Berita Terkini :
http://picasion.com/
Home » » Mengenal lebih jauh tentang Burung Hantu

Mengenal lebih jauh tentang Burung Hantu

Saturday, March 10, 2012 | 0 comments

 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Burung hantu adalah burung yang tidur di siang hari dan bangun pada malam hari. Suaranya tidak semerdu burung kicauan. Suaranya terdengar melengking kadang-kadang bersiul dan berteriak. Lain waktu malah tidak terdengar. Burung hantu bekerja mencari mangsa pada malam hari .Burung hantu merupakan hewan pemakan daging yang tergolong buas. Menurut ahli ada sekitar 222 spesies burung hantu yang tersebar ke seluruh dunia. Sebanyak 26 spesies ditemukan di Asia Tenggara dan 13 diantaranya terdapat di Indonesia. Tidak seperti jenis burung lainnya, burung hantu ini memiliki muka rata. Bukan rata tanpa hidung dan mata. Disebut rata karena burung hantu adalah satu-satunya burung yang letak matanya seperti manusia, yaitu mengarah ke depan. Bukan ke samping layaknya burung merpati atau gereja. 

Selain itu, burung hantu memiliki kepala yang besar dan bulat, serta mata besar yang melotot tajam. Bulu-bulu burung hantu sangat halus dan ekornya pendek tapi burung hantu memiliki kuku-kuku yang sangat tajam, paruh yang mirip paruh burung elang, serta sayap yang lebarnya melebihi tiga kali lebar tubuhnya. Meski terlihat menyeramkan, burung hantu tidak akan mengganggu manusia. Burung hantu tidak dapat memutar bola matanya. Sebagai gantinya, burung hantu dapat memutar lehernya hingga 180 derjat. Jadi, burung hantu harus memutar kepalanya jika ingin mengikuti gerakan mangsa yang diincarnya. Burung hantu diberi keistimewaan untuk dapat melihat 100 kali lebih peka daripada manusia. Mata dan selaput beningnya sangat besar. Matanya lebih bundar dibanding burung-burung lain. Berkat keistimewaan itulah ia dapat melihat dan menangkap mangsanya dengan baik di malam hari. Saat bekerja di malam hari, burung hantu tidak akan mengeluarkan suara yang berisik. Karena burung hantu diberi kemampuan untuk dapat terbang tanpa mengeluarkan suara. Hal ini disebabkan sayap burung hantu yang halus seperti kapas. Kemampuan ini tentu saja sangat menguntungkan burung hantu karena mangsa sasarannya tidak akan mengetahui kedatangan burung hantu. Makanya, kita hanya sesekali mendengar suara burung hantu. Biasanya burung hantu akan mengeluarkan “uhu..”nya apabila telah mendapatkan mangsanya. Makanan burung hantu berupa binatang seperti serangga, kodok, tikus dan lain-lain. Itu sebabnya burung hantu banyak bersarang di hutan yang memiliki banyak pohon, di gurun, bahkan ada yang bersarang di tengah-tengah pemukiman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Paparkan pengertian dan klasifikasi burung hantu!

2. Apa saja yang menjadi kebiasaan burung hantu?

3. Paparkan ragam jenis burung hantu!

4. Paparkan fakta unik tentang burung hantu!

5. Bagaimana rahasia burung hantu di gelap malam?

6. Apa saja yang menjadi makanan burung hantu?

7. Bagaimana ciri-ciri morfologi burung hantu?

8. Bagaimana cara burung hantu melindungi anak atau dirinya sendiri?

9. Apakah kegunaan bulu telinga pada burung hantu?

10. Dimanakah terdapat sarang burung hantu?

11. Bagaimana struktur anatomi kaki dan cakar burung hantu (Tyto alba)?

1.3 Batasan Masalah

Makalah ini cukup di batasi dengan masalah-masalah tentang apa yang sudah tertera pada rumusan masalah yang saya buat.

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan klasifikasi burung hantu

2. Untuk mengetahui kebiasaan burung hantu

3. Untuk mengetahui ragam jenis burung hantu

4. Untuk mengetahui fakta unik tentang burung hantu

5. Untuk mengetahui rahasia burung hantu di gelap malam

6. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi makanan burung hantu.

7. Untuk mengetahui cirri-ciri morfologi burung hantu

8. Untuk mengetahui cara burung hantu melindungi anak atau dirinya sendiri.

9. Untuk mengetahui kegunaan bulu telinga pada burung hantu.

10. Untuk mengetahui tempat sarang burung hantu.

11. Untuk mengetahui struktur anatomi kaki dan cakar burung hantu (Tyto alba). 


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Klasifikasi Burung Hantu

Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil.

Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu. Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang. Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun. Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.

BURUNG HANTU

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Strigiformes

Suku/familia

Strigidae

Tytonidae



2.2 Kebiasaan Burung Hantu

Kebanyakan jenis burung hantu berburu di malam hari, meski sebagiannya berburu ketika hari remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan ada pula beberapa yang berburu di siang hari. Mata yang menghadap ke depan, sehingga memungkinkan mengukur jarak dengan tepat; paruh yang kuat dan tajam; kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram dengan kuat; dan kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan berburu dalam gelapnya malam. Beberapa jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi mangsa dalam kegelapan total, hanya berdasarkan indera pendengaran dibantu oleh bulu-bulu wajahnya untuk mengarahkan suara. Burung hantu berburu aneka binatang seperti serangga, kodok, tikus, dan lain-lain.


2.3 Ragam Jenis Burung Hantu

Ordo Strigiformes terdiri dari dua suku (familia), yakni suku burung serak atau burung-hantu gudang (Tytonidae) dan suku burung hantu sejati (Strigidae). Banyak dari jenis-jenis burung hantu ini yang merupakan jenis endemik (menyebar terbatas di satu pulau atau satu wilayah saja) di Indonesia, terutama dari marga Tyto, Otus, dan Ninox.

Beberapa contohnya adalah:

Burung hantu Pere David

Burung hantu elang Andaman

Burung hantu kelabu besar

________________________________________Tytonidae

Serak jawa (Tyto alba)

Serak bukit (Phodilus badius)

________________________________________Strigidae

Celepuk reban (Otus lempiji)

Beluk jampuk (Bubo sumatranus)

Beluk ketupa (Ketupa ketupu)

Punggok coklat (Ninox scutulata)

Kokok beluk (Strix leptogrammica)

2.4 Fakta Unik Tentang Burung Hantu 

 

Owl, dalam bahasa Indonesia namanya burung hantu. Hewan unik ini sering dianggap pembawa sial bagi sebagian masyarakat. Karena sifatnya yang misterius, suka keluar malam. Sayangnya saat ini burung ini terancam habitatnya karena banyaknya penebangan liar pohon-pohon 


 

Fakta Unik Yang Dimiliki Burung Hantu Antara Lain:

Burung hantu memiliki 150 spesies berbeda yang hidup tersebar di semua benua di dunia, tentunya kecuali benua Antartika.

Burung hantu adalah karnivora atau hewan pemakan daging. Santapan utama mereka adalah hewan-hewan pengerat kecil seperti tikus. Burung Hantu yang hidup di peternakan bahkan mampu memakan 1000 tikus pertahun. Makanan lain dari burung hantu adalah serangga, reptil-reptil kecil, dan ikan.

 

Burung hantu memiliki telinga yang unik dengan ukuran dan tinggi yang berbeda dengan kepalanya. Bentuk yang unik ini memberikan pendengaran super kepada burung ini. Bahkan bisa dikatakan Burung hantu adalah burung paling baik daya pendengarannya. Hal ini sangat membantu burung hantu dalam menentukan pergerakan mangsanya, daripada mengandalkan kemampuan matanya yang cukup buruk.

Burung Hantu memiliki lembaran-lembaran bulu di sekitar telinganya. Lembaran-lembaran ini bukanlah untuk mebantu pendengaran, melainkan untuk meperlihatkan kondisi burung tersebut, berkamuflase, atau untuk menakut-nakuti burung lainnya.

Mata burung hantu terlingkupi oleh tulang mata sehingga tidak bisa digerakkan untuk melirik kanan atau kiri.

Kepala burung hantu sangatlah hebat,Karena kepalanya dapat berputar hingga 270 derajat!

Burung hantu memiliki 3 kelopak mata. Satu untuk berkedip, satu untuk tidur dan satu untuk menjaga mata agar tetap bersih dan sehat.

Kaki burung hantu merupakan kaki zygodactyl dengan dua jari belakang dan dua jari belakang. Bentuk kaki seperti ini semakin menguatkannya sebagai seorang Predator.

 

Kaki burung hantu !!!

Ternyata tidak semua burung hantu adalah nocturnal atau selalu keluar pada malam hari. Beberapa diantaranya banyak yang keluar pada siang hari tergantung pada kondisi habitat, musim, serta makanan.


2.5 Rahasia Burung Hantu di Gelap Malam

Burung hantu adalah burung yang tidur di siang hari dan bangun pada malam hari. Suaranya tidak semerdu burung kicauan. Suaranya terdengar melengking kadang-kadang bersiul dan berteriak. Lain waktu malah tidak terdengar. Burung hantu bekerja mencari mangsa pada malam hari.. Jika terdenghar suara “uhu… uhu…” pada malam hari, maka saat itulah burung hantu keluar dari sarangnya dan mulai berburu.Burung hantu merupakan hewan pemakan daging yang tergolong buas. Menurut ahli ada sekitar 222 spesies burung hantu yang tersebar ke seluruh dunia. Sebanyak 26 spesies ditemukan di Asia Tenggara dan 13 diantaranya terdapat di Indonesia. Tidak seperti jenis burung lainnya, burung hantu ini memiliki muka rata. Bukan rata tanpa hidung dan mata, Disebut rata karena burung hantu adalah satu-satunya burung yang letak matanya seperti manusia, yaitu mengarah ke depan. Bukan ke samping layaknya burung merpati atau gereja. Selain itu, burung hantu memiliki kepala yang besar dan bulat, serta mata besar yang melotot tajam. Bulu-bulu burung hantu sangat halus dan ekornya pendek tapi burung hantu memiliki kuku-kuku yang sangat tajam , paruh yang mirip paruh burung elang, serta sayap yang lebarnya melebihi tiga kali lebar tubuhnya.Burung hantu tidak dapat memutar bola matanya. Sebagai gantinya, burung hantu dapat memutar lehernya hingga 180 derjat. Jadi, burung hantu harus memutar kepalanya jika ingin mengikuti gerakan mangsa yang diincarnya.,

Burung hantu diberi keistimewaan untuk dapat melihat 100 kali lebih peka daripada manusia. Mata dan selaput beningnya sangat besar. Matanya lebih bundar dibanding burung-burung lain. Berkat keistimewaan itulah ia dapat melihat dan menangkap mangsanya dengan baik di malam hari. Saat bekerja di malam hari, burung hantu tidak akan mengeluarkan suara yang berisik. Karena burung hantu diberi kemampuan untuk dapat terbang tanpa mengeluarkan suara. Hal ini disebabkan sayap burung hantu yang halus seperti kapas. Kemampuan ini tentu saja sangat menguntungkan burung hantu karena mangsa sasarannya tidak akan mengetahui kedatangan burung hantu. Makanya, kita hanya sesekali mendengar suara burung hantu. Biasanya burung hantu akan mengeluarkan “uhu..”nya apabila telah mendapatkan mangsanya.

Makanan burung hantu berupa binatang seperti serangga, kodok, tikus dan lain-lain. Itu sebabnya burung hantu banyak bersarang di hutan yang memiliki banyak pohon, di gurun, bahkan ada yang bersarang di tengah-tengah pemukiman.


2.6 Perlindungan

Saat melindungi anak atau dirinya sendiri, burung ini akan menunjukkan pose menyerang atau bertahan, dengan bulu dikembangkan untuk memperbesar penampakan ukuran. Kepala direndahkan, dan sayap dibentangkan kearah bawah. Beberapa jenis menjadi agresif saat bersarang dan dapat menyerang manusia. Telur berwarna putih, jumlah3-4 butir. Berbiak di musim penghujan. Karakter Warna dan Pola Bulu Tyto alba secara umum, pola dan warna kriptik Burung Hantu memungkinkan untuk menyatu dengan keadaaan sekitarnya, untuk bersembunyi dari potensi bahaya. Hal ini khususnya penting bagi burung nokturnal, karena mereka perlu tetap bersembunyi saat bertengger di siang hari. Saat terancam, seekor burung seringkali menunjukkan pose melindungi, dengan mata tertutup, bulu telinga terangkat, dan bulu yang merapat


Bulu telinga tidak ada kaitannya dengan pendengaran, hanya berupa bulu tampilan saja, digunakan untuk menunjukkan suasan hati, seperti takut, marah dan terkejut. Ini juga membantu berkamuflase. Penting juga untuk dicatat meskipun burung dari satu jenis nampaknya mirip, namun tiap-tiap individunya memiliki sedikit perbedaan pola tand

2.7 Ciri-Ciri Morfologi Burung Hantu


Kerajaan :Animalia

Filum :Chordata

Kelas :Aves

Ordo :Strigiformes

Famili :Strigidae

Genus : Tyto

Spesies : Tyto alba

 

Berukuran besar (34cm), mudah dikenali sebagai burung hantu putih. Muka putih berbentuk hati dan lebar. Tubuh bagian atas kuning bertanda merata, tubuh bagian bawah putih dengan bintik-bintik hitam keseluruhan. Warna umumnya bervariasi. Remaja kuning lebih gelap. Iris coklat, paruh dan kaki kuning lebih kotor. Bulu lembut, berwarna tersamar, bagian atas berwarna kelabu terang dengan sejumlah garis gelap dan bercak pucat tersebar pada bulu. Ada tanda mengkilat pada sayap dan punggung. Bagian bawah berwarna putih dengan sedikit bercak hitam, atau tidak ada. Bulu pada kaki jarang-jarang. Kepala besar, kekar dan membulat. Wajah berbentuk jantung, warna putih dengan tepi coklat. Mata menghadap kedepan, merupakan ciri yang mudah dikenali. Iris mata berwana hitam. Paruh tajam, menghadap kebawah, warna keputihan. Kaki warna putih kekuningan sampai kecoklatan. Jantan-betina hampir sama dalam ukuran dan warna meski betina seringkali lebih besar 25%. Betina dan hewan muda umumnya punya bercak lebih rapat. Sepanjang hari istirahat di dalam lubang gelap di pohon, rumah, gua, atau vegetasi rapat. Muncul senja hari melewati daerah terbuka. Terbang umumnya berteriak dengan kepakan tanpa suara. Makanan: tikus, kelelawar, katak, reptil, serangga besar. Bersarang pada lubang pohon atau rumah. Kebanyakan Burung Hantu aktif saat senja dan subuh (nokturnal). Menghabiskan siang hari bertengger dengan tenang. Umumnya mereka bertengger sendiri atau berpasangan, tapi dapat juga berkelompok saat diluar musim berbiak (kelompok Burung Hantu disebut dengan parlemen). Aktivitas harian Burung Hantu dimulai dengan membersihkan, menggeliat, menguap dan menggaruk kepala dengan cakarnya. Bulu-bulu seringkali disisir dan sayap dibersihkan dengan kaki atau paruh. Burung hantu kemudian meninggalkan tempat bertengger, kadang dengan bersuara (khususnya saat musim berbiak). Burung Hantu mempunyai bahasa tubuh yang sangat ekspresif. Kebanyakan jenis akan memutar-mutar kepalanya jika penasaran dengan sesuatu. Hal ini merupakan bukti tentang kemampuan mereka dalam kemampuan memandang 3 dimensi. Saat kondisinya santai, bulu-bulunya menjadi kendur dan mengembang. Jika seekor burung menjadi gelisah, maka akan nampak lebih langsing, bulu-bulunya ditarik merapat ketubuh, dan yang mempunyai bulu telinga akan ditegakkan. Burung Hantu Kerdil akan mengangkat dan menggoyang ekor kesamping jika merasa gelisah atau terkejut. Burung Hantu Kecil akan menggoyang tubuh keatas dan kebawah jika gelisah. Saat melindungi anak atau dirinya sendiri, burung ini akan menunjukkan pose menyerang atau bertahan, dengan bulu dikembangkan untuk memperbesar penampakan ukuran. Kepala direndahkan, dan sayap dibentangkan kearah bawah. Beberapa jenis menjadi agresif saat bersarang dan dapat menyerang manusia. Telur berwarna putih,jumlah3-4butir.Berbiak di musim penghujan. Karakter Warna dan Pola Bulu Tyto alba Secara umum, pola dan warna kriptik Burung Hantu memungkinkan untuk menyatu dengan keadaaan sekitarnya, untuk bersembunyi dari potensi bahaya. Hal ini khususnya penting bagi burung nokturnal, karena mereka perlu tetap bersembunyi saat bertengger di siang hari.


2.8 Karakter Sayap Burung Hantu

Kebanyakan  Burung Hantu memiliki sayap yang besar dan membulat. Sayapnya lebar, dengan luas permukaannya besar relatif terhadap bobot tubuh. Ini memungkinan mereka untuk terbang melayang dan dengan sedikit usaha, tanpa perlu banyak mengepakkan sayap dan kehilangan energi. Mereka dapat melayang dengan mudah dan terbang dengan pelan untuk periode waktu yang lama. Banyak jenis menggunakan terbang pelan ini untuk berburu mangsa permukaan daratan dari atas udara. Terbang senyap membuat burung mampu menangkap mangsa tanpa ketahuan, dan juga menggunakannya untuk menentukan mangsa potensial. Adaptasi ini tidak selalu dijumpai pada semua Burung Hantu, khususnya yang berburu di siang hari.


 

Karakter Bulu Tyto alba Burung memiliki lima tipe bulu: 

a. Bulu Kontur yang menutupi tubuh, sayap (remiges) dan ekor (retrices) 

b. Bulu Bawah, bersifat lembut memerangkap udara dan membuat lapisan insulator pada tubuh.

c. Semiplume, berfungsi mengisi antara bulu kontur dan bulu bawah.

d. Bristle, adalah bulu kecil dengan ceruk kaku dengan kait pada bagian dasar atau tidak ada sama sekali. Bristle umumnya berada pada sekitar dasar paruh, mata, dan kelopak.

e. Filoplume, bulu yang seperti rambut yang terdiri atas ceruk yang sangat halus,  dengan sedikit kait pendek diujungnya. Umumnya ditutupi oleh bulu  lain, sehingga dapat diatur dengan baik. 

Burung Hantu memiliki sedikit bulu bawah, tapi punya kait pada bagian bulu kontur dekat dengan kulit. Kebanyakan bulu Burung Hantu memiliki desain khusus. Disekitar wajah terdapat bulu cakram wajah yang kaku (ruff), bulu mahkota, bulu penutup telinga, dan juga bulu sekitar paruh. Kaki memiliki tendril yang berbulu, yang berguna sebagai penutup, membantu burung bereaksi terhadap obyek yang ditangkap, misal mangsa. 

Adaptasi paling unik dari bulu Burung Hantu adalah ujung bulu primer sayap, yang seperti sisir. Pada kondisi penerbangan normal, udara bergejolak dipermukaan sayap, menciptakan turbulensi, dan menimbulkan suara. Dengan model sayapnya, ujung bulu sayap bentuk sisir, mematahkan turbulensi menjadi mikroturbulen. Hal ini efektif untuk meredam suara gejolak udara dipermukaan sayap dan memungkinkan burung untuk terbang tanpa suara.


 


2.9 Sarang  Burung Hantu

Burung Hantu yang berbiak dilahan terbuka seringkali bersarang ditanah. Burung Hantu Salju bersarang di lubang tanah, dimana betinanya akan menggali dan melapisi dengan material tanaman. Burung Hantu Telinga Pendek seringkali bersarang di rerumputan. Burung Hantu Telinga panjang dan Tawny bersarang di pohon. Lubang di pohon adalah tempat favorit untuk kebanyakan jenis. 

Beberapa jenis, khususnya Tyto, mampu menempati tempat buatan manusia yang mirip dengan lubang pohon. Sarang Gagak dan burung pemangsa lain yang sudah ditinggalkan, juga merupakan tempat pilihan. Hanya sedikit atau tidak ada usaha sama sekali untuk memperbagus konstruksi pembuat sarang sebelumnya. Celah batuan juga digunakan oleh beberapa jenis burung.

2.10 Struktur Anatomi Burung Hantu

Stuktur Anatomi  Kaki dan Cakar Tyto alba









Kaki Burung Hantu memiliki empat jari. Saat terbang, tiga jari mengarah kedepan dan satunya kebelakang. Saat hinggap, atau mencengkeram mangsa, bagian ujung jari tiap kaki akan melengkung kearah samping. Hal ini dimungkinkan karena adanya sendi yang fleksibel..

Cakar Burung Hantu sangat kuat, karena digunakan untuk menangkap mangsa. Struktur tulang kakinya pendek dan kuat, sama dengan tulang pada burung lain. Ini berguna sebagai penahan dari tekanan mangsa. Saat menyerang mangsa, cakarnya direntangkan lebar untuk memperbesar peluang keberhasilan serangan. Panjang, ketebalan dan warna cakar sangat beragam antar jenis Burung Hantu, tapi semua mempunyai cakar yang sangat tajam. Warnanya berkisar dari hampir hitam, kelabu, sampai kuning gading. Bagian bawah kaki ditutupi oleh permukaan kasar yang membantu menahan mangsa atau bertengger. Tyto alba juga memiliki gurat-gurat dibagian bawah jari tengah untuk membantu menahan mangsa dan juga untuk grooming. Seperti halnya burung pemangsa lainnya, Burung Hantu memiliki mekanisme penguncian di kakinya yang menjaga supaya jarinya terkunci pada tenggeran atau mangsa, tanpa memerlukan kontraksi otot. Pada beberapa jenis Burung Hantu, diketahui bahwa kaki ikut membantu menjaga suhu tubuh. Kelebihan suhu tubuh dipancarkan melalui dasar kaki, yang memiliki pembuluh darah ekstra.

























BAB III

KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan

Berdasarkan isi makalah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil.

Burung hantu diberi keistimewaan untuk dapat melihat 100 kali lebih peka daripada manusia. Mata dan selaput beningnya sangat besar. Matanya lebih bundar dibanding burung-burung lain. Berkat keistimewaan itulah ia dapat melihat dan menangkap mangsanya dengan baik di malam hari. Saat bekerja di malam hari, burung hantu tidak akan mengeluarkan suara yang berisik. Karena burung hantu diberi kemampuan untuk dapat terbang tanpa mengeluarkan suara. Hal ini disebabkan sayap burung hantu yang halus seperti kapas. Kemampuan ini tentu saja sangat menguntungkan burung hantu karena mangsa sasarannya tidak akan mengetahui kedatangan burung hantu. Makanya, kita hanya sesekali mendengar suara burung hantu. Biasanya burung hantu akan mengeluarkan “uhu..”nya apabila telah mendapatkan mangsanya.

Makanan burung hantu berupa binatang seperti serangga, kodok, tikus dan lain-lain. Itu sebabnya burung hantu banyak bersarang di hutan yang memiliki banyak pohon, di gurun, bahkan ada yang bersarang di tengah-tengah pemukiman.

3.2 Saran

Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia kecuali Allah swt. Apabila ada kesalahan yang secara tidak sadar diketahui dalam pengetikan, kata-kata bahkan refrensi untuk saya dimaafkan. Kritik dan saran saya tunggu dari dosen pengampu dan semua temen-temen. 

DAFTAR PUSTAKA

MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2

MacKinnon, J., K. Phillipps, and B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. ISBN 979-579-013-7

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Burung_hantu"



Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Entri Populer

Negara PengunjuNg

free counters
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Rizal Suhardi Eksakta * - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger