"Hidup kita kapasitasnya terbatas spt topless. Masing2 dari kita berbeda ukuran toplesnya."
Betapa Indahnya Hidup Ini
Tuesday, October 27, 2015 | 0 comments
"Hidup kita kapasitasnya terbatas spt topless. Masing2 dari kita berbeda ukuran toplesnya."
Laporan Praktikum SDS-PAGE
Wednesday, April 8, 2015 | 0 comments
SDS-PAGE atau Elektroforesis gel poliakrilamida-Sodium Dodesil Sulfat adalah teknik elektroforesis gel yang menggunakan poliakrilamida untuk memisahkan protein yang bermuatan berdasarkan berat molekulnya. Sodium Dodesil Sulfat (SDS) merupakan deterjen ionik yang dapat melarutkan molekul hidrofobik yang memberikan muatan negatif pada keseluruhan struktur protein. Cara kerja SDS-PAGE adalah dengan menghambat interaksi hidrofobik dan merusak ikatan hidrogen (Rath et al, 2009). Metode SDS-PAGE digunakan untuk memisahkan protein demi keperluan biokimia, genetika forensik, dan biologi molekuler (Shapiro, 1997).
Gambar 1. SDS poliakrilamid
gel elektroforesis (SDS-PAGE)
Metode ini diawali dengan preparasi
sampel untuk membuat sampel bermuatan sama sehingga muatan tidak memengaruhi
pergerakan komponen sampel dalam gel. Preparasi dilakukan dengan cara
mendenaturasi protein menggunakan SDS dan memutus ikatan disulfida pada struktur protein menggunakan beta-merkaptoetanol, bila perlu denaturasi didukung dengan memanaskan sampel.
Selanjutnya gel poliakrilamida dibuat
menggunakan cetakan gel membentuk lembaran segiempat dengan ketebalan tertentu.
Setelah sampel dimasukkan dalam sumur gel, gel dialiri arus listrik sehingga
komponen yang terdapat dalam sampel akan terpisah melewati matriks gel
berdasarkan berat molekulnya (Rath
et al, 2009).
Untuk melihat pita komponen
yang terbentuk, gel perlu diwarnai dengan pewarna khusus. Beberapa pewarna yang
dapat digunakan dalam SDS-PAGE adalah Commasie Brilliat Blue dan Silver Salt Staining. Commasie Brilliant Blue mengikat protein secara spesifik
dengan ikatan kovalen. Silver Salt Staining memiliki sifat lebih sensitif dan
akurat namun membutuhkan proses yang lebih lama (Shapiro,
1997).
Sampel
dapat berupa bahan yang mengandung
protein atau asam nukleat. Ini mungkin berasal dari biologis, misalnya dari sel prokariotik atau eukariotik, jaringan,
virus, sampel lingkungan, atau protein dimurnikan. Dalam kasus jaringan padat
atau sel, dipecah secara mekanis menggunakan blender (untuk volume sampel
yang lebih besar), menggunakan homogenizer
(volume yang lebih kecil), dengan
sonikator atau dengan menggunakan
tekanan tinggi dan kombinasi biokimia dan teknik
mekanik termasuk berbagai jenis filtrasi dan sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan kompartemen sel yang berbeda dan organel
sebelum elektroforesis. Biomolekul sintetis seperti oligonukleotida juga dapat digunakan sebagai analit
Sampel
untuk menganalisis secara opsional
dicampur dengan denaturant
kimia jika diinginkan, biasanya SDS untuk
protein atau urea untuk asam nukleat. SDS
merupakan detergen anionik yang denatures
struktur tersier sekunder
dan non-disulfida-linked,
dan tambahan berlaku muatan negatif untuk setiap
protein dalam proporsi massa (Minde, 2012).
Protein dapat dipisahkan berdasarkan
ukuran massanya dengan elektroforesis gel poliakrilamid dengan system gerak.
Sebelumnya, campuran protein dipanasi dengan natrium dedosil suldat (SDS),
suatu detergen anionik utnuk menyelubungi molekul protein. Penyelubungan ini
menyebabkan interaksi nonkovalen terganggu sehingga molekul protein dalam
struktur primer. Anion SDS berikatan dengan rantai utama dengan rasio satu
molekul SDS untuk dua residu asam amino (David, 2007).
Akrilamit merupakan suatu monomer, yang
jika ada radikal bebas, biasanya diberikan oleh amonium persulfat dan
distabilkan oleh TEMED, terjadi reaksi beranti sehingga monomer terpolimerisasi
menjadi rantai panjang. Jika dalam rangkaian itu ada bisakrilamid, reaksi
menjadi bersambung melintang menjadi gel yang pori-porinya ditentukan oleh
panjang rantai dan panjang sambungan silang. Panjang rantai ini ditentukan oleh
konsentrasi poliakrilamid dalam reaksi dan satu molekul sambungan saling
terjadi pada setiap 29 monomer akrilamid (Sudjadi, 2008).
Gel poliakrilamid dibuat dengan cara
menuangkan antara dua lempeng kaca yang dipisahkan dengan pembatas dengan
ketebalan tertentu. Gel poliakrilamid dapat berukuran 5-50 cm, panjangnya
bergantung pada keperluan dan dilakukan elektroforesis dengan cara vertikal.
Sistem ini menunjukkan keunggulan daripada gel agarosa yaitu kekuatan
pemisahannya sangat besar sehingga dapat memisahkan satu pasang basa (Sudjadi,
2008)
Merkaptoetanol atau ditiotreitol
ditambahkan untuk mereduksi ikatan disulfida. Kompleks SDS dengan protein
terdenaturasi mempunyai jumlah muatan negatif yang sebanding dengan ukuran
protein. Muatan negatif yang terdapat pada ikatan SDS lebih besar daripada
muatan pada protein asli . kompleks protein-SDS kemudian dielektroforesis,
sehingga semua molekul protein bergerak menuju kutub positif. Ketika
elektroforesis selesai, protein dalam gel dapat ditampakkan oleh pewarnaan
dengan perak atau zat warna seperti Coomasie
blue, yang akan menampakkan beberapa pita. Coomasie blue berikatan dengan protein berdasarkan interaksi ionik
antara gugus sulfit pada Coomasie blue
dengan asam amino basa, dan interaksi hidrofobik cincin Coomasie blue. Pewarna
mampu menghasilkan pita pada jumlah protein 10-100 ng (Sudjadi, 2008).
Protein kecil akan bergerak cepat
melewati gel, sedangkan protein besar bergerak lebih lambat. Mobilitas kebanyakan
polipeptida dibawah kondisi seperti ini berbanding lurus terhadap log
ukurannya. Beberapa protein yang banyak mengandung karbohidrat dan protein
membran tidak mengikutii aturan ini. Akan tetapi metode SDS-PAGE
(elektroforesis gel poliakrilamid-SDS) ini sangat cepat, peka dan dapat
menghasilkan pemisahan yang baik (Sudjadi, 2008).
1.Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam acara praktikum
antara lain Larutan stok SDS-PAGE (30% Acrylamid, Resolving buffer dan Stacking
buffer), 5x SDS sampel buffer (62,5 mm
Tris-HCl, pH 6,8; 10% gliserol; 5% β-merkaptoetanol; 2,5 SDS dan Brom Phenol
Blue/BPB), molekul standar (BSA/Bovine Serum Albumin), sampel protein, TEMED
(tetrametil etilendiamin), APS, running buffer 10%/buffer Tris-Glisin-SDS (3 g
Tris,; 14,4 g Glisin; 10% SDS), staining (0,25 g(0,1%) Commasie blue; 25 ml
(10%) asam asetat; 125 ml (50%) methanol, destaining (75 ml (5%) methanol; 40
ml (10%) asam asetat; 50 ml isopropanol; 335 ml dH2O)
Peralatan yang digunakan antara lain
plat gelas, tangki elektroforesis, power supply dan sisir.
2. Cara Kerja
a.
Pembuatan stok SDS-PAGE gel
·
30% Acrylamide (untuk volume 100 ml)
29,25 gr
Acrylamide, 0,75 gr Bis-Acrylamide, 100 ml D-H2O.
·
IB solution (pH 8,8) (V: 500 ml) Resolving Buffer
90,83 gr Tris-HCl,
2,0 gr SDS, 500 ml D-H2O (fill up)
·
IIB solution (pH 6,8) (V: 500 ml) Stacking Buffer
30,28 gr Tris-HCl,
2,0 gr SDS, 500 ml D-H2O (fill up)
·
25% Ammonium Peroxodisulfate (APS) (V: 1 ml)
250 mg APS, 1 ml
D-H2O
b. Pembuatan resolving gel dengan berbagai
konsentrasi
Konsentrasi Resolving
(%) |
21 |
20 |
18 |
15 |
12 |
10 |
8 |
6 |
30% Acrylamide (ml) |
14 |
13 |
12 |
10 |
8 |
7 |
5,3 |
4 |
D-H2O (ml) |
2 |
3 |
4 |
6 |
8 |
9 |
10,7 |
12 |
IB solution (ml) |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
TEMED (µl) |
10 |
10 |
10 |
10 |
10 |
10 |
10 |
10 |
25% APS (µl) |
50 |
50 |
50 |
50 |
50 |
50 |
50 |
50 |
c.
Pembuatan stacking gel
Konsentrasi
Stacking (%) |
4 |
30% Acrylamide (ml) |
1,3 |
D-H2O (ml) |
6,7 |
IIB solution (ml) |
2 |
TEMED (µl) |
20 |
25% APS (µl) |
50 |
d. Pembuatan gel poliakrilamid
Resolving dan stacking gel dimasukkan
kedalam erlemeyer yang berbeda, diamkan sambil mengeset alat (disiapkan cetakan
kaca dan sisir). Kaca diberi tanda ± 3 cm sebagai batas larutan resolving gel.
Sebelum dimasukkan dalam cetakan, ditambahkan 25% APS dan digoyang secara
perlahan. Resolving dimasukkan ke dalam cetakan, ditambahkan isopropanol atau
akuades, didiamkan ± 20-40 menit hingga gel mengalami polimerisasi.
Isopropanol/akuades dibuang dari cetakan atau dihisap dengan kertas hisap.
Larutan stacking gel dituang pada cetakan dan sisir dipasang dan didiamkan ± 20
menit. Setelah terjadi polimerisasi sisir diambil dengan hati-hati agar sumuran
tidak rusak. Gel poliakrilamid dipadang pada tangki elektroforesis, running
buffer dituang, sampel protein yang sudah didenaturasi dan marker dimasukkan ke
dalam sumuran. Proses running dilakukan kurang lebih 2 jam pada tegangan 100
volt sampai larutan sampel dalam sumuran yang berwarna biru berada di bawah.
Setelah selesai, gel diambil dari cetakan dan diwarnai dengan menggunakan
Commasie blue selama semalam, kemudian dimasukkan kedalam larutan destaining
dan pita protein yang terbentuk diamati.
D. Hasil dan
Pembahasan
1.
Hasil
Tabel 1. Jarak migrasi protein marker SDS-PAGE
Eschericia coli
beserta nilai rf dan berat molekul dari masing‐masing
pita
Jarak marker (cm) |
rf marker |
BM marker (kD) |
log BM marker |
2 |
0,182 |
250 |
2,398 |
2,5 |
0,227 |
150 |
2,176 |
3 |
0,273 |
100 |
2,000 |
3,5 |
0,318 |
75 |
1,875 |
4,3 |
0,391 |
50 |
1,699 |
5,1 |
0,464 |
37 |
1,568 |
6,4 |
0,582 |
20 |
1,301 |
7,1 |
0,645 |
15 |
1,176 |
7,8 |
0,709 |
10 |
1,000 |
Keterangan : Jarak loading dye = 11
cm
Gambar 2. Kurva log berat
molekul protein marker SDS-PAGE Eschericia
coli
Tabel 2. Jarak migrasi protein Eschericia coli dan BSA beserta nilai rf dan berat molekul
dari masing-masing pita.
Jarak sampel (cm) |
rf sampel |
log BM sampel |
BM sampel (kD) |
E. Coli 2,5 |
0,227 |
2,165 |
146,16 |
3 |
0,273 |
2,053 |
113,03 |
3,3 |
0,300 |
1,986 |
96,87 |
3,8 |
0,345 |
1,875 |
74,91 |
4,6 |
0,418 |
1,696 |
49,65 |
4,9 |
0,445 |
1,629 |
42,56 |
5,1 |
0,464 |
1,584 |
38,40 |
5,6 |
0,509 |
1,473 |
29,69 |
6,7 |
0,609 |
1,227 |
16,87 |
7,1 |
0,645 |
1,138 |
13,73 |
7,8 |
0,709 |
0,981 |
9,58 |
BSA 4 |
0,364 |
1,829 |
67,45 |
Keterangan
: Jarak loading dye (pewarna) = 11 cm
y = -2,456x +
2,723
Tabel 3. Jarak migrasi protein marker SDS-PAGE
papain
beserta nilai rf dan berat molekul dari masing‐masing
pita
BM marker(kD) |
Jarak marker (cm) |
log BM marker |
rf marker |
250 |
1,5 |
2,398 |
0,15 |
150 |
2 |
2,176 |
0,2 |
100 |
2,4 |
2,000 |
0,24 |
75 |
2,8 |
1,875 |
0,28 |
50 |
3,9 |
1,699 |
0,39 |
37 |
4,3 |
1,568 |
0,43 |
20 |
6 |
1,301 |
0,6 |
15 |
7,1 |
1,176 |
0,71 |
10 |
9,2 |
1,000 |
0,92 |
Keterangan : Jarak loading dye = 10
cm
Tabel 4. Jarak migrasi protein papain dan BSA beserta nilai rf dan berat
molekul dari masing-masing pita.
Jarak sampel (cm) |
rf sampel |
log BM sampel |
BM sampel (kD) |
Papain 6,3 |
0,630 |
1,34698 |
22,20 |
6,9 |
0,690 |
1,24174 |
17,44 |
BSA 3,5 |
0,350 |
1,83810 |
68,86 |
Keterangan : Jarak
loading dye (pewarna) = 10 cm
y = -1,754x + 2,452
3. Pembahasan
Elektroforesis
SDS-PAGE terdiri atas tangki elektroforesis yang terdiri atas power supply yang
berfungsi sebagai sumber arus listrik, buffer sebagai penghantar aliran listrik
sehingga proses running protein dapat berlangsung, gel poliakrilamid berfungsi
untuk media embedding atau sectioning sampel, dan anoda dan katoda yang
berfungsi sebagai arah gerak arus listrik yaitu dari katoda kearah anoda.
Prinsip
kerja SDS-PAGE atau Elektroforesis gel poliakrilamida-Sodium Dodesil Sulfat adalah memisahkan protein yang bermuatan berdasarkan berat molekulnya. Sodium Dodesil
Sulfat (SDS) merupakan deterjen ionik yang dapat melarutkan molekul hidrofobik yang memberikan muatan negatif pada keseluruhan struktur protein.
Cara kerja SDS-PAGE adalah dengan menghambat interaksi hidrofobik dan merusak
ikatan hidrogen (Rath et al, 2009).
Polyacrylamide gel (PAG) telah dikenal
sebagai media embedding potensial untuk sectioning jaringan. Sodium
Dodecyl Sulfat (SDS) (Hanya digunakan dalam gel denaturasi protein) SDS adalah
agen deterjen yang kuat yang digunakan untuk denaturasi protein, polipeptida
individu. Amonium persulfat (APS) merupakan sumber radikal bebas dan sering
digunakan sebagai inisiator untuk pembentukan gel (Missouri University, 2002). Merkaptoetanol
atau ditiotreitol ditambahkan untuk mereduksi ikatan disulfida (David, 2009).
TEMED menstabilkan radikal bebas dan meningkatkan polimerisasi. Tingkat
polimerisasi dan sifat-sifat gel yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi
radikal bebas. Peningkatan jumlah radikal bebas menyebabkan penurunan rata-rata
panjang rantai polimer, peningkatan kekeruhan gel dan penurunan elastisitas
gel. Coomassie Brilliant
Blue (CBB) adalah pewarna anionik, yang non-spesifik mengikat protein. Struktur
CBB didominasi non-polar (Sudjadi, 2008).
Pada proses elektroforesis SDS-PAGE menggunakan larutan
buffer yang berfungsi untuk mempertahankan nilai pH, jika ada penambahan
sejumlah kecil asam atau basa. Larutan buffer terdiri dari asam lemah (proton
donor) dengan basa konjugatnya (proton aseptor) (Mohan, 2006). Staining
berfungsi untuk membantu memonitor jalannya elektroforesis (Wilson dan Walker, 2000).
Destaining digunakan untuk
membersihkan gel dari pewarna sehingga pita dapat terlihat (Boyer,
2003).
Pada proses
migrasi protein dpada saat elektroforesis dipengaruhi oleh eberapa faktor yaitu
(1) Ukuran molekul protein, Migrasi molekul protein
berukuran besar lebih lambat daripada migrasi molekul berukuran kecil. (2)
Konsentrasi
gel, Migrasi
molekul protein pada gel berkosentrasi rendah lebih cepat daripada migrasi
molekul protein yang sama pada gel berkosentrasi tinggi. (3) Bufer
(penyangga) dapat berperan sebagai penstabil medium pendukung dan dapat
mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena ion sebagai pembawa protein yang
bermuatan. (4) Medium penyangga, Medium pendukung
ideal untuk elektroforesis adalah bahan kimia inert yang bersifat relatif
stabil, mudah ditangani dan mempunyai daya serap yang baik, sebagai migrasi
elektron atau penyaringan berdasarkan ukuran molekul seperti gel poliakrilamid. (5)
Kekuatan
voltase, kecepatan migrasi molekul sebanding dengan tingginya voltase yang
digunakan. (6) Temperatur
medium disaat proses elektroforesis berlangsung. Jika temperature tinggi akan
mempercepat proses bermigrasinya protein dan sebaliknya jika temperatur rendah
akan mengurangi kekuatan bermigrasinya protein (Jena and Mackill, 2008).
Hasil dari elektroforesis SDS-PAGE dapat
diketahui rata-rata berat sampel papain adalah 23787
D atau 23,8 kD dan marker yang digunakan mempunyai berat molekul rata-rata 78,5
KD, sedangkan pada sampel E.coli.
mempunyai berat rata-rata 68,6 KD.
D. KESIMPULAN
1.
Elektroforesis gel poliakrilamida-Sodium Dodesil Sulfat
adalah teknik elektroforesis gel yang menggunakan poliakrilamida untuk memisahkan protein yang
bermuatan berdasarkan berat molekulnya.
2.
SDS
adalah agen deterjen yang kuat yang digunakan untuk denaturasi protein,
polipeptida individu
3.
Ukuran
gel berdasarkan berat molekul yang akan diuji.
Daftar
Pustaka
Boyer, R. 2003. Modern
experimental biochemistry. The Benjamin, Cummings publishing company, Inc.,
California: 480 hlm.
David G. Watson. 2009. Analisis Farmasi.
Jakarta : EGC.
Jena.K.K and Mackill.D.J. 2008.
Molecular Markers and Their Use in Marker-Assisted Selection in Rice. Crop
Science Journal. 46: 1266 – 1276.
Minde
DP (2012). "Determining biophysical protein
stability in lysates by a fast proteolysis assay, FASTpp". PLOS
ONE 7 (10): e46147.
Rath,
Arianna and Glibowicka, Mira and Nadeau, Vincent G. and Chen, Gong and Deber,
Charles M. (2009). "Detergent binding explains anomalous SDS-PAGE migration
of membrane proteins". Proceedings of the National Academy of Sciences
106 (6): 1760–1765.
Shapiro
AL, Viñuela E, Maizel JV Jr. 1997. "Molecular weight estimation of
polypeptide chains by electrophoresis in SDS-polyacrylamide gels.". Biochem
Biophys Res Commun. 28 (5): 815–820.
Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Kanisius.
Yogyakarta. Pp: 101-104.
Wilson
K. 2000. Protein and enzyme techniques In Practical Biochemistry, (ed. Wilson
K. And Walker JM), Cambridge University Press. p.161‐226.
Entri Populer
-
Susunan syaraf yang mengkoordinasi sistem-sistem syaraf lainnya di dalam tubuh manusia diba...
-
Keuntungan dan Kerugian Bioteknologi Konvensional dan Modern A. Bioteknologi Konvensional ...
-
SOAL GENETIKA DAN JAWABANNYA I. Soal Pilihlah salah 1 jawaban yang tepat! 1. Beberapa fakta yang...
-
1. Sebutkan perbedaan alat eksresi pada hewan invertebrata dan manusia,serta hewan vertebrata lainnya…? Jawab : Pada hewan invertebrata be...
-
A. Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas Analisis data dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam pel...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua makhluk hidup membutuhkan nutrien untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bah...
-
“ SOAL DAN JAWABAN SISTEM SIRKULASI” 1. Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh dalam system transportaasi ? Jawab : Pertahana...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa gejala yang ada pada s...
-
A. Definisi Gerak pada Tumbuhan Seperti halnya tumbuhan, tumbuhan sebagai makhluk hidup sama seper...
-
1. Pengertian Populasi Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan ...