PENETAPAN FOKUS MASALAH PENELITIAN
Merasakan adanya masalah
Pertanyaan yang mungkin timbul bagi pemula PTK adalah
bagaimana memulai penelitian tindakan kelas ? untuk dapat menjawab pertanyaan
tersebut, pertama – tama dan harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan
terhadap praktek pembelajaran yang selama ini dilakukannya. Manakala guru
merasa puas terhadapa apa yang dulakukan dalam proses pembelajaran di kelasnya,
meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan
proses pembelajaran sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan
seperti diatas yang kemudian dapat memicu untuk dimulainya sebuah PTK.
Oleh sebab itu agar guru dapat menerapkan PTK dalam
upayanya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara
lebih professional, siswa dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur
khususnya kepada dirinya sendiri mengenai sisi – sisi lemah yang masih terdapat
dalam implementasi program pembelajaran
yang dikelolanya . dengan kata lain guru garus mamapu merefleksi, merenung,
serta berpikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi –sisi lemah yang mungkin ada.
Dalam proses perenungan ini terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan
– kelemahan praktek pembelajaran yang selama ini selalu dilakukan secara tanpa
disadari. Oleh karena itu untuk memanfaatkan secra maksimala potensi PTK bagi
perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin merasakan
adanya persoalan – persoalan dalam proses pembelajaran.
DEngan kata lain permasalahan yang diangkat dalam PTK
harus benar – benar merupakan masalah – masalah yang dihayati oleh guru dalam
praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahan yang disarankan
apalagi ditentukan oleh pihak luar termasuk oleh dosen LPTK yang menjadi
mitranya. Permasalahan tersebut dapat berangkat bersumber dari siswa, guru,
bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
- Identifikasi
Masalah PTK
Sebagaimana telah dikemukakan penetapan arah PTK
berangkat dari diagnosis terhadap keadaan yang bersifat umum. Guru juga bisa
merinci proses penemuan permasalahan tersebut dengan bertolak dari gagasan –
gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki. Menurut
Hopkins (1993), untuk mendorong pikiran – pikiran dalam mengembangkan focus
PTK, kita bisa bertanya kepada diri sendiri, misalnya :
-
Apa yang sedang terjadi sekarang ?
-
Apakah yang terjadi itu mengandung
permasalahn ?
-
Apa yang bisa saya lakukan untuk
mengatasinya ?
Bila pertanyaan tersebut telah ada dalam pikiran guru sebagai actor PTK,
maka langkah dapat dilanjutkan dengan mengembangkan beberapa pertanyaan
sepeerti dibawah ini :
-
Saya berkeinginan memperbaiki
…………………
-
Beberapa orangkah yang merasa kurang
puas tentang
-
Saya dibingungkan oleh…………………………..
-
Saya memilih untuk menguji cobakan
di kelas gagasan tentang;
-
Dan seterusnya.
Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkan
gagasan – gagasan yang awal mengenai permasalahan actual yang dialami guru di
kelas. Dengan berangkat dari gagasan – gagasan awal tersebut guru dapat berbuat
sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK.
Jika mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi
permasalahan, guru dapt meminta bantuan pada rekan seasama guru, berdiskusi
dengan mitranya (dosen LPTK) dan/atau melacak sumber – sumber kepustakan yang
relevan . Namun para koleganya itu perlu memaklumi bahwa da kemungkinan guru
yang bersangkutan akan lebih terfokus pada kesulitannya daripada kepada tujuan
dan perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Bila menghadapi hal seperti ini guru perlu diajak
mendalami lebih jauh permasalahn yang dihadapi. Mitra dari LPTK harus siap
menjadi pendengar yang lebih baik dan terbuka agar semua permasalahan yang dihadapi
guru di dalm tugasnya dapat diidentifikasi. Sebaliknya mitra dari LPTK itu
harus berupaya keras. Agar tidak terperosok dan menempatkan diri sebagai
Pembina atau pengarah. Sebab ia juga ada posisi membutuhkan kesempatan belajar
baik dalam memahirkan diri dalam PTK maupun dalam mengakrabi lapangan.
- Analisis
Masalah
Setelah memperoleh sederet permasalahan melaui proses
identifikasi ini, maka peneliti guru kelas sendirian atau dengan bermitra
dengan dosen LPTK melakukan analisis terhadap permasalahan – permasalahn
tersebut untuk menentukan urgensi pengatasan. Dalam hubungan ini akan
terkemukakan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya
penguiasaan operasi matematik, atau yng dapat ditunda pengatasannya tanpa
kerugian yang besar, seperti jmisalnya kemampuan membaca peta buta. Abahkan
memang ada permasalahn yang tidak dapat diatasi denga PTK, seperti misalnya
kesalahan – kesalahan factual dn/atau konseptual yangterdapt dalam buku paket.
Menurut Aimanyu (1995) arahan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
permasalahan untuk PTK adalah sebagai berikut :
1) Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan
muridnya, aatu topic yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang
memang diprogramkan oleh sekolah
2) Jangan memilih masalah yang beradsa di luar kemampuan dan/atau
kekuasaan guru untuk mengatasinya.
3) Pilih dan tetapkan permasalahn yang skalanya cukup kecil dan
terbatas (manageable)
4) Usahakan untuk bekerja secara kolaboratif dalam pengembangan
focus penelitian.
5) Kaitkan PTK yang akan dilakukan denga prioritas – prioritas yang
ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
Tidak perlu ditekankan lebih kuat lagi bahwa analisis masalah perlu
dilakukan secara cermat, sebabb keberhasilan pada tahap analisis masalah akan
menentukan keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan PTK. Jika PTK berhasil
dilaksanakan dengan membawa kemanfaatan yang dapat dirasakan oleh guru dan
sekolah (intrinsically rewarding).
Maka keberhasilan ini akan menjadi motivasi bagi guru untuk meneruskan uasahanya
di masa – masa yang akan datang. Disamping itu temuan – temuan yang dihasilkan
melalui PTK itu akan menarik bagi guru lain yang belum mengikuti program PTK
untuk juga mencoba melaksanakannya.
- Perumusan
Masalah
Setelah menetapkan focus permasalahan serta
menganalisanya menjadi bagian – bagian dan lebih kecil, maka selanjutnya guru
perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik dan operasional.
Perumusan masalah dan jelas akan membuika peluang bagi guru untuk menetapkan
tindakan alternatif solusi) yang perlu dilakukannya jenis data yang perlu
dikumpulkan termasuk prosedur perekamannya serta cara menginterpretasikannya,
khususnya yang perlu dilakukan sementara tindakan perbaikan dilaksanakan dan
data mengenai proses dan/atau hasilnya itu direkam. Disamping itu, penetapan
tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru
untuk melakukan berbagai persiapan termasuk yang berbentuk latihan guru
meningkatkan keterampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud. Sebagaimana
telah dikemukakkan di atas, dalam PTK guru merupakan actor pelaksana tindakan
perbaikan di samping sebagai peneliti
- Perencanaan
Tindakan
- Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan.
Dilihat dari sudut lain, alternative tindakan
perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis dalam arti mengindikasikan
dugaan mengenai perubahan dalam arti
perbaikan yang bakal terjadi jika suatuntindakan dilakukan. Misalnya jika
kebiasaan membaca ditingkatkan melalui penugasan mencari kata atau istilah
serapan, perbendaharaan kata akan meningkat dengan rata – rata 10 % setiap
bulannya. Dari contoh ini, hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga
akan dapat memecahkkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK.
Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan
hipotesisa formal. Jika hipotesis penelitian formal menyatakan adanya hubungan
antara dua variabel atau lebih atau menyatakan adanya perbedaan antara dua
kelompok atau lebih, maka hipotesis tindakan tidak mengatakan demikian, tetapi mengatakan
per4caya tindakan kita akan merupakan suatu solusi yang dapat memecahkan
permasalahan yang diteliti sebagai contoh lain, peloibatab orabg tua dalam
perencanaan kegiatan akademik sekolah akan berdampak menungkatkan perhatian
mereka terhadap penyelesaian tugas siswa di rumah. Agar dapt menyusun hipotesis
tindakan dengan tepat, sebagai peneliti guru dapat melakukan :
1)
Kajian teoretik di bidang
pembelajaran pendidikan
2)
Kajian hasil – hasil penelitian
yang relevan dengan permasalahan
3)
Diskusi dengan rekan – rekan
sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dan sebagainya.
4)
Kajian pendapat dan saran pakar
pendidsikan khususnya yang dituangkan dalam bentuk program, dan
5)
Mereflesikan pengalamannya sendiri
sebagai guru
Dari hasil kajian tersebut dapat diperoleh landasan untuk membangun
hipotesis tindakan. Menurut Soedarsono (1997) beberapa, hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut :
1)
Rumusan alternative tindakan
perbaikn berdasarkan hasil kajian. Dengan kata lain, alternative tindakan
perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara konseptual.
2)
Setiap alternative tindakanb
perbaikan yang dipertimbangkan perlu dikaji ulang dan dievaluasi dari segi
relevansinya. Disamping itu juga perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga
dapat menfasilitasi pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat
selama program tindakan perbaikan itu diimplementasikan.
3)
Pilih alternative tindakan serta
prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan hasil optimal namun masih
tetap ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk melakukannya dalam kondisi dan
situasi sekolah yang actual.
4)
Pikiran dengan seksama perubahan –
perubahan ( perbaikan – perbaiakn) yang secara implicit dan dijanjikan melalui
hipotesis tindakan itu, baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun
tehnik mengajar guru.
- Analisis
Kelaikan Hipotesis Tindakan
Setelah diperoleh gambaran awal mengenai sejumlah
hipotesis tindakan maka selanjutnya perlu dilakukan masing – masing hipotesis
tindakan itu dari segi jarak yang terdapat antara situasi riil dengan situasi
ideal yang dijadikan rujukan. Sebab jika terdapat jarak yang terlalau sulit
untuk mengupayakan perwujudannya, maka tindakan yang dilakukan tidak akan
membuahkan hasil yang optimal. Oleh karena itu kondisi dan situasi yang
dipersyaratkan untuk penyelenggaraan sesuatu tindakan perbaikan dalam rangka
PTK, harus ditetapkan sedemikian sehingga masih ada dalam batas – batas baik
kemampuan guru senada dukungan fasilitas yang tersedia di sekolah maupun kemampuan
rata – rata siswa untuk mencernakannya. Dengan kata lain, sebagai actor PTK
guru hendaknya cukup realistic dalam menghadapi kenyataan keseharian dunia
sekolah dimana is berada dan melalksanakan tugasnya.
Hipotesis tindakan harus dapai diuji secara empiric. Ini berarti bahwa
baik proses implementasi tindakan yang dilakukan maupun dampak yang
diakibatkannya dapat teramati oleh guru yang merupakan actor PTK maupun mitra
kerjanya. Sebagian dari gejala – gejala yang dapat diamati itu dapat diberikan
secara kualitatif. Namun yang paling penting gejala – gejala tersebut harus
dapat divertifikasi oleh pengamat lain, apabila diperlukan.
Pada gilirannya, untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak/hasil
sebagaimana diharapkan diperlukan kajian mengenai kelaikan hipotesis tindakan
terlebih dahulu.Menurut Soedarsono (1997) beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengkaji kelaikan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut :
1)
Implementasi suatu PTK akan
berhasil, hanya apabila didukung oleh kemampuan dan komitmen guru yang
merupakan aktornya. Di pihak lain, sebagaiman telah dikemukakan untuk
pelaksanaan PTK kadang – kadang memang masih diperlukan peningkatan kemampuan
guru melalui berbagai bentuk pelatihan sebagai komponen penunjang. Selanjutnya
selain persyaratan kemampuan, keberhasilan pelaksanaan ptk juga ditentukan oleh
adanya komitmen guru yang merasa tergugah untuk melakukan tindakan perbaikan.
Dengan kata lain PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh atasan atau
didorong oleh keinginan untuk memperoleh imbalan financial.
2)
Kemampuan siswa juga perlu
diperjhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, dan sosial budaya maupun
etik. Dengan kata lain PTK seyogyanya tidak dilaksanakan apabila diduga akan
berdampak merugikan siswa.
3)
Fasilitas dan sarana pendukung yang
tersedia di kelas atau sekolah juga perlu diperhitungkan sebab pelaksanaan PTK
dengan mudah dapat tersabotase oleh kekurangan dukungan fasilitas
penyelenggaraan. Oleh kartena itu demi keberhasilan PTK maka guru dan mitranya
dituntut untuk dapat mengusahakan fasilitas dan sarana yang ditentukan.
4)
Selain kemampuan siswa sebagai
perorangan, keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada iklim belajar di kelas
atau sekolah. Namun pertimbangan ini tentu tidak dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mempertahankan status kuno. Dengan kata lain perbaikan iklim
belajar di kelas dan di sekolah memsng justru dapat dijadikan sebagai salah
satu sasaran PTK.
5)
Karena sekolah juga merupakan
sebuah organisasai, maka selain iklim belajar sebagaimana dikemukakan pada butir
4) Iklim kerja sekolah juga menentkan keberhasilan penyelenggaraan PTK. Dengan
kata lain dukungan dari kepala sekolah serta rekan sejawat guru dapat
memperbesar peluang keberhasilan PTK.
Selain
itu semua tim PTK juga perlu membahas secara mendalam tentang kemungkinan konsekuensi alas an dilakukannya tindakan
yang harus diantisipasi. Demikian pula kemungkinann timbulnya masalah baru
dengan adanya tindakan di kelas. Aats dasar berbagai pertimbangan di atas maka
peneliti dapat secara lebih cermat menyusun rencana yang akan dilakukan.
Langkah-Langkah Merumuskan Masalah
Penelitian Tindakan Kelas
- Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Dalam konteksnya dengan langkah pertama ini,yakni
mengidentifikasi dan merumuskan masalah, lebih dahulu disajikan uraian tantang
ruang lingkup masalah dalam penelitian tindakan kelas. Ini penting agar dalam
mengidentifikasi dan merumuskan masalah menjadi lebih focus pada objek
penelitian yang akan diteliti.
·
Ruang lingkup masalah
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengubah
perilaku penelitiannya yaitu guru, perilaku orang ain yaitu siswa, atau
mengubah kerangka kerja yaitu kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya
menghasilkan perubahan dan peningkatan kualitas keseluruhan aspek
tersebut.Singkatnya ,penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan
kualitas keseluruhan praktik pembelajaran dalamsituasi nyata.
·
Identifikasi masalah
Masalah yang diteliti harus dirasakan dan
diidentifikasi oleh guru sendiri sebagai peneliti, meskipun dapat juga
dilakukan dengan bantuan fasilitator, supaya merasa betul-betul terlibat dalam
proses penelitiannya. Masalahnya terdapat berupa kekurangan yang dirasakan
dalam penerapan model pembelajaran , penggunaan metode ,penggunaan alat peraga,
rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, kreaktifan siswa dalam
pembelajaran, kreativitas belajar siswa, dan sebagainya. Pendek kata,
masalahnya berupa kesenjangan antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan.
·
Perumusan masalah
Masalah-masalah dalam penelitian tindakan kelas
hendaknya dideskripsikan dengan jelas agar perumusan masalahnya dapat dibuat
secara jelas pula. Pada intinya, rumusan masalah harus mengandung deskripsi
secara jelas tentang kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan keadaam yang
diinginkan.
- Menganalisis masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui
dimensi-dimensi penting yang ada dalam masalah itu dan untuk memberikan
penekanan secara lebih jelas. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis
kegiatan, tergantung kepada tingkat kesulitan yang diyunjukkan dalam perumusan
masalah. Di antara analisis masalah yang dapat dilakukan adalah analisis sebab-akibat kesulitan yang
dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat, kajian terhadap data penelitian yang
tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasikan persoalan
atau mengubah cara pandang individu yang terlibat dalam penelitian tantang
masalahnya.kegiatan analisis masalah ini dapat dilakukan melalui diskusi dengan
tema sejawat, dengan fasilitator peneliti dari perguruan tinggi
kependidikan,dan juga kajian pustaka yang relevan.
- Merumuskan hipotesis tindakan kelas
Dalam penelitian tindakan kelas, rumusan hipotesisnya
bukan hipotesis tentang perbedaan atau hubungan antar variable, melainkan
hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan
untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
- Merumuskan rencana tindakan
Dalam merumuskan rencana tindakan hendaknya memuat
rencana informasi sebagai berikut :
a)
Apa yang perlu dilakukan untuk
menentukan kemungkinan terpecahnya masalah yang telah dirumuskan.
b)
Alat-alat dan teknik yang
diperlukan untuk mengumpulkan data.
c)
Rencana perekaman atau pencatatan
data dan pengolahannya.
d)
Rencana untuk melaksanakantindakan
dan mengevaluasi hasilnya.
- Melaksanakan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang direncanakan hendaknya
bersifat fleksibel untuk mencapai perbaikan yan diinginkan. Pada saat tindakan
dilaksanakan inilah pengumpulan data dilakukan. Data yang dikumpulkan mencakup
semua yang dilakukan, pengaruh tindakan terhadap peserta penelitian, pola
interaksi yang terjadi, dan proses yang berlangsung.
- Menganalisis dan memaknai data
Isi semua catatan atau rekaman data hendaknya
dicermati untuk dijadikan landasan melakukan refleksi. Di sini peneliti harus
membandingkan berbagai isi catatan atau rekaman agar dapat menentukan suatu
temuan yang relative valid dan reliable. Dengan perbandingan ini, unsure
kesubjektifan dapat dikurangi. Penggolongan dapat dilakukan juga untuk dapat
menyimpulkan dan memberikan pemaknaan data.
Data yang diperoleh melalui tes akan sangat membantu
untuk menentukan adanya perbaikan yang diinginkan. Semua yang terjadi, baik
yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan perlu dianalisis untuk
menentukan apakah ada perubahan kea rah perbaikan atau penimgkatan kualitas di
segala aspek praktik dalam situasi yang terkait dengan kegiatan pembelajaran.
Hasil data dapat disajikan secara kualitatif deskriptif.
- Membuat laporan hasil
Hasil analisis data dilanjutkan dengan penyusunan
laporan. Laporan hendaknya mencakup ulasan lengkap tentang pelaksanaan tindakan
sesuai dengan yang telah direncanakan, pelaksanaan pemantauannya, dan perubahan
atau peningkatan kualitas yang terjadi sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan.
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
ReplyDeleteWebsite paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com