BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Labi-labi atau bulus merupakan
salah satu jenis sumberdaya ikan
golongan reptilia dan sebagai salah satu
sumber daya ikan yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber gizi dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
Ciri khas yang dimiliki labi-labi sebagai salah satu
bangsa kura-kura (Ordo Testudinata) adalah perisai punggungnya/batok tidak
tertutup oleh zat tanduk, tetapi ditutupi oleh kulit yang tebal sehingga
kura-kura ini dikelompokkan ke dalam Sub ordo Cryptodera famili Trionichydae
atau dalam istilah Inggrisnya dinamakan Soft-Shelled Turtle yang berarti
kura-kura bercangkang lunak.
a. Ciri-ciri khusus
1. Tubuh dibungkus oleh kulit kering
yang menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik atau bercarapace; beberapa
ada yang memiliki kelenjar permukaan kulit
2. Mempunyai dua pasang anggota
gerak, yang masing-masing 5 jari dengan kuku yang cocok untuk lari,
mencengkeram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai
bentuk dayung, dan bahkan pada ular tidak memilikinya
3. Skeletonnya mengalami penulangan
secara sempurna; tempurung kepala mempunyai satu condylus occipitalis
4. Jantung tidak sempurna, terdiri
dari 4 ruangan, dua auriculadan sebuah ventriculus (pada crocodilian terpisah
menjadi dua, tapi masih berlubang disebut foramen panizzae). Terdapat sepasang
archus aorticus, ber- erythrocyt dengan bentuk oval biconvex dan dengan
nucleus.
5. Pernafasan selalu dengan
paru-paru; pada penyu juga bernafas dengan kloaka
6. Memiliki 12 nevri cranialis
7. Suhu tubuh tergantung pada
lingkungan
8. Fertilisasi terjadi di dalam
tubuh, biasanya mempunyai alat kopulasi; telur besar dengan banyak yolk,
berselaput kulit lunak atau bercangkok tipis. Telur biasanya diletakkan disuatu
tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi ada beberapa hewan misalnya kadal dan
ular dierami oleh betina
9. Segmentasi secara meroblastis,
mempunyai membrane embryonis (amnion chorion yolk saccdan alanthois). Anak yang
lahir/menetas mirip dengan yang dewasa, tidak ada metamorfoshe.
Reptilia menunjukkan kemajuan
bila dibandingkan dengan amphibia. Hal ini ditunjukkan dengan (1) mempunyai
penutup tubuh yang kering dan berupa sisikyang merupakan penyesuaian hidup
menjauhi air (2) extramitas cocok untuk gerak cepat (3) adanya kecenderungan
kearah pemisahan darah yang beroksigen dan tidak beroksigen dalam jantung (4)
sempurnanya proses penulangan (5) telur sesuai sekali untuk pertumbuhan
didarat, mempunyai membrane dan cangkok guna melindungi embrio.
b. Struktur dan fungsi
Bentuk luar tubuh reptilia
bermacam-macam yakni ada yang bulat pipih (penyu), bulat panjang (ular),
berbentuk gelendong berekor (kadal,buaya) dll. Umumnya tubuh dapat terbagi atas
bagian cephal, cervix, truncus, cauda.
Bagi hewan yang memiliki
extremitas, maka bagian ini pendek berkuku panjang berkait.
Mulut yang agak panjang bertepi
dengan gigi kecil runcing yang terletak dalam lekuk. Dekat ujung moncong
sebelah dorsal terdapat nares eksterna (nostril).
Mata besar terletak disebelah
lateral dengan palpebra superior (kelopak mata sebelah atas), palpebra interior
(kelopak mata sebelah bawah) dan kecuali itu terdapat mambran nictitana yang
transparan yang terletak dibawah mata.
Dibelakang mata terdapat lekukan
yang tertutup oleh kulit, sebagai lubang telinga yang memiliki membran tympani
Anus sebagai akhir kloaka
merupakan celah transpersal (malintang) yang terletak dibawah dasar dari
extramitas posterior. Hewan yang memiliki lubang cloaca transversal disebut
plagio tremata.
1. Penutup tubuh
Penutup tubuh reptilia
bermacam-macam ada yang berupa kulit bersisik yang meliputi seluruh tubuh.
Diantaranya ada yang pada bagian dorsal mengalami cornificatio hingga merupakan
lapisan tebal. Terdapat juga berpenutup tubuh berupa perisai atau carapace.
2. Skeleton
Skeleton axialis terdiri atas
tempurung kepala dan vertebrae. Tempurung kepala ada yang bermoncong panjang
merupakan tulang yang keras pada hewan yang dewasa. Rahang bawah yang panjang
bersendi pada tulang kuadrat yang telah bersatu dengan tulang cranium. Bagian
ventral dari cranium merupakan plat yang keras. Columna vertebralis terdiri
atas lima type yakni: cervix (leher), thorax (dada), lumbal (pingang), sacrum
(panggul), dan cauda (ekor).
Pada buaya di cervix terdapat
tulang rusuk pendek yang bebas (costae cervicalis), sedang pada thorax dan
sternum dihubungkan oleh costae thoracalis dengan perluasan tulang-tulang
rawan. Diantara sternum dan os pubic terdapat costae abdominalis.
3. System musculus
Reptilia memiliki sistem otot
daging lebih kompleks bila dibandingkan dengan amphibia, karena otot daging harus
mendukung tubuh didaratan yang bersifat lebih berat dari pada didalam air.
Kecuali itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat.
4. System digestoria
Mulut yang dapat terbuka lebar
memiliki dentes (gigi) yang berfungsi untuk keperluan opensif dan
mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua
deretan. Deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan
gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok kearah covum oris. Pada palatum
(tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes
palatine. Lingua yang pipih bersifat bida (bercabang dua) terletak didasar
covum oris. Pada reptilia yang masih hidup di air misalnya buaya bagian belakang
dari lingua terdapat suatu lipatan tranversal. Bagian ini bila ditekan akan menutup
sehingga cavum oris terpisah dari pharynx.oleh karena itu walaupun hewan ini
membuka mulut pada waktu berada di air, pru-parunya tidak akan dimasuki air.
Dibelakang pharynx terdapat oesofagus yang merupakan saluran silindris menuju
ventriculus yang terdiri atas bagian fundus yang agak bulat dan bagian kecil
disebut pyloris.bagian ini bersambung dengan intestinum tenue (usus halus)
terus dilanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering disebut
rectum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek.
Akhirnya rectum bermuara pada cloaca. Glandulae digestive berupa hepar yang
terdiri atas lobus dexter dan sinister bewarna coklat. Pada bagian caudal lobus
dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatica terletak antara
ventriculum dan bagian cranial intestinum tenue. Cloaca merupakan muara umum
untuk tractus digestive, excretoria dan reproductive.
5. System circulatoria
Cor terletak dibagian anterior
ventral dari rongga thorax. Terdiri atas sinus vemosus yang kecil, dua buah
antricula dan dua ventricular. Antara dua ventricular terdapat septum yang
umumnya tidak sempurna, karena masih ada foramen fanizzae, pada crocodilia
pemisahan septum telah sempurna.
Darah dari vena masuk kedalam cor
melalui (1) sinus venosus, (2) auriculum dextra (3) ventriculum dextra (4)
arteri, pulmonalis dan paru-paru darah kembali masuk (5) auriculum sinestra,
dan terus ke ventriculum sinestra. Dari sini akan melalui sepasang archus
aorticus yang selanjutnya kedarah dorsal mengelilingi oesofagus, dari dasar
archus aortichus dexter muncul dua arteri carotis (arteri carotis communis
dextra dan sinistra) yang menuju leher dan kepala, dan arteri subclavia menuju
ke masing-masing extremitas anterior.
Dua archus aortichus
menghubungkan diri jadi satu disebelah dorsal menjadi aorta dorsalis, yang akan
memberikan darah kepada alat-alat dalam rongga tubuh, ke extremitas posterior
dan ekor. Darah vena dikumpulkan (1) oleh vena cava anterior yang menampung
darah dari kepala dan kedua extremitas anterior, (2) oleh sebuah vena cava
posterior yang menampung darah dari organon reproductivum dan ren, (3) oleh
ceva porta hepatica menmpung darah dari dalam tractus digestiva yang memecah
menjadi kapiler-kpiler didalam hepar dan dikumpulkan oleh vena hepatica yang
pendek dan (4) vena epigastris pada msing-masing sisi dalam rongga abdominalis
menapung darah dari extremitas posterior, ekor dan tubuh. Dari kedua vena cava
itu akan masuk ke sinus venosus.
6. System respiratoria
Udara masuk melalui nares externa
terus menembus plat yang keras menuju ke nares interna (dibelakang lubang) ini
pada reptilia yang hidup di air terdapat vellum dan kemudian melalui glottis
sebagai celah lingua menuju ke larynx. Larynx tersusun atas tulang rawan tiga
buah dan berisi beberapa pasang pita suara (bagi yang bersuara). Selanjutnya
berhubungan dengan trachea yang tersusun atas gelang-gelang tulang rawang.
Trachea bercabang menjadi dua bronchi, yang selanjutnya masing-masing menuju ke
paru-paru. Paru-paru terbagi atas bagian-bagian interior yang lebih kompleks
dari pada amphibia yang mangandung capilair pulmonalis.
7. System nervorum dan oeganon
sensoris
Encephalon terdiri atas: lobus
olfactorius yang panjang yang berhubungan dengan hemispherium cerebri yang
terletak dimuka. Mesenchephalon yang tertutup oleh hemispherium cerebri yang
terbagi oleh sulcus medianus menjadi dua corpora bigamina. Cereblum
(myencephalon) berbentuk kecil terletak dibelakang mesencephalon.
Disebelah bawah cerebelum
terdapat medulla oblongata yang lebar disebelah anterior yang mempunyai cekung
lossa rhomboidea yang sebagian ditutupi cereblum. Disebelah dorsal dari
mesencephalon suatu bulatan kecil ephyse, sedang sebelah ventral terdapat
hypophyse. Selanjutnya medulla oblongata (metencephalon) dilanjutkan oleh
medulla spinalis pada otak terdapat 12 nervi cerebrales.
Pada lingua terdapat
tonjolan-tonjolan atau papil-papil yang mengandung receptor-receptor rasa,
sedang saccus olfactorius tredapat reseptor-reseptor yang menerima rang sangan
berupa gas. Organon virus mempunyai glandulae lacrimus untuk membasahi mata
bagi reptil yang telah benar-benar hidup di darat.
Telinga memiliki tanda-tanda
seperti vertebrata darat lainnya, masing-masing mempunyai bagian luar yang
berakhir dengan membrane-tympani. Dibagian tengah dan bagian dalam tredapat
tiga saluran setengah lingkaran dan alat pendengar lainnya. Dari bagian telinga
tengah terdapat ductus eustachii yang bermuara pada atap pharynx dibelakang
nares interna.
8. System urogenitalis
Terdiri atas system uropetica dan
system genetalis. System uropetica berupa ren bewarna kecoklat-coklatan
(sepasang), terletak didaerah sacrum dan merupakan benda yang retroperitoneal
dan trediri atas lobus anterior dan lobus posterior. Dari masing-masing ren
terdapat ureter yakni ureter sinestra dan dextra. Pada hewan jantan sebelum
bermuara di cloaca uretere itu bersatu dahulu dengan vas deferensia, sedang
pada hewan betina langsung ke cloaca. Vesica urinaria yang merupakan kantung
tipis yang tredapat di dekkat cloaca dan bermuara sebelah ventralnya; berfungsi
sebagai penampung urine sementara.
System genetalis dapat kiata
bedakan systema genitalis feminus dan systema genitalis musculinus.
systema genitalis feminus terdiri
atas sepasang ovarium yang berbentuk ovoid, pada datarannya terdapat benjolan
retroperitoneal. Oviduct yang merupakan saluran yang berdinding tipis; mulai
cranial sebagai corong ostium abdominalis. Oviduct memiliki kelenjar dindingnya
yang member kulit keras pada ovum yang sudah di buahi. Oviduct bermuara di
cloaca yang dinding dorsal agak ke muka daripada muara ureter.
System genitalis musculinus
terdiri atas sepasang testis, yang berbentuk oval kecil berwarna
keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididymis, kemudian di lanjutkan
oleh saluran vasa deferensia. Pada bagian caudalnya bersatu dahulu dengan
ureter baru masuk cloaca. Di samping itu semua terdapat alat copulation yang
disebut hemipenis, yang terjadi atas dua organon yang terjadi karena tonjolan
dinding cloaca. Pada waktu istirahat melipat masuk dengan dinding otot di
sebelahnya. Pada waktu copulation hemipenis ditonjolkan keluar sedang otot
daging kesebelah dalam. Semua bagian alat-alat genitalis itu di gantung oleh
penggantung yang masing-masing ialah : mesovarium untuk ovarium, ligamentum
untuk oviduct, mesorchium untuk testis.
ORDO
TESTUDINATA
Tubuh bulat pipih dan umumnya
relatif besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung disebut
carapace, sedang perisai sebelah ventral datar disebut plastron. Kedua bagian
perisai itu di gabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan
lapisan zat tanduk yang tebal. Tidak mempunyai gigi, tapi rahang berkulit
tanduk sebagai gantinya. Tulang kuadratpada cranium mempunyai hubungan bebas
dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah di gerakkan, tulang ruang
belakang thorax dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai.
Ovipar, telur diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Extremitas sebagai alat
gerak baik di darat maupun di air. Contoh: chelonian mydas (penyu hijau),
tubuhnya besar, ada yang berdiameter satu meter. Chelonian imbricate, dll.
Anggota ordo ini memiliki ciri
yang spesifik yaitu tubuhnya dilindungi oleh bangunan yang disebut cangkang
atau tempurung. Dalam bahasa Indonesia, dikenal empat kelompok hewan yang
termasuk bangsa ini, yaitu penyu ( sea turtle), labi-labi ( Shoftshell Turtle),
Kura-kura air tawar ( Fresh water Turtle/ Terrapine), kura-kura darat (
Tortoise).
Tempurung kura-kura terdiri dari
karapaks, yang berbentuk cembung di bagian dorsal, dan plastron yang bentuknya
relatif datar atau rata di bagian ventral. Pada bagian karapaks terdapat tulang
vertebra/ neural, tulang pleural, tulang suprapygal, tulang pygal, tulang
nuchal dan tulang peripheral. Pada bagian plastron terdapat tulang epiplastron,
tulang entoplastron, tulang hyoplastron, tulang mesoplastron, dan tulang
xiphiplastron.
Di atas tulang-tulang penyusun
karapaks dan plastron terdapat lapisan yang disebut keping perisai. Keping
perisai pada karapaks terdiri dari keping vertebral, keping costal, keping
marginal, keping nuchal, dan keping supracaudal. Keping perisai pada plastron
terdiri dari keping gular, keping humeral, keping pectoral, keping abdominal,
keping anal,dan keping femoral.( Pough et. al, 1998; Erns et. al, 2007 ). Pada
beberapa famili ada yang tidak dilapisi dengan keping perisai seperti pada
Famili Trionychidae dan Famili Charettochelydae.
Ekstrimitasnya termodifikasi
sesuai dengan habitat hidupnya. Untuk anggota Ordo Testudinata yang hidup di
laut, ekstrimitasnya termodifikasi menjadi bentuk seperti dayung untuk
memudahkan hewan tersebut dalam bergerak di air (berenang). Sedangkan untuk
anggota yang hidup di darat, alat geraknya termodifikasi menjadi bentuk batang
atau tonggak, tanpa selaput dan untuk yang hidup pada habitat semiakuatik,
terdapat selaput renang diantara jari-jarinya. Untuk hewan yang hidup di darat,
jari-jarinya dilengkapi dengan cakar yang pada jantan, cakar ini lebih panjang
yang fungsinya antara lain sebagai alat untuk berpegangan pada pasangannya pada
saat kopulasi.
Reproduksi anggota Ordo
Testudinata terjadi secara ovipar dengan pembuahan secara internal. Telur yang
dihasilkan disimpan dalam tanah, pasir atau serasah dengan suhu yang relatif
konstan. Pada penyu, biasanya dalam periode tertentu mereka akan mendarat di
pantai untuk meletakkan telur-telurnya. Anggota ordo ini tidak mempunyai gigi
(giginya mereduksi) dan diganti dengan semacam modifikasi pada rahang
(keratinasi) menjadi bentuk seperti paruh.
2. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini penyusun mencoba mengangkat permasalahan-permasalahan sebagai
berikut:
a.
Menjelaskan tentang hewan Reptil yakni dari ordo
Testudinata
b.
Memahami ciri-ciri, struktur dan fungsi tubuh, cara hidup dan habitat, reproduksi dan klasifikasi labi-labi (Trionyx)
3. Tujuan Masalah
Makalah
ini disusun dengan tujuan tidak lain adalah untuk menambah wawasan dan ilmu
pendidikan atau ilmu pengetahuan kita semua, dan bertujuan agar pembacanya dan
kami sendiri sebagai penulis dapat mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang
klas reptilia, ordo testudinata jenis labi-labi (Trionyx) mengenai ciri-ciri, struktur dan fungsi tubuh, cara hidup dan habitat, reproduksi dan klasifikasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
TRIONYX
(LABI-LABI)
Labi-labi atau bulus merupakan salah satu jenis sumberdaya ikan golongan reptilia dan sebagai
salah satu sumber daya ikan yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber gizi
dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
Ciri khas yang dimiliki labi-labi sebagai salah satu
bangsa kura-kura (Ordo Testudinata) adalah perisai punggungnya/batok tidak
tertutup oleh zat tanduk, tetapi ditutupi oleh kulit yang tebal sehingga
kura-kura ini dikelompokkan ke dalam Sub ordo Cryptodera famili Trionichydae
atau dalam istilah Inggrisnya dinamakan Soft-Shelled Turtle yang berarti
kura-kura bercangkang lunak.
A.
Klasifikasi
dan Morfologi
Menurut Wilkinson (1979) dalam
Ditjenkan (1991), klasifikasi labi-labi adalah :
Filum :
Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Klas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Sub Ordo : Cryptodine
Family : Trionichydae
Genus : Trionyx
Species : Trionyx spp.
Nama lain ; Inggris (The black rafed
soft shell), Indonesia (kuya, bulus, labi-labi, kura-kura air tawar); China
(pio, chia).
Ciri khas yang
dimiliki labi-labi sebagai salah satu bangsa kura-kura (Ordo Testudinata)
adalah perisai punggungnya/batok tidak tertutup oleh zat tanduk, tetapi
ditutupi oleh kulit yang tebal sehingga kura-kura ini dikelompokkan ke dalam
Sub ordo Cryptodera famili Trionichydae atau dalam istilah Inggrisnya dinamakan
Soft-Shelled Turtle yang berarti kura-kura bercangkang lunak.
Ciri-ciri morfologi
menurut Pritchard (1979), T. cartilageneus (The black Rayed soft- shell)
adalah merupakan spesies yang berukuran besar, dapat mempunyai ukuran panjang
28 “ (70 cm). Masih kerabat dekat dengan T. formosus (The Burmese
soft-shell) yang sama-sama memeliki kekurangan tulang preneural. Penyebarannya
: Burma, Thailan, Laos bagian selatan, Kamboja Utara dan Selatan, Vietnam
hingga Teluk Tonkin, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
Memiliki moncong yang
lebih panjang dari diamater matanya. Warna punggung sangat bervariasi, yang
masih muda warna punggungnya terutama berwarna hijau pudar dengan garis hitam
lebar yang menyebar. Seluruh permukaan punggung berbintik-bintik kuning dan ada
1 – 2 bintik tak beraturan berwarna hitam dengan lingkaran luar kuning.
Cangkang bawah berwarna putih ke abu-abuan, kepalanya berwarna coklat gelap/tua
atau berwarna abu-abu dengan bintik-bintik kuning yang banyak sekali.
Beberapa jenis lain dari labi-labi antara lain:
·
Bulus (Amyda
cartilaginea)
·
Manlai alias labi-labi
bintang (Chitra chitra)
·
Labi-labi
hutan (Dogania subplana)
·
Labi-labi
irian (Pelochelys bibroni)
·
Antipa, labi-labi raksasa
(Pelochelys cantori)
B.
Kebiasaan
hidup dan habitat
Labi-labi hidup di alam seperti rawa-rawa, danau,
sungai dan dapat pula hidup di kolam yang suhu airnya berkisar 25-30 o C
(Ikenoue dan Kafuku , 1992 dalam Nurbaiti, 1999). Habitat yang disukai adalah perairan tergenang dengan dasar perairan lumpur berpasir ,
terdapat batu-batuan dan tak terlalu dalam. Labi-labi biasanya tak hanya
tinggal di dasar perairan, tetapi terkadang nampak di atas batu-batuan untuk
berjemur. Labi-labi biasanya menyukai perairan yang banyak dihuni oleh hewan
air (molusca, ikan, crustacea dan lain-lain) serta pada permukaan airnya terdapat
tumbuh-tumbuhan air seperti enceng gondok, salvinia, monochorida, teratai dan
lain-lainnya karena dapat menjadi bahan makanan di dalam air.
Menurut anonymous (1999), kebiasaan berjemur
labi-labi merupakan salah satu kebutuhan
hidup. Dengan berjemur matahari membuat semua air pada cangkang atas dan
bawahnya terjemur kering, sehingga lumut, jamur, parasit yang menempel pada
permukaan badannya dapat kering dan terkelupas. Bila tidak berjemur, maka bulus
akan mudah terserang penyakit atau mendapat gangguan fisiologis.
Pada kondisi lingkungan bersuhu rendah (kurang dari
30 o C), aktifitas bulus akan menurun, nafsu makan berkurang. Biasanya bulus akan menyelam dan memendamkan
dirinya dalam lumpur. Di negara-negara
yang mengalami 4 musim seperti di Jepang, pada musim dingin dimana suhu
lingkungan sangat rendah, biasanya bulus membenamkan diri dan melakukan tidur
suri. Dalam kondisi ini bulus tidak makan, tidak bergerak, tak tumbuh dan
tingkat metabolismenya mencapai tingkat terendah.
Labi-labi menyukai lingkungan yang tenang dan
penakut sehingga bila didekati akan melarikan diri atau menyelam. Labi-labi
juga mempunyai kebiasaan berkelahi, saling menggigit dengan teman-temannya. Hal
ini didasari kebiasaan labi-labi yang
sering ditemukan hidup secara tidak berkelompok (Suwarno , 1996 dalam
Nurbaiti, 1999). Danau/kolam,sungai,rawa,genangan air dan tinggal di bagian
dasar (bawah) dari perairan.
C.
Reproduksi
Labi-labi
berkembang biak dengan bertelur (ovivar). Alat reproduksi labi-labi jantan
berupa penis yang terletak pada dinding
ventral rotodenum dan pembuahan dilakukan secara internal. Untuk membedakan labi-labi jantan dan betina
secara mudah dapat dilihat dari bentuk ekor. Pada labi-labi jantan bentuk ekor
memanjang sehingga ujungnya banyak terlihat diluar cangkangnya, Sebaliknya pada
labi-labi betina bentuk ekor lebih pendek sehingga tidak tampak di luar
cangkangnya. Kematangan gonad biasanya
terjadi pada bulan Mei dan Juni pada saat temperatur air berkisar 20 o
C, dua minggu kemudian betina akan
memijah dan kemudian bertelur di darat di tempat yang berpasir.
Pada saat labi-labi betina akan bertelur biasanya
dengan kaki belakang akan menggali lubang sedalam 20 cm, untuk menyimpan telur
yang baru dikeluarkan ke dalam lubang
tersebut. Sebelum induknya kembali ke air, lubang tersebut ditutup kembali
dengan pasir. Menurut Ikenoue dan Kafuku (1992) dalam Nurbaiti (1999),
labi-labi betina bertelur 3-4 kali dalam setahun dengan interval waktu 2-3
minggu. Sekali bertelur jumlahnya 10 - 30 butir. Bentuk telurnya bulat berwarna
putih kekuningan atau krem dengan garis tengah berkisar antara 1,5 – 2 cm
dengan berat rata-rata 5 gram dengan
tekstur bagian luar relatif keras. Telur akan menetas menjadi tukik
setelah 45 - 60 hari.
Di alam, labi-labi umumnya berpijah antara Juli-Desember.
Labi-labi berkembang biak dengan cara bertelur (ovivar). Setiap kali labi-labi
bertelur mencapai 10-30 butir. Telur berwarna krem dengan diameter antara 2-3
cm. Telur-telur yang dikeluarkan ditimbun dalam tanah berpasir selama lebih
kurang 45-50 hari pada suhu 25-30 derajat C.
Labi-labi yang hendak dipijahkan di
kolam pemijahan harus memenuhi persyaratan khusus, di antaranya umur dan
ukuran. Selain itu, perbandingan antara induk jantan dan betina harus tepat.
Adapun ciri induk jantan dan betina yang baik sebagai berikut.
Ciri induk yang berkualitas
ü
Betina
·
Umur
sudah mencapai 2 tahun atau lebih.
·
Ukuran
tubuhnya lebih kecildibandingkan jantan.
·
Ekor
induk betina pendek dan tidak menonjol keluar dari cangkangnya.
·
Bentuk
cangkangnya lebih bulat dan lebih tebal.
·
jarak
antar kedua kaki belakang lebih panjang, karena erat kaitannya dengan proses
bertelur.
·
Alat
kelamin tumpul.
ü
Jantan
·
Umur
sudah mencapai 2 tahun atau lebih.
·
Ukuran
tubuhnya lebih besar dibandingkan betina, kadang-kadang dua kali besarnya.
·
Ekor
induk jantan lebih panjang dan menonjol keluar dari cangkangnya.
·
Bentuk
cangkangnya lebih oval dan dan lebih tipis.
·
jarak
antar kedua kaki belakang lebih pendek.
·
Alat
kelamin lancip.
D.
Ukuran dan Tanda-tanda
Panjang 24-60 cm, dan lebar 17-52 cm. Bentuk agak lonjong/bundar,
pipih/gepeng, tanpa sisik. Karapas dan plastron terbungkus oleh kulit yang
liat. Terdapat pelebaran pipih di sisi belakang dari karapas yang bentuknya
membulat mengikuti bentuk karapas bagian belakang dengan tekstur seperti tulang
rawan (Cartilago). Hidungnya memanjang membentuk tabung seperti belalai. Dia
atas punggung agak menonjol. Sepanjang tungkai kaki depannya masing-masing
berkuku 3 (tiga) buah dan berselaput renang, demikian juga keadaan tungkai kaki
belakangnya.
E.
Warna
Warna pada umumnya abu-abu kehitaman seperti lumpur.
Kadang-kadang terdapat satu atau dua pasang bentuk bundar hitam di kiri dan
kanan punggungnya (dorsal). Bagian plastron (ventra) pada umumnya berwarna
putih pucat sampai kemerahan.
F.
Status
Belum
diketahui dengan pasti jumlahnya (under terminate)
G.
Makanan
Pemakan
ikan dan satwa air lainnya serta tumbuhan air. Bertelur di darat dan menyukai
tanah yang gembur dan berpasir. Sering berjemur di pagi hari diatas
batu-batuan. Dalam kebiasaan makan, labi-labi seperti hewan karnivora
lainnya, memakan udang kecil, ikan dan kerang-kerangan. Menurut Ritchard (1979), selain ikan dan
udang-udangam, labi-labi juga menyukai makanan dari bangsa amphibi, Sedangkan
menurut anonymous (1999), labi-labi juga menyukai jenis siput atau keong.
H.
Potensi dan Penyebarannya.
Labi-labi pada umumnya menyenangi perairan yang
banyak dihuni oleh hewan air (molusca,ikan,crustacea dll) serta permukaan air
yang terdapat banyak tumbuhan air seperti enceng gondok ,salvinia ,semanggi
,monochoria,teratai dan lainnya. Labi-labi sering ditemukan hidup tidak
berkelompok, sangat kanibal dan suka berkelahi sampai kondisi badan rusak.
Daerah penyebaran yang merupakan konsentrasi antara
lain di perairan umum Indonesia bagian barat dan meluas ke Indonesia bagian
tengah dan timur yaitu Pulau Jawa,Bali,Sumatera,Sulawesi,Kalimantan dan Irian
Jaya.
I.
Jenis Usaha Yang Prospektif
Labi-labi adalah salah satu sumber daya ikan dan
merupakan komoditas ekspor yang mempunyai prospek yang sangat baik untuk
dikembangkan terutaam dalam menunjang Protekan. Labi-labi untuk orang awam
mungkin masih terdengar asing,tetapi bagi pengusaha eksportir jenis-jenis
reptil ini tidak asing lagi. Bisnis-Labi-labi Trionyx sp di Indonesia
akhir-akhir ini semakin marak ditandai dengan terus meningkatnya permintaan
pasar luar negeri utamanya Hongkong dan Cina, Singapura dan Jepang. selama ini
labi-labi dari Indonesia diekspor ke Cina,Hongkong,Taiwan dan Singapura. Disisi
lain manfaat labi-labi tidak sebatas kebutuhan pangan saja namun mempunyai
nilai tambah sebagai bahan obat yang berkhasiat. Nilai tambah inilah yang
menjadikan labi-labi sebagai komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis
cukup tinggi.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Labi-labi atau bulus merupakan salah satu jenis sumberdaya ikan golongan reptilia dan sebagai
salah satu sumber daya ikan yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber gizi
dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
Ciri khas yang dimiliki labi-labi sebagai salah satu
bangsa kura-kura (Ordo Testudinata) adalah perisai punggungnya/batok tidak
tertutup oleh zat tanduk, tetapi ditutupi oleh kulit yang tebal sehingga
kura-kura ini dikelompokkan ke dalam Sub ordo Cryptodera famili Trionichydae
atau dalam istilah Inggrisnya dinamakan Soft-Shelled Turtle yang berarti
kura-kura bercangkang lunak.
Ciri khas yang
dimiliki labi-labi sebagai salah satu bangsa kura-kura (Ordo Testudinata)
adalah perisai punggungnya/batok tidak tertutup oleh zat tanduk, tetapi
ditutupi oleh kulit yang tebal sehingga kura-kura ini dikelompokkan ke dalam
Sub ordo Cryptodera famili Trionichydae atau dalam istilah Inggrisnya dinamakan
Soft-Shelled Turtle yang berarti kura-kura bercangkang lunak.
2.
Saran
Ambillah
hikmah/pelajaran dari hewan yang sederhana ini yaitu Labi-Labi (Trionyx),
meskipun tubuhnya tidak begitu menarik namun sangat bermanfa’at bagi manusia
sebagai sumber makanan dan bermanfa’at bagi habitatnya di alam. Oleh karena
Allah SWT. menciptakan makhluknya tidak sia-sia, hanya manusialah tempat
kehilapan. Jika ada kesalahan dalam pengetikan dalam makalah ini mohon untuk
kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin,
Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata untuk
perguruan tinggi. Sinar Wijaya: Surabaya
Maswardi,
C. Harimurti Adi, S. Hanif dan A.J. Pamungkas, 1996. Budidaya Labi-labi. Balai Budidaya Air Tawar: Sukabumi.
Ernst, C.H., R.G.M.
Altenburg & R.W. Barbour. . Turtles of The World. http://nlbif.eti.uva.nl/bis/turtles.php?selected=beschrijving&menuentry=soorten&id.
Akses 22 agustus 2011
0 comments:
Post a Comment