Palangka Raya (Global FM Lombok)-
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Prof. Dr. Ir. M. Nuh,
DEA, mengatakan paradigma membaca, menulis dan berhitung (Calistung)
bagi warga belajar (WB) Keaksaraan Fungsional (KF) ke observasi atau
pengamatan. Obsevasi itu dilerlukan agar WB KF di Indonesia yang sudah
Calistung dapat bersaing di tingkat international. Hasil obsevasi itu
diharapkan dapat diolah dan dipresentasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
" Aksara itu sangat penting karena merupakan symbol konsensus
international. Jika masyarakat Indonesia tidak melek aksara itu, maka
mereka akan menjadi warga terisolir di Indonesia dan international. Jadi
buta aksara harus kita tuntaskan," kata Prof. Dr. Ir. M. Nuh,DEA, pada
acara Hari Aksara International (HAI) ke-47 di Swissbel Hotel, Palangka
Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Minggu (16/9).
Gubernur Kalteng, Dr. Agustin Teras Narang, SH, mengungkapkan, buta
aksara di Kalteng hingga bulan ini hanya 35.526 orang atau sekitar 2,5
persen lada usia 15-59 tahun. Kondisi ini membuat Kalteng berada di
posisi ke-7 nasional terbaik nasional. Di mana, Kalteng berada di atas
rata-rata nasional 5,0 persen di tahun 2012. Kalteng akan terus berupaya
mengentaskan buta aksara hingga tahun depan.
Dalam kesempatan, Direktur UNESCO Office Jakarta, Prof. Hubert
Gijzen, menyerahkan penghargaan King Sejong Literacy Prize kepada
Mendikbud, Prof. Dr. Ir. M. Nuh, DEA. Penghargaan tertinggi itu
diberikan UNESCO ke Indonesia pada HAI ke-47 di Paris, karena indonesia
dinilai berhasil menekan angka buta aksara di negaranya. Saat ini, buta
aksara di Indonesia 500 ribu orang usia 15-24, usia 25-44 sebanyak 2,3
juta orang, dan usia 45-59 sebanyak 3,9 juta orang.
Mendikbud, Prof. Dr. Ir. M. Nuh, DEA, memberikan beberapa penghargaan
dan anugrah kepada 2 orang Gubernur, 4 orang Bupati/Wali Kota yang
berhasil menuntaskan buta aksara di daerahnya. Diberikan jugapenghargaan
kepada6 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), 8 pemenang lomba
Keberaksaan WB, 6 penghargaan publikasi keaksaraan bagi wartawan, 6
penghargaan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), 6 Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) dan puluhan orang pemenang lomba kompetensi peserta didik
pelatihan/kursus tingkat nasional.
NTB sendiri menyabet 5 penghargaan nasional, yakni Harapan 1 PKBM
Berprestasi diraih PKBM Tunas Aksara dan Harapan 3 SKB Berprestasi
diraih SKB Lombok Barat (Lobar). Selanjutnya, harapan 1 TBM Berprestasi
diarih TBM Terampil, harapan 2 publikasi keaksaraan diraih Agus Sadid,
M.Pd dan harapan 3 pengarhaan bagi wartawan diraih Fahrurrozi dari
wartawan Suara NTB. Pada acara itu juga digelar pameran hasil produksi
pendidikan nonformal dan informal tanggal 15-16 september 2012 yang
diikuti 33 provinsi se-Indonesia. (ozi)
No comments:
Post a Comment