Berita Terkini :
http://picasion.com/

RUSA TIMOR, FAUNA IDENTITAS NUSA TENGGARA BARAT DIAMBANG KEPUNAHAN

Monday, January 4, 2016 | 0 comments

RUSA TIMOR, FAUNA IDENTITAS NUSA TENGGARA BARAT DIAMBANG KEPUNAHAN

Oleh : Rizal M. Suhardi

 

Pendahuluan

Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi yang berada di kawasan Indonesia Timur. NTB secara garis besar memiliki dua pulau utama yaitu pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Daerah ini secara geografis memiliki potensi yang melimpah untuk dikembangkan. Potensi yang besar meliputi didalamnya terdapat kelimpahan keanekeragaman hayati yang belum banyak di eksplorasi dan di kembangkan secara menyeluruh. Salah satu jenis keanekaragaman itu adalah Rusa Timor.



Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia dan telah di tetapkan menjadi fauna identitas oleh provinsi NTB. Rusa ini menjadi satwa yang keberadannya telah dilindungi undang-undang. Nama ilmiah hewan ini adalah Cervus timorensis yang termasuk dalam hewan pemamah biak. Hewan ini memiliki ciri dengan bulu berwarna coklat dan kemerah-merahan hingga abu kecoklatan, bagian bawah perut dan ekor berwarna putih. Ukuran tubuhnya memiliki ukuran lebih besar di bandingkan dengan Rusa bawean dengan panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan sampai 91-110 cm. Antara Rusa jantan dan betina memiliki perbedaan diantaranya pada rusa jantan memiliki tanduk yang bercabang yang tumbuh pertama kali pada saat berumur  8 bulan dan tanduk menjadi sempurna pada saat menginjak dewasa dengan ujung yang runcing.

Penyebaran utama Rusa timor berada di daerah hutan yang berada di pulau Lombok dan Sumbawa. Keberadaannya ini sangat di dukung oleh ketersedian sumber makanan yang cukup untuk melangsungkan kehidupannya baik berupa kebutuhan biologis seperti makan, minum, berlindung dan berkembangbiak sekaligus juga memenuhi kebutuhan ekologisnya di dalam ekosistem. Namun akhir-akhir ini, distribusi dan kelimpahannya mengalami ancaman. Jumlah populasinya berkurang tidak seperti dahulu yang biasanya dapat di temukan di mana-mana sekarang agak sulit untuk melihat species ini. Penurunan jumlah populasi Rusa saat ini menjadi ancaman yang sangat serius dan perlu untuk ditanggulangi. Berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang menjadi salah satu penyebab populasinya hampir mengalami kepunahan.

 

Deskrips kasus

Rusa timor (Cervus timorensis) dari tahun ke tahun di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini bisa di ketahui dari hasil survei yang telah dilakukan, mulai dari Pulau Moyo (Kabupaten Sumbawa) merupakan lokasi habitat Rusa terbesar di daerah NTB, pada tahun 1998 rusa mencapai jumlah 11.000 ekor, namun pada survey yang diadakan pada tahun 2012 jumlahnya mengalami penurunan menjadi 3.000 ekor.  Selanjutnya, di kawasan Gunung Tambora (meliputi kawasan Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu) diperkirakan jumlah Rusa tinggal tersisa 1.500 ekor, begitu juga dengan yang ada di kecamatan Jereweh (Kabupaten Sumbawa Barat) terdapat 1.500 ekor Rusa,  di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak (Kabupaten Lombok Tengah) diperkirakan 100 ekor.

Kemudian berdasarkan catatan pihak Konservasi Sumber Daya Alam NTB, jumlah Rusa di Taman Nasional Gunung Rinjani diperkirakan jumlahnya tinggal ratusan ekor. Berdasarkan berbagai survey dan catatan pihak konservasi yang telah dilakukan dapat di diketahui bahwa keberadaan Rusa timor di alam sudah semakin berkurang tiap tahunnya dan sulit untuk di temukan dalam skala besar sehingga Rusa timor dimasukkan pada kategori tingkat keterancaman  dengan status konservasi vulnerable (rentan) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). 

Analisis Permasalahan

Berkurangnya populasi Rusa Timor di NTB di akibatkan oleh aktivitas manusia yang berlebihan. Kehilangan populasi species ini akan menyebabkan efek jangka panjang mulai dari punahnya species dan hilangnya kestabilan ekosistem. Adapun jenis kegiatan yang di lakukan adalah

Terjadinya perburuan liar yang dilakukan masyarakat. Perburuan ini dilakukan untuk di ambil daging, kulit, dan tanduknya. Dagingnya untuk di konsumsi dan merupakan sumber protein hewani dimana teksturnya lembut, dan berwarna merah, serta kandungan kolesterol rendah menjadikannya digemari oleh banyak orang sehingga rusa memiliki nilai jual yang tinggi.  Daging rusa mempunyai persentase karkas 58 % dengan jumlah energi yang dihasilkan dari lemak daging 22 % yang energinya mencapai 628 joule/100 g.  Kandungan protein daging mencapai presentase 21 % (tetap dengan bertambahnya umur) dan 40 % dari bagian karkas belakang (3/4 bagian karkas bagian belakang mempunyai harga tinggi). Kulit rusa dijadikan tikar atau alas duduk. Di bidang pengobatan, tanduk yang masih muda (velvet) dapat digunakan sebagai ramuan obat-obatan. Di bidang estetika bisa di gunakan untuk sebagai hiasan rumah yang di tempatkan di dinding-dinding tembok.

Adanya pengerusakan kawasan hutan secara besar-besaran di berbagai wilayah yang mengakibatkan rusaknya habitat rusa. Masyarakat sebagian besar menjadikannya sebagai lahan terbuka untuk bercocok tanam dan juga mengambil kayu secara belebihan di kawasan hutan. Penebangan pohon tidak dilakukan sengan teliti, dengan system tebang pilih. Akibat rusaknya habitat alami ini maka mengurangi kesesuaian populasi Rusa menjadi terganggu dalam habitatnya. Rusa biasa hidup secara berkelompok dan memiliki sensitivitas yang tinggi pada keadaan. Jika keadaan berbahaya mereka bisa dengan cepat pergi. Mereka akan berusaha untuk mencari makanan ke daerah yang tidak rawan akan ancaman. Mengingat kemampuan rata-rata rusa untuk mempertahankan jumlahnya membutuhkan waktu yang lama. Untuk bisa kembali stabil membutuhkan waktu yang cukup lama. Meskipun kembali stabil jumlahnya seperti dulu namun yang baru tidak akan sama dengan yang dulu.

 

Saran untuk Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, cara untuk mengatasinya adalah :

1.    Pemerintah harus mensosialisasikan ke masyarakat pentingnya Rusa Timor sebagai satwa langka yang di lindungi oleh Undang-Undang dengan tidak memberikan ijin perburuan liar sekaligus bisa menjaga kelestariannya dan memberikan efek jera bagi pelaku dengan sanksi yang sesuai tanpa adanya kepentingan lain.

2.    Memperbaiki kerusakan ekosistem terutama kawasan yang telah dilindungi dengan melakukan pengawasan hutan secara ketat dan dilakukan bersama dengan masyarakat.

3.    IUCN mengategorikan Rusa timor dalam status vulnerable, rentan terhadap kepunahan sehingga konservasi perlu dilakukan, dapat berupa konservasi populasi maupun konservasi habitat. Salah satu upaya untuk melakukan konservasi populasi adalah dengan melakukan konservasi eksitu terhadap rusa timor melalui penangkaran dengan melibatkan peran dari masyarakat yang nantinya akan dipantau oleh Pemerintah melalui BKSDA NTB. Disamping itu, memberikan pembekalan, pelatihan dan evaluasi bertahap di dalamnya.

4.    Hasil penangkaran rusa dari masyarakat nantinya agar dilepas di kawasan yang telah di lindungi Pemerintah sebagai habitat aslinya.

5.    Peraturan dan manajemen dikelola dengan cara serius, transparan dan akuntabel serta tidak ada saling tumpang tindih yang terjadi dalam setiap kebijakan.

 

Kesimpulan

Dari uraian diatas tentang Rusa Timor di NTB, dapat diambil kesimpulan, yakni :

1.    Rusa timor (Cervus timorensis) kondisinya sangat memperhatinkan dengan statusnya yang rentan.

2.    Perlu dilakukan langkah strategis yang tepat untuk mengatasi kepunahanannya dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah untuk bersama menjaga kelestarian rusa timor baik melalui penangkaran maupun menjaga habitat aslinya.

3.    Memberikan sanksi yang tegas bagi para pelaku perburuan liar dan pengerusakan hutan.


 

Daftar Pustaka

Alamendah. Rusa timor fauna identitas provinsi NTB. http://alamendah.org/2010/06/04/rusa- timor-fauna-identitas-provinsi-ntb/comment-page-5/ (Diakses tanggal 24 Desember 2015)

http://izzatulmillah.it.student.pens.ac.id/ntb.html (Diakses tanggal 24 Desember 2015)

Antara News. 2015. Populasi Rusa di NTB merosot tajam.  http://www.antaranews.com/berita/476028/populasi-rusa-di-ntb-merosot-tajam. (Diakses tanggal 2 Desember 2015)

International Union for Conservation of Nature. 2015. Retrieved from IUCN.  http://www.iucnredlist.org/details/41789/0 (diakses tanggal 16/12/2016)

 

Continue Reading
Powered by Blogger.

Entri Populer

Negara PengunjuNg

free counters
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Rizal Suhardi Eksakta * - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger