BAB I
PENDAHULUAN
Gerak adalah sutau tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Gerak dapat berupa gerakan sebagian anggota tubuh maupun seluruh tubuh misalnya gerak pindah tempat. Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi gerak merupakan kerja sama antara tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena karena hanya mengikuti kendali otot, seadngkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi sehingga mampu menggerakkan tulang.
Sistem integumen adalah sistem organ
yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem
organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut,
bulu,
sisik,
kuku,
kelenjar keringat dan produknya (keringat
atau lendir).
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang
berarti "penutup".
Adapun
komponen dari system integument antara lain yaitu:
1. Integument
kulit
2. Integument
kuku
3. Rambut
4. Kelenjar
keringat
5. Kelenjar
minyak
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
System Otot
Otot
merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika
sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Konteraksi otot
terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot
sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter yaitu:
1. Kontrakbilitas
yaitu kemampuan otot untuk memendek
,otot menjadi lebih pendek dari ukuran semula jika otot sedang melakukan
kegiatan.
2. Ekstensibilitas
yaitu kemampuan otot unutk memanjang, otot menjadi lebih panjang dari ukuran
semula.
3. Elastisitas
yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun
atas dua macam filamen dasar yaitu filament aktin dan filamen miosin. Filament
aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filament ini menyusun miofibril
Myofibril menyusun serabut otot,
dan kumpulan serabut otot menyusun satu otot.
1. Jenis-
jenis otot
Bedasarkan
bentuk morfologi , system kerja, dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan
menjadi tiga yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
a. Otot
lurik
Otot lurik
disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril- fibrilnya mempunyai jalur- jalur melintang
gelap (anisotrof) dan terang (isotrof) yang tersusun berselang-seling.
Sel-selnya berbentuk silinderis dan mempunyai banyak inti.
Otot lurik dapat
berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali-kali. Otot
lurik ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia propria. Kumpulan
serabut otot yang dibungkus oleh fasia propria dibungkus oleh selaput fasia
superfasialis.
Gabungan otot
berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1) Venterikel
(empal), merupakan bagian tengah yang menggembung.
2) Urat
otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.
Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat
dan bersifat keras serta liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon
dibedakan sebagai berikuti ini.
1. Origo,
merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya
ketika otot berkontraksi.
2. Insersio,
merupakan tendon yang melekat pda tulang yang bergerak ketika otot
berkonteraksi.
Otot yang
dilatihterus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, contohnya pada
binaragawan. Sebaliknya kalau otot tidak digunakan (tidak ada aktifitas) akan
menjadi kisut atau mengalami atrofi.
b. Otot
polos
Otot polos
disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos
tersusun dari sel-sel yang berbentuk kumparan halus. Masing-masing sel memiliki
satu inti yang terletak di tengah. Kontreksi otot polos tidak menurut kehendak,
tetapi dipersarafi oleh saraf autonom. Otot polos terdapat di alat-alat dalm
tubuh, misalnya pada:
1. Dinding
saluran pencernaan.
2. Saluran-saluran
paernafasan.
3. Pembuluh
darah
4. Saluran
kencing dan kelamin.
c. Otot
jantung
Otot jantung mempunyai
setruktur yang sama dengan otot lurik, hanya saja serabut-serabutnya
bercabang-cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
Letak inti sel di tengah. Dengan demikian otot jantung seperti otot lurik yang
bekerja tidak menurut kehendak.
Sifat
kerja otot
Otot dapat
berkonteraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena
satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan yang berurutan.
Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan ketiga memperkuat rangsangan
kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum. Tonus
yang maksimum teru- menerus disebut tetanus.
Sifat kerja otot
dibedakan atas antagonis dan sinergis seperti berikut ini.
a. Antagonis
Antagonis adalah
kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya:
1. Ekstensor
(meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep, dan otot bisep.
2. Abductor
(menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan), misalnya gerak tangan sejajar
bahu dan sikap sempurna.
3. Depressor
(kebawah) dan elevator (keatas), misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah.
4. Supinator
(menengadah) dan peronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
b. Sinergis
Sinergis adalah
otot-otot yang kotraksinya menimbulkan gerak searah, contohnya pronator teres
dan pronator kuadratus.
3. Mekanisme
gerak otot
Dari hasil
peenelitian dan pengamatan dengan mikroskop electron dan difraksi sinar x,
Hansen dan huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model
sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa konteraksi terjadi berdasrkan
adanya dua set filamen didalam sel otot konteraktil yang berupa filament aktin
dan filament miosin.
Rangsangan yang
diterima oleh asetil kolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi).
Konteraksi ini memerlukan energy. Pada waktu konteraksi, filament aktin
meluncur diantara miosin kedalam zona H (zona H adalah bagian terang diantara
dua pita gelap). Dengan demikian serabut otot memendek, yang tetap panjang
ialah pita A (pita gelap), sedangkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah
pendek waktu konteraksi.
Ujung miosin
dapat mengikat ATP dan menghidrolisasinya menjadi ADP. Beberapa energy
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk
kekonfigurasi energy tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang.
Kemudian simpangan energy miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat
dengan energy rendah. Pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini
mengubah sudut perlekatan ujung miosin menjadi miosin ekor.
Ikatan antara miosin energy rendah dan
aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian
siklus tadi berulang lagi.
4. Sumber
energy untuk gerak otot
ATP (adension
tri posfat) merupakan sumber energy utama untuk kontraksi otot. ATP berasal
dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara
aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
Fospokreatin
merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsenterasi
tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber
energy, tetapi fosfokreatin daoat memberikan energinya kepada ADP dan
mengubahnya menjadi ATP.
Pada otot lurik, jumlah
fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin
untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu, fase
konteraksi otot sering disebut fase anaerob.
Otot yang
berkonteraksi dalam waktu yang lama dapat mengalami kelelahan. Hal ini
disebabkan menurunya ATP dan fosfokeratin, sedangkan ADP, AMP, dan asam laktat
naik konsentrasinya.
Sumber lain
untuk memperolah energy ialah mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa.
Glikogen merupakan senyawa yang tidak larut. Untuk itu maka glikogen dilarutkan
dulu menjadi laktasidogen. Laktasidogen kan diubah maenjadi glukosa dan asam
laktat. Glukosa akan dioksidasi dan menghasilkan CO2, H2O, dan energy. Energy
yang disebabkan digunakan untuk pembentukan ATP dan Fosfokreatin. Proses
pemecahan glikogan menjadi glukosa dan glukosa menjadi CO2 dan H2O berlngsung
pada saat otot dalam keadaan relaksasi dengan menggunakan oksigen bebas. Oleh
sebab itu fase relaksasi disebut juga fase aerob.
Jika didalam
otot banyaj terdapat timbunan asam laktat yang menyebabkan kelelahan, maka akan
dioksidasi dengan oksigen. Jika oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi asam
laktat terlalu banyak akan menyebakan napas tersengal-sengal.
Kelainan pada otot
Kelainan pada
otot antara laindisebabkan oleh:
a. Atrofi
Atrofi merupakan
suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan berkonsenterasi.
b. Kelelahan
otot
Kelelahan otot
terjadi karena terus-menerus melakukan aktifitas. Jika ini terus berlanjut
dapat terjadi kram.
c. Tetanus
Tetanus adalah
otot yang terus-menerus berkonteraksi (tonus atau kejang) akibat serangan
bakteri Clostridium tetani.
d. Mistenia
grafis
Mistenia grafis
adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga menyebabkan kelumpuhan
bahkan kematian. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
e. Kaku
leher
Stiff adalah
peradangan otot trapesius leher sehingga leher terasa kaku. Stiff terjadi
akibat kesalahan gerak.
B. Sitem
Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ
yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem
organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut,
bulu,
sisik,
kuku,
kelenjar keringat dan produknya (keringat
atau lendir).
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang
berarti "penutup".
A.
Komponen integument
- Kulit adalah bagian terluar tubuh.
Beratnya ± 4,5 kg menutupi area seluas 18 kaki persegi dengan BB 75 kg.
- Kuku jari tangan dan kuku jari kaki
- Rambut
adalah spesialisasi kulit yang menjadi karakteristik pada mamalia
- Kelenjar
kulit pada
manusia meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.
a. Kulit
Kulit manusia
terdiri atas epidermis dan dermis.
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya
kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
1.
Epidermis
Epidermis
tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan
Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas
dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan
spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi
menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif
membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung
pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.
2.
Dermis
Lapisan ini
mengandung pembuluh
darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat,
dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya
keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada
kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea.
Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan,
pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk
pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu
lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler
di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan
air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya
keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu
di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya,
saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler
di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya
penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan
tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus
Kulit memiliki
beberapa fungsi:
- Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
- Sebagai alat peraba.
- Sebagai pelindung organ dibawahnya.
- Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar
matahari.
- Pengatur suhu tubuh.
b.
Kelenjar
keringat
Kulit memiliki
2 jenis kelenjar keringat: kelenjar keringat apokrin dan merokrin. Kedua jenis
kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa Latin: myo-,
"otot"), sel
epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya. Kontraksi sel mioepitel
memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang sudah menumpuk. Aktivitas
sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan hormon yang beredar
dalam tubuh.
Di samping itu,
kelenjar serumen, yang
memproduksi kotoran telinga, dan kelenjar susu, sering dianggap sebagai modifikasi
kelenjar keringat.
Kedua kelenjar
itu nampak sebagai susunan sel yang bundar dan mengelilingi lumen di tengah. Sel
yang mengelilingi lumen adalah epitel kubus berlapis.
c.
Kelenjar
minyak
Kelenjar minyak (bahasa Inggris: sebaceous glands) adalah
kelenjar mikroskopik yang berada tepat di bawah kulit yang mengeluarkan minyak yang
disebut sebum. Kelenjar minyak pada tikus yang mengeluarkan minyak adalah kelenjar prepusial yang juga memproduksi hormon feromon.
Sebagaimana
kita ketahui, kelenjar keringat ditemukan bersama dengan kelenjar minyak di
kulit. Keringat melembabkan kulit. Namun, tanpa campuran apapun, keringat cepat
menguap, mengakibatkan pengeringan kulit yang lebih parah. Untuk mencegahnya,
zat lain dibutuhkan. Karena minyak menyebabkan air dapat dipertahankan di
kulit. Dengan cara ini, kelenjar keringat dan minyak bekerja sama melembabkan
kulit. Karena itu kedua kelenjar ini harus ada bersamaan agar kulit tetap halus
dan elastis. Fungsi kelenjar minyak, yang mengeluarkan pelumas dan lemak
lainnya, penting bagi kesehatan kulit kita.
d.
Rambut
Rambut atau sering disebut bulu adalah organ
seperti benang
yang tumbuh di kulit
hewan
dan manusia, terutama mamalia.
Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut
yang berada jauh di bawah dermis.
Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma,
juga ditemukan pada tumbuhan.
e.
Kuku
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh
di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati,
mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit
ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh
kapiler yang
memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari
tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Pertumbuhan
kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih
cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh
panas tubuh.
B. Fungsi Integumen
- Perlindungan; kulit melindungi tubuh dari micro organisme,
penarikan atau kehilangan cairan dan zat iritan kimia maupun mekanik
- Pengaturan suhu tubuh. Pembuluh darah dan kelenjar
keringat berfungsi untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh
- Ekresi; Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na+ diekresi
melalui kelenjar kulit.
- Metabolisme. Bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultra
violet, proses sintesis Vit D untuk pertumbuhan dan perkembagan tulang.
- Komunikasi. Stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui
sejumlah reseptor mendeteksi sensasi berkaitan dengan suhu, sentuhan,
tekanan dan nyeri. Juga merupakan media ekpresi wajah dan reflek vascular
penting dalam komunikasi.
KESIMPULAN
1.
Otot merupakan
alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang
berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Konteraksi otot terjadi
jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang
beristirahat.
2.
Sistem integumen adalah sistem organ
yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem
organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut,
bulu,
sisik,
kuku,
kelenjar keringat dan produknya (keringat
atau lendir).
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang
berarti "penutup".
3.
Penyakit pada otot antara lain :
·
Atrofi
·
Kelelahan leher
·
Tetanus
·
Mistenia grafis
·
Kaku leher (stiff)
DAFTAR PUSTAKA
E, Takari. 2007.Kamus Visual Manusia. Bandung: PT.
Epsilon Grup
HTTP://WWW.SISTEMOTOT. COM
HTTP://WWW.SISTEMINTEGUMENT.COM
Tim Penulis. 2007. Biologi SMA kelas XI. Surakarta: PT.
Pabelan
0 comments:
Post a Comment