Tiga mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya
membuat "bioethanol heater" dan berhasil menyabet juara I dalam ajang
"National Innovation Contest" (NIC) 2013 yang diselenggarakan
Institut Teknologi Bandung pada 1-3 Januari lalu.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ardhy Purwo Nugroho
dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Muhammad Umar Safari (FST)
dan Muhammad Baidowi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis/FEB).
"Ide alat itu berawal dari keprihatinan kami
akan semakin menipisnya ketersediaan bahan bakar fosil dan Bioethanol
diharapkan bisa menjadi alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan," kata
Ardhy.
Ia menjelaskan bahwa titik nyala bioethanol itu jauh
lebih besar dibandingkan dengan bensin sehingga disarankan penggunaannya
dicampur dengan bensin.
"Dari situ, muncul ide untuk membuat alat yang
berfungsi memanaskan Bioethanol sehingga lebih mudah mencapai titik nyala
sempurna. Dengan suhu yang ditingkatkan, bioetanol akan lebih mudah mencapai
titik nyalanya, ketika masuk mesin dan terkena percikan api maka dengan mudah
bioethanol terbakar," urainya.
Alat "Bioethanol Heater" itu bentuknya
sederhana, seperti tabung termos kecil dengan diameter 6 cm dan tinggi 10 cm.
Di dalamnya, terdapat elemen untuk memanaskan bioethanol dan pipa spiral
tembaga untuk mengalirkan bioethanol ke karbulator.
"Tidak menyangka bakal keluar sebagai juara I
dalam kompetisi untuk menyemarakkan 'Mechanical Festival' ITB itu. Awalnya,
kami hanya menargetkan posisi sebagai juara III,"kata Ardhy.
Tim ini mendapat nilai terbaik pada poin penilaian
level inovasi, fungsi dan kegunaan, efisiensi biaya dan manufacturability.
Ke depan, mereka berencana untuk mengembangkan alat
pemanas bioetanol itu."Nantinya, kami akan coba memanfaatkan panas knalpot
sebagai pemanas, jadi tidak usah mengambil daya dari aki," terangnya.
Sumber: antaranews.com, unair.ac.id
0 comments:
Post a Comment