Berita Terkini :
http://picasion.com/
Home » » Selamat Hari Raya Idul Fitri

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Monday, March 31, 2025 | 0 comments

 Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M



 

Ramadan adalah moment yang sangat dirindukan bagi setiap muslim untuk perbanyak ibadah, berkumpul bersama keluarga dan memperbaiki diri. Kali ini Ramadan agak sedikit berbeda karena tidak berada di tanah air, negara yang mayoritas muslim – Indonesia. Biasanya terdengar dari musolla dan masjid ada suara adzan berkumandang silih berganti menggema seantero penjuru tempat tinggal, ada aroma masakan khas selama Ramadan, ada kegiatan bukber, mencari dan berburu takjil dan ada suara mengaji -tadarus al quran- anak-anak setiap malamnya. Saat ini saya tidak mendengar itu semua, saya hidup dan tinggal semenetara menimba ilmu sebut saja namanya adalah Taiwan dengan julukannya negeri Formosa. Ini adalah kali pertama bagi saya menjalani Ramadan di negeri orang sebagai mahasiswa S3 di Rantau.  

A group of people sitting on the floor eating

AI-generated content may be incorrect.Menjadi mahasiswa muslim dan melaksanakan puasa di tanah Rantau yang minoritas muslimnya bukan hal yang gampang dan mudah. Ada banyak tantangan yang harus di jalani. Diantara tantangan itu adalah mencari makanan halal dan moment ketika harus bangun sahur. Biasanya saat dirumah akan dibangunkan oleh keluarga. Tapi saat disini hanya bermodalkan dengan HP sebagai alarm yang bisa di andalkan. Ada kalanya saya harus kelewatan untuk terbagun untuk makan sahur karena padatnya rutinitas kegiatan di laboratorium dan kampus hingga larut malam atau bahkan jua tak jarang harus bangun walau mata masih mengantuk. Sebelum subuh tiba, biasanya saya sudah siapkan untuk menu makan sahur itu yang tinggal diambil di kulkas dan tinggal di panaskan. Jadi lebih cepat dan hemat waktu. 

Islam di Taiwan adalah salah satu agama yang secara perlahan memiliki pengikut yang kian hari, kian bertambah dengan populasi sekitar 60.000 (0,3 %) muslim dari penduduk Taiwan yang mayoritas dari mereka marga Hui. Awal Puasa di Taiwan biasanya mengikuti arahan dari Taipei Grand Mosque -salah satu masjid terbesar dan tertua di negeri ini. Ada jua organisasi seperti PCI-NU Taiwan yang juga aktif memberi informasi, mengingat banyaknya mahasiswa dan pekerja Indonesia di sini yang berjumlah lebih dari 313.000 orang. Negeri ini adalah negara yang muslim friendly dan toleransi yang sangat tinggi, sehingga wajar banyak pendatang datang ke negeri ini. 

Taiwan memiliki 4 musim, dan suasana Ramadan saat ini masuk dalam musim semi. Waktu puasa masih normal 12 jam dan dengan suasana udara yang sejuk, tidak begitu panas. Saya pribadi harus beradaptasi dengan rutinitas kampus seperti mengikuti kuliah dan Melakukan riset yang harus berjalan seperti biasanya. Tidak ada pengurangan proritas, semua harus dikerjakkan sesuai dengan timeline yang sudah dibuat karena harus menyerahkan progress penelitian dengan sebaik mungkin. 

A group of people posing for a photo

AI-generated content may be incorrect. 

 

A group of people standing in a room

AI-generated content may be incorrect.Ada suasana rindu bertemu keluarga nan jauh disana. Rindu kebersamaan dalam menjalani hari untuk berbuka dan ibadah lainnya. Disini saya menemukan ada moment lain dan suasana kehangatan dan kebersamaan. Dikampus, kami memiliki banyak prayer room. Dan satu ruangan di jadikan sebagai masjid kampus untuk kegiatan sholat jumat. Banyak temanteman muslim yang ikut hadir meramaikan. Ada yang datang dari Malaysia, India, Pakistan, Bangladesh, Yaman, Iraq, Turki, Mesir, Somaliland, dan sudah barang tentu mahasiswa muslim sesama mahasiswa Indonesia. Moment buka bersama adalah ajang silaturahmi antar sesama muslim di rantau. Kami saling berbagi apa yang kami punya sebagai bentuk kebersamaan, baik itu makanan mapun minuman. Ada rasa haru sendiri di tengah jauh dari keluarga, secara perlahan ada kekuargaan yang timbul dari semua kegiatan ini. 

 

A group of people standing in a room

AI-generated content may be incorrect. Selanjutnya saat usai berbuka puasa, kami lanjutkan dengan sholat magrib berjamaah. Sembari menanti waktu isya dan sholat tarawih, mengisi waktunya untuk memperbanyak sholat sunnat ataupun mengaji. Kegiatan sholat tarawih pun tidak jauh berberbeda dengan di Indonesia, dengan total 23 rakaat. Dalam tiap tarawih dibaca satu juz lebih hafalan Al Quran. Normalnya kegiatan ini bisa selesai dalam waktu 1 jam 30 menit. Banyak hal baru yang saya pelajari disini. Selain di Masjid Kampus, saya juga sering I’tikaf dan sholat di Masjid Kaohsiung, salah satu masjid terbesar di Taiwan. Masjid ini memiliki ukuran yang luas dan megah, dengan terdiri dari tiga lantai dan satu basement. Kegiatan Ramadan dimasjid ini begitu semarak dan meriah. Ada banyak kegiatan yang dilakukan seperti buka bersama, ada pula kajian sebelum berbuka puasa dan sahur bersama. Dengan adanya kegiatan ini menjadi obat penawar rindu yang sangat mujarab. 

Untuk bisa mengobati makanan ala negeri tercinta, biasanya saya memasak makanan sendiri, kadang membuat sambal yang super pedas -mengingat saya orang Lombok, gak afdol rasanya jika makan tidak ada rasa pedas - hanya untuk mengingat rasa masakan rumah. Selain itu jua, saya setidaknya setiap minggu harus ke pasar untuk membeli buah dan sayur. Ini lebih hemat untuk ukuran mahasiswa dan sekaligus memastikan makan yang masuk kedalam tubuh adalah halal. Meski dengan makanan yang sederhana dan ala kadarnya. Rasanya seperti sudah pulang kerumah, meskipun dalam kenyataannya masih sangat jauh dari kampung halaman.  

Sebagai seorang mahasiswa, Ramadan ini justru sebgai pemacu semangat untuk bisa lebih baik. Bukan alasan untuk menjadi lebih malas dan tanpa banyak kegiatan. Harus mampu menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan spiritual selama Ramadan. Puasa bukan menjadi alasan untuk meninggalkan dan mengurangi kesibukan riset dan kuliah. Kegiatan tersebut harus seiring sejalan, tidak ada yang boleh tertinggal. Ibadah puasa dan ibadan sunnah lainnya tidak boleh terbengkalai begitu saja, begitupula kegiatan akademik harus mampu lebih terukur dan maksimal. Memang agak berat rasanya, tapi kalau tidak dijalani maka tidak akan usai juga. Dengan kenyakinan perbaiki niat dan yakin usaha sampai, insya alllah pasti ada jalannya dan peluang itu ada. Bagaimana harus menyeimbangkan waktu dan kondisi di saat lagi berpuasa. Ramadan ini mengajarkan pula tentang kemandirian dan menjadi terlibat aktif dalam berbagai komunitas atau oraganisasi 

Bagi saya pribadi, berpuasa di Rantau adalah pengalaman terbaik untuk bisa memperbaiki diri secara akademik dan non akademik. Banyak moment silih berganti datang baik suka dan dukanya. Selau senantiasa perbanyak syukur dan kurangi insecure dalam diri. Percayalah bahwa disetiap ada keterbatasan dan kekurangan, ada ruang dan celah baru untuk mengenal agar lebih dekat dengan sang Illahi.  

Hidup jauh dari sanak keluarga, bukan berarti hidup sendiri, sebatang kara di negeri orang. Mungkin dengan jalan inilah, Tuhan mempertemukan dan mengajari saya dengan berbagai kebaikan Ramadan, yang mungkin saya tidak akan dapati ketika tidak keluar dari zona nyaman dengan merantau kuliah ke luar negeri. Ramadan di rantau tidak hanya tentang rindu dan tradisi, tapi jua tentang hakikat kebersamaan dan kekeluargaan. 

 


                                    Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

 semoga masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan ramadhan dan Idul Fitri tahun-tahun berikutnya. Aamiin


maaf lahir dan batin 💗😊

untuk link pdfnya bisa di cek di sini -> Ramadan di Taiwan

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Entri Populer

Negara PengunjuNg

free counters
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Rizal Suhardi Eksakta * - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger