Tanaman autrotof umumnya memerlukan C, H, dan O
yang diperoleh dari CO2, H2O, O2. selain itu juga memerlukan 13 unsur
anorganik lainnya. Enam dari 13 elemen tersebut diperlukan dalam jumlah besar
dibandingkan dengan 7 sisanya. Unsur-unsur makro tersebut adalah N, P, K, Ca,
Mg dan S. Sedangkan 7 elemen mikro yang lain adalah Mo, Cu, Zn, Mg, B, Fe, dan
Cl. Unsur- unsur ini sangat penting untuk menunjang kebutuhan tanaman.
Ketersediaan unsur hara yang kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka
tanaman tersebut akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat dilihat
dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur
hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat
(kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman (Ferguson,
1960). Sehingga pada praktikum kali ini akan membuktikan unsur-unsur mana yang
berperan dalam pertumbuhan tanaman.
Nutrisi mineral merupakan elemen utama yang diperoleh dalam bentuk
anorganik ion dari dalam tanah. Meskipun nutrisi mineral sikl;usnya
berkelanjutan pada semua organisme, mereka memasuki predominan biosfer ke
seluruh sistem akar pada tumbuhan, jadi dalam aksi tumbuhan sebagai mineral
kerak bumi. Daerah permukaan terluas akar dan kemampuan mereka untuk meneyerap
ion-ion anorganik pada konsentrasi rendah dari tanah membuat penyerapan mineral
berlangsung sangat efektif prosesnya pada tumbuhan setelah dilakukan penyerapan
oleh akar, elemen mineral akan ditranslokasikan ke berbagai bagian tumbuhan
dimana mereka digunakan dalam banyak fungsi biologi. Organisme lain seperti
mikorhiza, fungi, dan Nitrogen pada bekteri sering bekerja sama dengan akar
dalam penyerapan nutrisi (Taiz dan Zeiyer, 2002).
Unsur-usnur C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg adalah makro elemen karena
diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh
tanaman), sedangkan Zn, Mn, Cu, Fe, B, Mo, Sr, Al dan Al disebut mikro elemen
karena mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa
ppm/ part per million dari berat keringnya) (Menurut
Dwidjoseputro, 1990)
Tumbuhan dapat mengabsorpsi sejumlah nitrogen dalam bentuk asam amino
atau urea.Beberapa tumbuhan pemakan serangga, misalnya : Venus flytrap (Drocera
sp) dan kantong semar (Nephentes sp.) dapat mencerna serangga
untuk memenuhi kebutuhan nitrogennya.Gejala defisiensi fosfor sering
ditunjukkan oleh tanaman. Meskipun dijumpai dalam jumlah banyak di dalam tanah,
tetapi tidak terdapat dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman yaitu ion H2PO4–
atau HPO42-. Fosfat merupakan penyusun asam nukleat dan molekul ATP untuk
transfer energi. Tanaman yang kekurangan fosfat laju pertumbuhannya terhambat
dan bagian yang baru tumbuh seringkali rapuh. Pada beberapa tanaman kekurangan
fosfat dapat menunjukkan gejala berwarna keunguan pada daun bagian bawah.
Kalium diambil tumbuhan dalam bentuk ion K+ yang larut dalam air tanah.
Sebagian kalium dalam tanah tidak dalam bentuk tersedia, sehingga tanaman dapat
menunjukkan gejala kekurangan kalium. Gejala kekurangan kalium umumnya lebih
terlokalisir dari pada gejala kekurangan N dan P. Daundaun yang lebih tua
biasanya menunjukkan gejala yang lebih jelas. Daunnya berubah kuning dan
akhirnya mati, jaringan kecoklatan pada bagian tepi atau berupa bercak yang
tersebar. Batang dan akar yang kekurangan kalium akan lemah atau kerdil. Gejala
kekurangan unsur hara N, P, dan K dapat dilihat (Marschner, 1986).
Tumbuhan adalah organisme autotrofik.
Mereka hidup dalam seluruh lingkungan, mengambil karbondioksida dari atmosfer
dan air, dan nutrisi mineral dari dalam tanah. Sejak tumbuhan berdiri atu hidup
pada bagian bawah rantai makanan, nutrisi mineral terasimilasi oleh tumbuhan
sewaktu-waktu menemukan jalannya menuju bahan yang menyediakan atau sebagai
produsen bagi hewan maupun manusia. Karena tumbuhan merupakan organisme
autorofik, maka semua tumbuhan harus konstan mengambil substansi dari
lingkungan untuk mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan. Arti dari
membentuk atau membuat material tersebut penting untuk organisme disebut subyek
nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan adalah 2 topik yang berbeda yaitu
nutrisi organik dan nutrisi anorganik. Nutrisi organik terfokus pada produksi
karbon, hidrogen, dan oksigen melalui fotosintesis. Nutrisi anorganik, di lain
sisi, terkonsenrasi dengan pemenuhan elemen mineral dari dalam tanah (Hopkins,
1999).
Tumbuhan memerlukan banyak nutrisi pada
masa pertumbuhan. Semakin banyak dan semakin cepat tunas dapat dihasilkan maka
semakin tinggi tingkat nutrisi dan Hormon yan diperlukan (Mariska, et al.
1992).
NUTRIEN
DAN KEPENTINGANNYA KEPADA TANAMAN
Jenis dan fungsi nutrien tanaman
Tanaman memerlukan sumber nutrisi
agar bisa tumbuh subur dan mnghasilkan produk yang berkualitas untuk digunakan
makhluk hidup lainnya. Nutrisi tanaman terbagi dalam dua jenis, yaitu
makronutrien dan mikronutrien.
MAKRONUTRIEN
Makronutrien
merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak.
Yang terbagi lagi dalam unsur utama dan unsur sekunder.
Elemen
makronutrien yang tergolong di dalam unsur utama ialah Karbon (C), Hidrogen
(H) , Oksigen (O) ,Nitrogen (N) , Fosforus(P) dan Kalium(K).
Unsur-unsur
karbon, hidrogen dan oksigen cukup mudah diperoleh tanaman melalui udara dan
air. Unsur-unsur nitrogen, fosfordan kalium biasanya diberikan kepada
tanaman melalui pemupukan. Setiap unsur ini mempunyai peranan tersendiri dalam
kegiatan hidup suatu tanaman.
NITROGEN (N)
Kepentingan
Memberikan warna 'hijau' kepada
tumbuhan melalui pembentukan klorofil.
Membantu dalam pembentukan asam
amino (protein) dan enzim-enzim di dalam sel-sel tumbuhan.
Pertumbuhan tanaman
Kesan kekurangan
Daun akan menjadi kuning
Daun di bawah akan gugur
Pertumbuhan pokok menjadi lambat
Nitrogen amat mudah larut
di dalam air. Oleh karena itu penyiraman yang berlebihan akan memudahkan unsur
ini hilang dengan cepat sebelum mencapai akar tumbuhan atau penyerapan melalui
daun. Pemberian pupuk yang mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi akan
meyebabkan kesan terbakar pada bagian vital tumbuhan yang tidak akan
mengeluarkan hasil (bunga atau buah).
FOSFORUS (P)
Kepentingan
Merangsang pertumbuhan akar
Merangsang pemekaran bunga
Membantu di dalam
menguatkan sistem pertahanan utama.
Kekurangan
Pertumbuhan terhambat
Warna daun menjadi hijau
tua
Akar pokok terhambat dan menjadi
kecil
Buah lambat untuk matang dan
masak
KALIUM (K)
Kepentingan
Untuk pembungaan dan pembuahan
Sistem pertahanan tanaman
Membantu proses kimia seperti
proses pengeluaran karbohidrat, gula, protein dan enzim enzim yang diperlukan
oleh pokok untuk hidup dengan subur.
Mengatur kadar air
Kesan kekurangan
Proses sintesis protein terhambat
Daun menguning dan ujung
mengekerut dan di tepi daun layu dan mati
Pertumbuhan terhambat
KALSIUM (Ca)
Kepentingan
Sangat diperlukan untuk
pertumbuhan meristem pucuk dan akar.
Berperan di dalam pembentukan
dinding sel tumbuhan.
Diperlukan di dalam proses
fotosintesis.
mengaktifkan enzim di dalam
metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan protein dan asam amino.
Berperanan di dalam pembagian sel
dan pertumbuhan tanaman dengan membantu penyebaran gula di jaringan.
Membantu proses mematangkan
stem
Meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit
Mengatur penutupan dan pembukaan
lubang stomata
Memperbaiki tekstur buah.
kekurangan
Pertumbuhan terhambat
Bentuk daun muda tidak seimbang
dan tidak subur
MAGNESIUM (Mg)
Kepentingan
Penting di dalam pembentukan
klorofil
Komponen penting di dalam
protoplasma tanaman
kekurangan
Terjadi klorosis (daun-daun
menguning)
Sebagian daun atau keseluruhan
daun mati
SULFUR (S)
Kepentingan
Membantu pembagian sel
Mempercepatkan perkembangan buah
Komponen penting di dalam
protoplasma
Kesan kekurangan
Daun muda menguning
Pertumbuhan lambat
MIKRONUTRIEN
MANGAN (Mn)
Kepentingan
Mengaktifkan sesetengah enzim
tanaman
Kesan kekurangan
Klorosis
Daun bertotol kuning
BORON (B)
Kepentingan
Diperlukan di dalam penguraian
karbohidrat
Kesan kekurangan
Pembentukan bunga terhambat
Pertumbuhan pucuk dan akar
terhambat
ZINK (Z)
Kepentingan
Mengaktifkan setengah enzim
Menghindari buah gugur
sebelum matang
Merangsang pengeluaran akar
Kesan kekurangan
Pertumbuhan terbantut
KUPRUM (Cu)
Kepentingan
Komponen di dalam struktur enzim
tanaman
Memangkin tindak balas
pengoksidaan
Kesan kekurangan
Pertumbuhan tidak normal
MOLIBDENUM (Mo)
Kepentingan
Komponen enzim yang terlibat
dalam metabolisme nitrogen
Kesan kekurangan
Pertumbuhan terbantut
BESI (Fe)
Kepentingan
Penting di dalam sintesis
klorofil
Sebagai pemangkin di dalam tindak
balas kimia tanaman
Kesan Kekurangan
Klorosis pada urat daun
Note : dilakukan perubahan dari
bahasa asli seperlunya
Kandungan unsur tersebut dapat
ditemukan pada pupuk yang sering digunakan untuk tanaman.
1. Berdasarkan asal : Pupuk
Organik dan Pupuk Anorganik
Pupuk organik adalah pupuk yang
berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mengalami peruraian
(dekomposisi) oleh mikroorganisme pengurai. Contohnya pupuk kompos dan pupuk
kandang. Pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang lengkap tetapi
umumnya dalam kondisi yang tidak tinggi. Sedangkan pupuk anorganik atau pupuk
buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara mencampur
berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara tertentu yang
tinggi. Contohnya : Urea SP 36, KCl , Grand-S 15 , Tanigro, Grand-K Kalimags
dan lain-lain.
2. Menurut jenis unsur hara yang
dikandungnya : Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk
Pupuk tunggal mengandung satu
jenis unsur hara saja yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Biasanya berupa
unsur hara makro primer, walaupun memiliki senyawa pengiring. Contohnya Urea
(45% N) SP36 (36% P2O5) dan KCl (60% K2O). Sementara pupuk majemuk mengandung
lebih dari satu jenis unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Contohnya Grand-S 15 (15% N, 15% P2O5, 15% K2O), TANIGRO (16% N, 20% P2O5,
0.17% MgO, 0.39% CaO), Kalimags (30% K2O, 10% MgO, 18% S) Grand-K (13% N, 46%
K2O, + UH mikro). Penggunaan pupuk majemuk ini lebih praktis karena dengan satu
kali aplikasi sudah dapat mensuplai beberapa jenis hara baik makro maupun
mikro. Berdasrkan jenis hara yang dikandungnya ini, pupuk juga dapat dibedakan
menjadi pupuk makro yang mengandung hara makro seperti Urea, TSP dan KCl, serta
pupuk mikro yang mengandung hara mikro.
3. Menurut cara aplikasi : Pupuk
Akar dan Pupuk Daun
Pupuk akar merupakan pupuk yang
diaplikasikan melalui akar, dapat dalam bentuk butiran maupun kristal,
contohnya : Urea, Tanigro, Grand-S 15, Kalimags, Grand-K dan lain-lain.
Sementara pupuk daun adalah pupuk yang cara aplikasinya lewat daun melalui cara
semprot dan dapat dicampur dengan pestisida, contohnya : Mamigro, Gardena,
Fitomic dan lain-lain.
4. Berdasarkan cara melepaskan
unsur hara : Fast Release dan Slow Release
Jika pupuk Fast Release
ditaburkan ke tanah, dalam waktu singkat unsur hara yang dikandungnya dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahannya , ialah terlalu cepat habis bukan hanya
diserap oleh tanaman, tetapi juga karena menguap dan tercuci oleh air.
Contohnya : Urea, ZA dan KCl.
Pupuk Slow Release atau sering
juga disebut pupuk lepas terkendali akan melepaskan unsur hara yang
dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan
demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bagi
tanaman dibandingkan dengan pupuk Fast Release . Contohnya Grand-K Prill,
KaliMagS dan Tanigro. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang
dikandungnya dilindungi secara mekanis dan kimiawi. Perlindungan secara mekanis
berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang mirip
dengan bahan pembungkus kapsul. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan
cara mencampur bahan pupuk menggunakan bahan kimia yang aman bagi tanah dan
tanaman sehingga bahan pepuk tersebut lepas secara terkendali. Biasanya dari
segi harga, jenis pupuk ini lebih mahal dibandingkan pupuk lain, namun kualitas
merupakan jaminan.
Efektifitas pemupukan dipengaruhi
oleh pemilihan jenis pupuk, pemakaian dosis yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan cara penempatan pupuk.
Dalam pemberian pupuk perlu juga
diperhatikan mobilitas (mudah tidaknya berpindah) Unsur Hara. Artinya kita
harus mengetahui apakah jenis pupuk yang kita berikan termasuk mengandung unsur
hara yang mudah berpindah, tercuci atau menguap.
Phosphor (P) hampir tidak
bersifat mobil (mudah berpindah). Akibatnya pupuk P tetap berada di tempat
semula (tidak jauh dari tempat pemberian pupuk), sehingga harus diberikan lebih
banyak pada pupuk dasar dan usahakan dekat dengan area perakaran. Pemberian
pupuk P sebaiknya dengan cara pembuatan tugalan atau larikan disamping tanaman,
sebab jika dengan cara penebaran (ditaburkan saja) pemanfaatan pupuk P
cenderung tidak efektif. Pupuk Kalium dan Nitrogen cenderung mudah bergerak
(mobil) dari tempat asal penebarannya. Pola pergerakannya vertikal ke bawah
bersama air. Tidak disarankan memberikan pupuk Kalium dan Nitrogen secara
sekaligus atau satu kali apliaksi, karena kemungkinan terjadinya penguapan atau
pencucian sangat besar.
0 comments:
Post a Comment