu berlanjut hingga mereka kuliah. Alhasil, mereka kini jarang bermain catur kecuali di komputer.

”Waktu saya masih SD, saya juara tingkat RT. Sekarang malah tidak sempat lagi main catur,” kata Tasripah, yang kini menekuni karate demi belajar melindungi diri itu.

Menurut dia, ketika dia kecil di lingkungan tempat tinggalnya di Larangan, Brebes, Jawa Tengah, banyak yang menganggap catur adalah permainan anak laki-laki sehingga tidak ada anak perempuan lain yang ikut main catur.

”Awalnya, saya sering melihat orang main catur. Saya tertarik dan iseng bertanding melawan adik. Ternyata saya bukan hanya dapat mengalahkan adik saya, melainkan juga paman dan ayah saya,” kata Janna, yang juga sering menang dalam permainan catur di komputer.

Mereka sepakat permainan catur melatih konsentrasi mereka. ”Tiap kali main, pasti tidak mendengar apa-apa lagi, fokus ke papan catur,” ujar Tasripah.

Sementara Ahmad Dwi Rahmat Martono (26), mahasiswa semester V Manajemen Informatika AMIK Jatiwaringin, mengaku sejak kecil tidak pernah tertarik bermain catur atau olahraga otak lainnya.

Manfaat

Olahraga otak sepintas sepele dan hanya bermain-main mengisi waktu luang. Namun, perlu disadari bahwa kegiatan ini penting bagi otak. Selain untuk istirahat dan rekreasi, olahraga otak juga membuat otak segar kembali sehingga dapat bekerja optimal. Olahraga otak umumnya juga membuat orang berpikir, menganalisis, melatih kecerdasan emosional, mencegah kepikunan, serta menumbuhkan motivasi untuk meraih kemenangan melalui cara yang jujur dan sportif.

Dalam permainan bridge terdapat unsur manajemen, melatih kesabaran, bersikap sopan santun, berkomunikasi, keterbukaan, dan bersikap jujur. Selain itu, banyak yang menganggap permainan bridge merupakan implementasi dari berbagai ilmu, seperti matematika, psikologi, dan manajemen.

Ketua Badan Pembentukan dan Pembinaan Tim Nasional (BPPTN) Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB Gabsi) Roy E Tirtadji berpendapat, olahraga bridge membuatnya mampu menganalisis dan mengasah ilmu manajemennya. ”Saya seperti sekarang antara lain karena olahraga bridge,” kata Roy, beberapa waktu lalu. Dia antara lain pernah menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group dan Presiden Lippoland Development.

Sementara permainan catur memberikan manfaat antara lain berupa menambah kecerdasan, melatih kedua sisi otak, meningkatkan konsentrasi, mencegah kepikunan, menambah memori, dan menambah kemampuan membaca. Permainan catur juga melatih disiplin, konsistensi, pengarsipan, dan menghitung cepat.

Di Sekolah Catur Utut Adianto, diyakini permainan catur merangsang kecerdasan anak dan melatih anak bermental baja serta tidak cengeng.

Berbeda dengan permainan catur dan bridge atau mengisi TTS, permainan di komputer belum tentu memberikan manfaat yang sama. Permainan dengan unsur kekerasan dan senjata membuat anak bersikap agresif, sedangkan video game dapat meningkatkan kecepatan detak jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen cukup signifikan. (TIA)


SUMBER :
http://edukasi.kompas.com/read/2013/06/05/1757190/Melatih.Konsentrasi.dengan.Olahraga.Otak

Continue Reading

Gerakan Mata Pengganti Layar Sentuh

| 0 comments



Revolusi teknologi saat memasuki abad 21 banyak kejutan baru. Saat kita mungkin masih 'nyaman' dengan teknologi layar sentuh, tak lama lagi hanya dengan gerakan mata semua eksekusi pada gadget bisa dilakukan dengan mudah.

Teknologi antarmuka yang disebut The Eye Tribe ini, dibuat oleh mahasiswa PhD dari IT University of Copenhagen.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmI9kkJMpYCXDrLZ9Pr7MVM4XecU0ah0XKQKBZwSSc01TIxlk2BTQSAXO6WT-3yZoIy_5W-YthSPyIQVHfrMUgqPxNoj0nTcUSObIfPtVhUA9s3VjUqmqaz9zcCa5TtR60VF90QY67O0g/s400/teknologi-mata.jpg
thenextweb.com

Teknologi The Eye Tribe melacak mata untuk mengontrol perangkat dengan akurasi sama dengan ujung jari. Ini berkat keajaiban temuan mereka yang dinamai Ssubmilimeter Pupil Tracking.

Dengan memakai teknologi infrared, algoritma khusus The Eye Tribe bisa melacak letak pupil mata pengguna, seakurat saat jari menyentuh layar tablet. Bedanya, gerak mata lebih cepat dari pada gerak jari.

Ternyata, pupil kita sama seperti sidik jari, khas dan tak ada yang memiliki corak yang sama. Sehingga, pandangan mata bisa dijadikan sarana untuk masuk (log in) pada setiap akun.

Dengan The Eye Tribe, memungkinkan mata mengontrol perangkat dan memungkinkan navigasi handsfree pada website, game dan aplikasi. "Apa yang kami tunjukkan saat ini hanyalah puncak gunung es dari apa yang bisa dilakukan dengan kontrol mata," kata pendiri The Eye Tribe, Sune Alstrup Johansen. The Eye Tribe ingin menyediakan teknologi kontrol mata untuk perangkat konsumen pasar massal dengan menjual lisensi teknologi bagi produsen.


Kisah tujuh tahun
The Eye Tribe dimulai tujuh tahun saat empat pendiri bertemu di jurusan IT University of Copenhagen. Mereka berambisi membuat kontrol mata bisa tersedia untuk semua orang dengan harga terjangkau. Setelah menyelesaikan PhD empat pendiri mereka membeli IP dari Universitas dan membentuk The Eye Tribe.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhP_aMJet_70cpQadxWZZj0AU2v_WC9ewmCRKcQ5gWwW-kVJsZX_hxl2Mt1LWRsFjxLE2x1Ia8OyzCpN41lDT1KjkFlLqBni57Vyr2mrEdf_oBkNtTODI_2PNWHpccBcSvQwGtXD2e7fs/s320/slice-with-your-eyes.jpg
chatsudarattarasan.wordpress.com

Mereka tampil dalam ajang StartupBootcamp Eropa 2011. Setahun kemudian menerima investasi dari investor swasta Eropa sebesar US $ 1 juta. Pemerintah setempat juga ikut mendanai sebesar US $ 4,4 untuk mengembangkan kontrol mata pada perangkat mobile.

Dengan temuan baru ini, maka interface perangkat akan berubah banyak. Pengembang game, aplikasi dan software bisa memakai The Eye Tribe untuk menggunakan teknologi ini. Software Development Kit (SDK) bagi pengembang akan datang ke Android pada Juni nanti.

Dalam situsnya, mereka mendemonstrasikan main game Fruit Ninja dengan sapuan mata. Mereka juga mengatakan akan meluncurkan tablet Android yang bisa langsung digunakan dengan kontrol mata. Namun tak disebut spesiifikasi, kapan dan berapa harga yang akan dibandrol.

Continue Reading

Burung Tak Punya Penis ???????????

| 0 comments



Bagaimana Burung Bisa Tak Punya Penis?
http://assets.kompas.com/data/photo/2013/06/07/1951409-penis-ayam-620X310.jpg
Penis embrionik ayam. Ayam dewasa tak memiliki penis. Sperma ditransfer lewat mekanisme yang disebut "ciuman kloaka". | C.L. Perriton dan M.J. Cohn

KOMPAS.com — Penelitian terbaru memberi penjelasan mengapa burung kehilangan penis dalam proses evolusinya.

Burung seperti ayam yang secara normal memiliki penis pada saat embrio. Namun, begitu tumbuh dewasa, penis mengalami degradasi.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology menunjukkan, penis mengalami reduksi karena banyak burung memiliki "program" genetik yang menghentikan perkembangan penis.

Ketika penis tak berkembang, ayam mampu mengontrol reproduksinya.

Martin Cohn dari University of Florida di Gainesville yang menjadi co-author dalam publikasi penelitian ini mengatakan, "Penemuan kami menunjukkan, reduksi penis dalam evolusi burung terjadi dengan aktivasi mekanisme normal kematian sel yang terprogram di lokasi baru, ujung dari penis yang sedang tumbuh."

Tim peneliti menemukan bahwa gen yang disebut Bmp4 memainkan peranan penting dalam proses ini. Dalam perkembangan ayam, ketika gen Bmp4 aktif, perkembangan penis akan terhenti.

Sementara itu, pada bebek yang masih mempertahankan penisnya, gen tersebut tetap inaktif.

Karena tak punya penis, ayam dan burung lain yang juga tak memiliki penis harus mengembangkan cara reproduksi selain dengan penetrasi.

Baik burung jantan maupun betina memiliki pembukaan yang disebut kloaka. Ketika kloaka jantan dan betina bersentuhan, maka sperma akan ditransfer. Mekanisme transfer sperma ini sering disebut "ciuman kloaka".

Meski sebab reduksi penis mampu diuraikan, alasan mengapa banyak burung harus tak memilikinya masih menjadi misteri. Pimpinan studi, Anna Herrera, dari University of Florida, berspekulasi bahwa hilangnya penis terkait upaya kontrol reproduksi.

"Genitalia lebih sering terdampak cacat lahir daripada organ lainnya," kata Cohn seperti dikutip BBC, Kamis (6/6/2013).

"Membedah basis molekuler dari variasi natural yang dipicu oleh evolusi bisa membantu penemuan mekanisme baru perkembangan embrio yang tak terduga," lanjut Cohn.

"Ini tak hanya membuka kesempatan bagi kita untuk memahami bagaimana evolusi bekerja, tetapi juga memperoleh pandangan baru tentang sebab malformasi," pungkasnya. 

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2013/06/07/20003850/Bagaimana.Burung.Bisa.Tak.Punya.Penis

Continue Reading
Powered by Blogger.

Entri Populer

Negara PengunjuNg

free counters
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Rizal Suhardi Eksakta * - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger